Dulu, kebanyakan anak muda tumbuh dengan mindset bahwa setelah lulus sekolah atau kuliah, langkah berikutnya adalah mencari pekerjaan tetap. Namun, kini peta sudah berubah. Generasi muda tak lagi sekadar menunggu lowongan, melainkan berani menciptakan peluang baru. Inilah wajah ekonomi kreatif sebuah sektor yang digerakkan oleh ide, inovasi, dan kreativitas.
Contohnya bisa kita lihat di sekitar kita. Ada mahasiswa yang menjual karya desain grafis secara online, anak muda yang memonetisasi hobi gaming lewat live streaming, hingga kelompok kreator konten yang berhasil mengangkat produk lokal ke pasar internasional. Semua ini menunjukkan bahwa kreativitas dapat menjadi sumber penghasilan nyata, bahkan tanpa harus menunggu panggilan interview kerja.
Mengapa generasi muda begitu identik dengan ekonomi kreatif? Jawabannya sederhana: mereka tumbuh bersama teknologi. Media sosial, marketplace, dan platform digital sudah menjadi bagian dari keseharian. Bagi mereka, membuat konten, berjualan secara online, atau merintis brand kecil bukanlah hal asing, melainkan gaya hidup.Namun, jalan ini tentu tidak selalu mulus. Tantangan terbesar justru datang dari konsistensi dan keberanian untuk mengambil risiko. Tidak semua konten akan viral, tidak semua bisnis langsung laku. Dibutuhkan ketekunan, strategi, dan kemampuan membaca tren agar ide kreatif bisa berbuah jadi pemasukan.
Di sinilah peran pemerintah, dunia pendidikan, dan masyarakat sangat penting. Dukungan berupa pelatihan kewirausahaan, akses pembiayaan, hingga kebijakan yang berpihak pada pelaku usaha kreatif akan menjadi “bensin” bagi semangat muda. Bila ekosistem ini terjaga, generasi muda tak hanya menjadi penonton, tetapi motor penggerak ekonomi bangsa. Ekonomi kreatif adalah bukti bahwa pekerjaan di masa depan tidak hanya soal seragam kantor dan meja kerja. Ia bisa lahir dari kamera ponsel, laptop sederhana, atau bahkan sekadar ide segar yang berani diwujudkan. Dan di tangan generasi muda, peluang itu bisa menjadi kenyataan.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”