Kirim Press Release
Contact Us
  • Login
  • Register
Siaran Berita
Kirim Berita Media Wanita
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
Siaran Berita
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
No Result
View All Result
Siaran Berita
No Result
View All Result
Home Opini

Gunung Lewotobi Meletus: Ketika Alam Berbicara, Apakah Kita Masih Mendengarkan?

Apakah Kita Masih Mendengarkan?

yohanessoares21385 by yohanessoares21385
2 August 2025
in Opini
A A
0
illustration of Nature scene of volcano eruption

illustration of Nature scene of volcano eruption

854
SHARES
1.2k
VIEWS
Ada apa 1080 x 2787

Gunung Lewotobi Meletus: Ketika Alam Berbicara, Apakah Kita Masih Mendengarkan?

Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki pada Jumat malam, 1 Agustus 2025, pukul 20.48 WITA, bukan hanya sebuah peristiwa geologis biasa. Kolom abu setinggi 10 kilometer yang membumbung ke angkasa bukan sekadar fenomena visual dramatis, melainkan alarm keras dari perut bumi—bahwa manusia, dengan segala ambisi dan kelalaiannya, belum benar-benar siap hidup berdampingan dengan kekuatan alam yang maha dahsyat.

Dalam konteks Indonesia sebagai negeri di atas “Cincin Api Pasifik”, letusan Lewotobi harus dibaca sebagai narasi besar tentang ketimpangan antara pengetahuan, kebijakan, dan kesadaran publik. Gunung ini telah berstatus “Awas” (Level IV) sejak awal tahun, dengan berbagai aktivitas vulkanik yang sudah menunjukkan pola letusan. Namun, ketika letusan dahsyat benar-benar terjadi, kita lagi-lagi menyaksikan kepanikan mendadak, evakuasi terburu-buru, dan minimnya kesiapan struktural serta kultural di tingkat masyarakat akar rumput.

Baca Juga

Sumber: iStock

Pemberdayaan Rasa-Rasa Dagang

3 August 2025
Sumber Foto : Kompas.Com

Partai Politik Dan Wajah Demokrasi Indonesia

3 August 2025
ilustrasi bersumber dari detik.com

TPA yang Seharusnya Menjadi Solusi Kenapa Bisa Menimbulkan Masalah Baru?

3 August 2025
Screenshot 20250801 205715

Menelusuri Liku-Liku Kekuasaan Tambang dan Industri: Catatan Satiris atas Dua Nama di Jawa Barat

1 August 2025

Mitigasi yang Gagal Mendarat di Bumi Nyata

Sebagian pihak mungkin berargumen bahwa sistem peringatan dini sudah aktif: Pos Pemantauan aktif melaporkan aktivitas vulkanik, PVMBG memperbarui status, dan pemerintah daerah mengimbau evakuasi. Namun, apakah peringatan itu sampai dan dipahami oleh masyarakat secara utuh? Apakah ada komunikasi risiko yang benar-benar membumi, atau hanya berupa spanduk dan pengumuman megafon yang tak menggugah perilaku?

Letusan tanggal 1 Agustus ini menjadi saksi bahwa mitigasi kita masih terlalu teknokratis dan belum menyentuh dimensi sosiokultural masyarakat lokal. Di banyak desa, masih ada warga yang memilih tetap tinggal di zona merah karena merasa “ini bukan yang pertama” atau “Tuhan akan melindungi kami”. Ketika keyakinan spiritual tidak dijembatani oleh pendekatan edukasi yang menghargai budaya lokal, maka peringatan menjadi sia-sia.

Ketimpangan Kesiapsiagaan: Siapa yang Paling Rentan?

Seperti bencana-bencana lainnya, letusan ini tidak memukul semua orang secara merata. Warga miskin di lereng gunung, para petani yang menggantungkan hidup pada lahan di zona bahaya, serta perempuan dan anak-anak di desa terpencil adalah pihak yang paling rentan. Mereka tidak hanya berisiko terkena dampak langsung letusan, tetapi juga menghadapi kerentanan struktural: tidak ada akses transportasi darurat, minimnya masker dan air bersih, serta ketergantungan pada informasi informal.

Sementara pemerintah pusat mungkin berdebat soal data seismik, ribuan orang di kaki Lewotobi hidup dalam ketidakpastian: apakah esok masih bisa bernapas tanpa abu? Apakah ternak mereka akan mati? Apakah air sumur mereka masih layak minum?

Relasi Manusia-Alam yang Telah Terputus

Letusan ini seharusnya menjadi cermin bagi kita semua, bahwa relasi manusia dengan alam telah terlalu lama dimaknai secara dominatif dan eksploitatif. Gunung dipandang sebagai lanskap, bukan makhluk hidup geologis. Kita menggusur, membangun, dan menambang tanpa mempertimbangkan napas bumi. Maka saat gunung bicara dengan abu dan gemuruh, kita panik bukan karena tidak tahu, tapi karena telah lama menolak untuk mendengarkan.

Apakah kita lupa bahwa gunung api bukan sekadar bahaya, melainkan juga guru? Ia mengajarkan bahwa keseimbangan harus dijaga, bahwa kekuatan besar tidak bisa diabaikan, dan bahwa kesombongan teknologi tidak menjamin keselamatan manusia.

Apa yang Harus Dilakukan?

Pertama, pemerintah harus meninggalkan pendekatan mitigasi satu arah. Mitigasi harus partisipatif, berbasis komunitas, dan mengintegrasikan kepercayaan lokal ke dalam sistem penanganan bencana. Kedua, kurikulum pendidikan di wilayah rawan bencana harus memasukkan pelajaran tentang kesiapsiagaan bencana sejak usia dini. Ketiga, kita perlu membangun sistem logistik dan komunikasi darurat yang inklusif, yang tidak hanya bergantung pada sinyal internet dan perangkat modern, tetapi juga dapat diakses oleh warga pedalaman dan kelompok rentan.

Terakhir, kita harus mengubah cara berpikir: dari melihat bencana sebagai peristiwa insidental menjadi bagian dari kehidupan yang harus dihadapi dengan kesiapan, bukan dengan ketakutan atau penyangkalan.

Kirim Berita Media Wanita

Penutup: Abu yang Menyisakan Pertanyaan

Abu vulkanik yang melayang dari Gunung Lewotobi pada malam 1 Agustus 2025 mungkin akan mengendap dan dibersihkan dalam waktu beberapa minggu. Namun, jejak krisis yang ditinggalkannya tidak boleh hilang begitu saja. Ia harus menjadi momentum untuk meninjau ulang arah kebijakan kebencanaan kita, memperkuat kapasitas komunitas, dan yang terpenting  mengembalikan kesadaran bahwa manusia bukan penguasa alam, melainkan bagian kecil dari siklus besar kehidupan bumi.

Ketika alam berbicara lewat letusan, pertanyaannya bukan hanya apakah kita mendengar tapi apakah kita belajar.

Share342Tweet214Share60Pin77SendShare
Leaderboard Satu Rumah
Previous Post

Meningkatkan Minat Baca Anak, Mahasiswa KKN Gelar Kegiatan Membaca Nyaring dan Cerdas Mengulas Buku di SDN 2 Ijobalit

Next Post

KKN PINTAR UNUGIRI Kelompok 37 Adakan Sosialisasi Stop Bullying di SDN Malingmati 2

yohanessoares21385

yohanessoares21385

Related Posts

Sumber: iStock

Pemberdayaan Rasa-Rasa Dagang

3 August 2025
Sumber Foto : Kompas.Com

Partai Politik Dan Wajah Demokrasi Indonesia

3 August 2025
ilustrasi bersumber dari detik.com

TPA yang Seharusnya Menjadi Solusi Kenapa Bisa Menimbulkan Masalah Baru?

3 August 2025
Screenshot 20250801 205715

Menelusuri Liku-Liku Kekuasaan Tambang dan Industri: Catatan Satiris atas Dua Nama di Jawa Barat

1 August 2025
Next Post
Pemateri

KKN PINTAR UNUGIRI Kelompok 37 Adakan Sosialisasi Stop Bullying di SDN Malingmati 2

IMG 20250728 WA0034

Malam Pembukaan MTQ XXXIII Tingkat Kabupaten Sanggau Tahun 2025

Kue Balok

Mahasiswa KKM Kelompok 29 Dorong Ekonomi Lokal Melalui Peningkatan Nilai Jual Kue Balok

WhatsApp Image 2025 08 01 at 22.44.42

Wujud Kolaborasi Nyata, KKN USK dan Aparatur Desa Sulap Gedung Serbaguna Jadi Perpustakaan Impian

WhatsApp Image 2025 08 01 at 22.24.13

Dari Cerita hingga Proyek Es Krim, Program Literasi Kreatif KKN USK Hidupkan Suasana Belajar di MTSS Pulo Tige

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
Siaran Berita

Siaran-Berita.com adalah portal media berita online yang terbuka untuk umum dan menerima kontribusi tulisan dari berbagai penulis. Tulisan yang dimuat dapat berupa berita, press release, opini, maupun bentuk tulisan lainnya.

Segala konten yang dipublikasikan di Siaran-Berita.com merupakan tanggung jawab penuh dari masing-masing penulis. Hak cipta atas isi tulisan, gambar, maupun video yang ditayangkan di situs ini sepenuhnya menjadi milik penulis atau pengunggah konten.

Follow Us

Siaran-Berita.com

Jika Anda merasa keberatan dengan adanya tulisan, gambar, atau video yang ditampilkan di situs ini karena alasan hak cipta atau alasan lainnya, silakan hubungi tim redaksi melalui email di:

📧 redaksi@siaran-berita.com

Kami akan segera meninjau dan menghapus konten yang dimaksud sesuai dengan kebijakan dan pertimbangan redaksi.

Penting! Klaim Tulisan Kamu

Sehubungan dengan serangan pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab mengakibatkan Redaksi mengalami kehilangan data dan terpaksa melakukan restore dari backup yang mengakibatkan beberapa tulisan dari penulis “berpindah” ke default “Redaksi”. Bagi yang ingin mengklaim tulisan nya silahkan tinggalkan pesan di kolom komen atau email ke : redaksi@siaran-berita.com

Iklan MC DSA Square
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?
  • Contact Us

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Login
  • Sign Up

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita