Mi instan, bubur instan, atau sereal instan sudah jadi teman setia banyak orang. Anak kosan yang lapar tengah malam, pekerja sibuk yang nggak sempat masak, sampai keluarga yang pengen makanan cepat saji—semua pasti pernah mengandalkan makanan instan. Tinggal tuang air panas, aduk sebentar, langsung bisa dinikmati. Praktis banget, kan?
Tapi pernah kepikiran nggak, kenapa makanan instan bisa sesederhana itu cara penyajiannya? Kok mi instan cepat kenyal, bubur instan langsung lembut, atau sereal instan gampang larut? Rahasianya ada pada sebuah proses sains pangan bernama gelatinisasi pati.
Gelatinisasi adalah proses ketika butiran pati yang ada dalam tepung, beras, atau jagung menyerap air dan mengembang saat dipanaskan. Struktur alaminya yang keras berubah jadi lebih lembut, kental, atau kenyal. Contoh gampangnya, waktu masak beras jadi nasi. Awalnya keras, tapi setelah dimasak butiran beras berubah jadi pulen. Nah, prinsip yang sama dipakai di industri makanan instan. Dengan bantuan gelatinisasi, produk bisa siap saji hanya dengan air panas.
Di balik mangkuk mi instan yang cepat matang, ada tepung yang sudah melalui tahap gelatinisasi sebagian sebelum dikeringkan. Itu sebabnya cukup direbus sebentar, mi langsung kenyal. Pada bubur instan, patinya sudah diolah supaya mudah mengembang lagi, makanya cukup diseduh air panas sudah langsung halus dan lembut. Sementara sereal instan yang renyah saat kering bisa cepat lembut begitu ketemu susu hangat, juga berkat proses yang sama.
Tanpa gelatinisasi, makanan instan nggak akan sepraktis sekarang. Proses ini bukan hanya mempersingkat waktu masak, tapi juga menentukan tekstur dan membuat makanan lebih mudah dicerna tubuh. Pati yang sudah tergelatinisasi lebih gampang diurai oleh enzim pencernaan, jadi energi bisa lebih cepat terserap. Selain itu, produk instan juga bisa lebih tahan lama tanpa kehilangan kualitasnya.
Meski begitu, ada hal penting yang jangan dilupakan. Makanan instan memang praktis dan enak, tapi kalau terlalu sering dikonsumsi juga nggak baik buat kesehatan. Kandungan garam, lemak, dan bahan tambahannya biasanya cukup tinggi. Kalau kebanyakan, bisa memberi dampak buruk dalam jangka panjang. Jadi, nikmati mi instan, bubur instan, atau sereal instan secukupnya saja, dan jangan lupa imbangi dengan makanan segar dan bergizi.
Pada akhirnya, keajaiban makanan instan bukan cuma soal bumbu sachet yang lezat, tapi juga ilmu pangan yang cerdas. Gelatinisasi pati jadi teknologi tersembunyi yang bikin mi instan, bubur instan, dan sereal instan jadi favorit banyak orang. Jadi, lain kali saat kamu menuang air panas ke mangkuk mi instan, ingatlah: ada sains keren yang bekerja di balik itu!
Sumber:
Winarno, F.G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
BeMiller, J.N., & Whistler, R.L. (2009). Starch: Chemistry and Technology. Academic Press.
Ratnayake, W.S., & Jackson, D.S. (2008). Starch gelatinization. Advances in Food and Nutrition Research, 55, 221–268.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”