Obat digunakan sebagai terapi dalam proses penyembuhan suatu penyakit. Namun, obat harus digunakan secara tepat agar khasiatnya tercapai. Secara ideal, dengan minum obat diharapkan akan mempercepat penyembuhan pada penyakit yang diderita. Akan tetapi, obat akan memberikan efek yang berbeda pada masing-masing individu, karena hal ini tergantung pada makanan atau minuman apa yang telah dikonsumsinya atau penyakit lain yang dideritanya.
Apa itu Interaksi Obat?
Interaksi makanan-obat (Food and Drug Interaction) terjadi ketika ada hubungan fisik, kimia, atau fisiologis antara obat dan makanan atau suplemen makanan. Interaksi ini terutama terjadi pada obat yang diberikan secara oral dan dapat mempengaruhi cara obat diserap, didistribusikan, dimetabolisme, dan dikeluarkan oleh tubuh.
Pada seseorang dapat berbeda dari yang diharapkan karena obat dapat berinteraksi dengan obat lain (interaksi obat – obat), makanan, minuman, suplemen diet yang dikonsumsi (interaksi obat – makanan) atau faktor lain seperti penyakit orang tersebut (interaksi obat – penyakit).
Interaksi ini dapat menyebabkan penurunan efektivitas obat, meningkatkan risiko efek samping, atau bahkan menyebabkan zat racun
Jenis Interaksi Makanan-Obat dan Pengaruhnya
Jus Jeruk Bali Merah dikenal memiliki tingkat interaksi yang tinggi dengan berbagai obat, mempengaruhi kemampuan hati dalam mencerna-obatan. Pasien yang mengkonsumsi obat penenang, antikejang, atau agen penurun koleterol disarankan untuk menghindari Jus ini untuk mencegah terjadinya interaksi yang berbahaya.
Warfarin adalah obat pengencer darah untuk pasien stroke dan gagal jantung, Namun, bila dikonsumsi bersamaan dengan suplemen makanan dan makanan yang kaya akan vitamin K seperti sayuran hijau yang membantu dalam pembekuan darah akan menurunkan efek kerja obat sebagai pengencer darah. Terjadi reaksi yang saling berlawanan.
Antihistamin adalah golongan obat untuk meredakan gejala alergi seperti bersin, mata gatal. Kerja obat Lebih efektif jika diminum saat perut kosong. Sementara itu, cimetidine sebagai obat asam lambung sebaiknya diminum dengan makanan untuk menjaga kadar khasiat dalam darah. Ini menunjukkan pentingnya waktu konsumsi dalam mencapai efektivitas optimal dari antihistamin.
Analgesik dan Antipiretik adalah obat yang berfungsi meredakan nyeri dan demam dengan cepat, contohnya obat paracetamol sebaiknya diminum saat perut kosong karena akan lebih cepat diserap. Sebaliknya, obat anti peradangan (inflamasi) sebaiknya diminum dengan makanan atau susu untuk mencegah iritasi lambung.
Pencegahan Interaksi
Baca petunjuk pada kemasan.
Minum obat dengan segealas air putih, kecuali dokter menyarankan berbeda
Jangan mencampur obat dengan makanan, misalnya dengan membuka cangkang kapsul dan mencampur obatnya dengan makanan atau minuman lain.
Jangan mencampur obat dengan minuman panas karena panas dapat mempengaruhi kerja obat.
Disusun Oleh: Kelas A Kelompok 7
Mahasiswa Semester 4 Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya