Desa Bokor, 5 Juli 2025 – Jelang peringatan Tahun Baru Islam 1447 H atau 1 Suro bagi masyarakat di Indonesia khususnya di Pulau Jawa, Pemerintah Desa Bokor, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, menggelar Acara Kirab Tumpeng yang dilakukan oleh Masyarakat serta Mahasiswa Universitas Brawijaya.
Kegiatan ini menyambut baik serta melibatkan Mahasiswa Universitas Brawijaya yang tergabung dalam program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Pertanian (FP) yang turut serta dalam memeriahkan acara Kirab Budaya 1 Suro di Desa Bokor, Kecamatan Tumpang. Keterlibatan mereka menjadi bagian dari kolaborasi aktif dengan warga dalam pelestarian budaya lokal sekaligus media pembelajaran lintas generasi.
Sejak pagi, mahasiswa dari kedua tim ini terlibat dalam berbagai persiapan mulai dari menyusun tumpeng, menghias hasil bumi untuk arak-arakan, hingga mendokumentasikan rangkaian kegiatan. Momen ini menjadi salah satu kegiatan kolaboratif yang tidak hanya menampilkan keindahan tradisi, tetapi juga memperkuat relasi antara kampus dan masyarakat desa.
Kirab Tumpeng 1 Suro: Tradisi Sarat Makna
Dalam menyambut malam 1 Suro yang khidmat sekaligus semarak, warga Desa Bokor, Kecamatan tumpang, kabupaten Malang, menyelenggarakan Acara Kirab Tumpeng 1 Suro untuk memperingati Tahun Baru Islam 1447 Hijriah pada Jumat malam, 5 Juli 2025. Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun dan menjadi salah satu bentuk pelestarian budaya Jawa yang masih dijaga dengan kuat oleh masyarakat lokal.

Arak-Arakan Kirab dimulai pada jam 19.00 WIB mulai dari halaman SDN Bokor dan berakhir di Latar Bokor, diikuti oleh warga dari berbagai RT yang membawa tumpeng, hasil bumi, dan aneka sajian tradisional sebagai wujud rasa syukur dan doa untuk keselamatan. Setiap RT memiliki kekhasan tersendiri ada yang membawa nasi tumpeng, jajanan, ada yang membawa sayur-mayur dan buah, dan sebagainya yang sangat menarik, bahkan dalam arak-arakan tersebut ada yang menggunakan kendaraan hias dan berjalan kaki sambil membawa obor, serta menggunakan pakaian tradisional yang sangat menarik. Dalam kegiatan ini menampilkan semangat gotong royong dan kreativitas warga yang luar biasa.
Makna Filosofis dan Refleksi Spiritual
Bagi masyarakat Jawa, malam 1 Suro bukan sekadar perayaan pergantian tahun Hijriah. Ia dimaknai sebagai waktu refleksi spiritual, penyucian diri, serta pembaruan niat hidup. Di Desa Bokor, nilai-nilai ini terwujud lewat kirab malam yang membawa harapan akan berkah, ketenteraman, dan keselamatan.
Tumpeng menjadi pusat dari arak-arakan, yang secara simbolik mencerminkan syukur atas limpahan rezeki. Tersusun dari nasi kerucut dan lauk-pauk khas desa, tumpeng merepresentasikan nilai-nilai kesederhanaan, keseimbangan, dan keberkahan hidup. Arak-arakan malam hari dengan obor juga menjadi simbol perjalanan menuju terang harapan baru di tahun yang baru.

Semangat Warga dan Kehangatan Budaya
Sekitar pukul 19.00 WIB, suasana desa dipenuhi oleh semangat dan antusiasme warga. Dari anak-anak hingga orang tua berkumpul di halaman sekolah desa. Warga berjalan beriringan membawa tumpeng, membawa obor, hingga menghias tandu-tandu persembahan dari masing-masing RT. Beberapa masyarakat serta pedagang lokal turut meramaikan suasana dan menyaksikan di sepanjang rute kirab. Setiap langkah warga dalam kirab ini menjadi penanda bahwa budaya tidak hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk dihidupi bersama. Berikut merupakan dokumentasi warga:

Kolaborasi Mahasiswa Universitas Brawijaya dan Warga: Pelestarian Budaya Lewat Aksi Nyata
Partisipasi mahasiswa Universitas Brawijaya dalam Kirab Tumpeng 1 Suro tidak hanya terbatas pada dukungan teknis, tetapi juga mencakup peran aktif dalam mendokumentasikan serta menyebarkan nilai-nilai budaya yang ada. Melalui karya visual dan naratif, mereka membantu menyampaikan pesan budaya acara ini ke masyarakat yang lebih luas. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa pelestarian budaya bukan hanya tanggung jawab masyarakat lokal, tetapi juga bisa menjadi bagian dari proses belajar dan pengabdian mahasiswa. Keterlibatan ini turut memperkuat kesadaran bersama tentang pentingnya menjaga tradisi, sekaligus mendorong lebih banyak pihak untuk ikut berperan aktif di dalamnya.

Simak aktivitas lebih banyak kegiatan kami di Instagram:
@pkmfebub25_bokor
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”