Matematika sering dianggap sekadar kumpulan rumus dan prosedur yang harus dihafal. Banyak siswa mampu menyelesaikan soal, tetapi tidak memahami kapan atau mengapa konsep itu digunakan. Akibatnya, pengetahuan matematika terasa terpisah dan cepat terlupakan. Padahal, ketika siswa dapat melihat hubungan antar ide matematika, pemahaman mereka menjadi lebih dalam dan lebih tahan lama (NCTM, 2000).
Apa itu koneksi matematis dan Manfaatnya?
Menurut NCTM (2000), koneksi matematis adalah kemampuan siswa untuk melihat hubungan antaride, antarbidang, dan antara matematika dengan kehidupan nyata. Dari definisi tersebut, NCTM mengidentifikasi tiga indikator utama koneksi matematis:
1. Koneksi antar ide matematika
Koneksi antar ide matematika terjadi ketika siswa memahami hubungan antar konsep matematika. Misalnya, perkalian dapat dipahami sebagai penjumlahan berulang. Pemahaman ini tidak hanya membantu siswa melihat pola dan memprediksi hasil, tetapi juga memungkinkan mereka menghubungkan materi baru dengan pengetahuan sebelumnya, sehingga pemahaman menjadi lebih mendalam dan tahan lama.
2. Koneksi antar bidang studi
Koneksi antar bidang studi muncul ketika matematika diterapkan atau dikaitkan dengan disiplin ilmu lain. Contohnya, saat belajar mengukur panjang, siswa bisa mengukur tinggi tanaman di pelajaran ipa, atau menghitung biaya bahan untuk proyek pembelajaran. Aktivitas ini menunjukkan bahwa matematika bukan hanya angka di buku, tapi alat untuk memahami fenomena di bidang lain.
3. Koneksi dengan kehidupan nyata
Koneksi dengan kehidupan nyata tercipta ketika siswa menggunakan matematika dalam situasi sehari-hari. Misalnya, menghitung jumlah kelereng dalam permainan, atau membagi makanan secara adil. Pengalaman konkret ini membuat siswa menyadari bahwa matematika relevan dan berguna, sekaligus mendorong mereka berpikir kritis tentang cara menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki.
Tantangan Koneksi Matematis dalam Pembelajaran Matematika
Meski penerapan koneksi matematis ini penting, kenyataannya di lapangan banyak siswa yang masih kesulitan menerapkannya. Sebuah studi oleh Kenedi (2019) menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematis siswa SD dalam menyelesaikan masalah matematika masih tergolong rendah. Sebanyak 81,67% siswa berada dalam kategori di bawah rata-rata, dengan hanya 6,67% yang berada pada kategori cukup. Sisanya 11,67% berada pada kategori kurang. Hal ini mengindikasikan bahwa banyak siswa kesulitan dalam menghubungkan konsep-konsep matematika yang telah dipelajari, sehingga berdampak pada kemampuan mereka menyelesaikan masalah matematis. Selain itu, penelitian oleh Andini (2025) mengungkapkan bahwa kegiatan pembelajaran matematika di banyak sekolah sering kurang efektif karena metode yang monoton dan kurang variatif, sehingga siswa kurang aktif dan sulit memahami hubungan antar konsep matematika.
Solusi dan Implementasi Koneksi Matematis dalam Pembelajaran
Menanggapi tantangan tersebut, berbagai pendekatan inovatif telah diidentifikasi untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa. Salah satunya adalah melalui pengembangan profesional guru yang berfokus pada peningkatan pengetahuan dan persepsi mereka terhadap koneksi matematis dalam kurikulum. Penelitian oleh Banjo (2025) merekomendasikan pelatihan yang ditargetkan untuk guru, dengan fokus pada pengetahuan mereka, persepsi, dan akses ke sumber daya kurikulum guna menerapkan koneksi matematis secara efektif dalam praktik mengajar.
Selain itu, pendekatan berbasis portofolio akademik dalam pelatihan guru juga menunjukkan hasil yang menjanjikan. Studi oleh Rojas Bruna (2025) mengungkapkan bahwa penggunaan portofolio akademik dalam kursus Aljabar dan Sistem Bilangan di program pendidikan guru dasar dapat meningkatkan keterlibatan mahasiswa dengan konsep matematika, memperbaiki efektivitas penilaian dalam pelatihan guru, dan berkontribusi pada persiapan yang lebih baik bagi guru matematika dasar.
Implementasi strategi-strategi ini diharapkan dapat mengatasi tantangan yang ada dan meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa, sehingga pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna dan efektif.
Matematika bukan sekadar angka dan rumus. Saat kita bisa melihat hubungan antar konsep, menghubungkan bidang, dan menerapkannya dalam kehidupan nyata, matematika menjadi lebih mudah dipahami dan menyenangkan. Membantu anak membangun koneksi ini berarti memberi mereka alat untuk berpikir kritis, kreatif, dan siap menghadapi tantangan di sekolah maupun kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka:
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM.
Kenedi, A., Helsa, Y., Ariani, Y., Zainil, M., & Hendri, S. (2019). Mathematical connection of elementary school students to solve mathematical problems. Journal on Mathematics Education, 10. 69-80.
Andini, W. R. & Kadarisma, G. (2025). Kesulitan Peserta Didik dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Kemampuan Koneksi Matematis: Systematic Literature Review (SLR). JPMI – Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif, 8(2), 195-206.
Banjo, B. O., Luneta, K., & Rodríguez-Nieto, C. A. (2025). Exploring teachers’ perceptions of mathematical connections in the mathematics curriculum and teaching. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 21(9), em2703. https://doi.org/10.29333/ejmste/16883
Bruna, C. R. (2025). Enhancing Primary Teacher Training through Academic Portfolios in Advanced Mathematics Courses. arXiv preprint arXiv:2504.06159.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”