Lagu Biru Baru “Kita Cari Waktu Lain”: Memiliki Empati Tinggi Kepada Pasangan?
“Kita Cari Waktu Lain” adalah single terbaru dari Biru Baru yang rilis pada tanggal 4 April 2025 lalu. Lagu ini menandakan perasaan empati manusia. Lagu ini juga menggambarkan sebuah kelelahan emosional. Tidak menceritakan tentang perpisahan, tetapi tentang peristirahatan antara dua manusia yang mencoba saling memahami dalam keterbatasannya.
Lirik pada lagu ini yang terasa rapuh namun tulus:
“Bolehkah ku bercerita sekarang? Atau kamu sedang sama pusingnya?”
Lirik ini menunjukkan bagaimana kelelahan emosional dari kedua pihak dapat menghambat komunikasi dalam hubungan. Pertanyaan yang tampak sederhana ini justru mengandung makna yang dalam: keinginan untuk mendekat, namun juga menyadari bahwa kedekatan harus disertai dengan ruang yang sama-sama siap. Ini adalah contoh bagaimana cinta tidak selalu berupa pelukan atau janji, tetapi kerelaan untuk menunda cerita demi menjaga kesehatan emosi bersama.
Lagu ini menunjukkan kedalaman emosionalnya ketika membahas isu yang jarang diangkat secara langsung dalam lirik lagu:
“Aku tahu sedikit banyak tentang keluargamu
Alasanmu membangun tameng sekeras itu
Sayangnya, rumah bukan tempatmu mengadu
Sayangnya, aku tak bisa mengubah itu”
Trauma atau luka lama yang tercermin dalam lirik ini berpengaruh terhadap cara individu membangun relasi di masa sekarang. Rumah adalah tempat yang ideal sebagai tempat berlindung justru berubah menjadi sumber ketidaknyamanan di sini. Orang yang tidak merasa aman di rumah umumnya memiliki attachment style yang cemas atau menghindar. Tameng yang digambarkan dalam lirik ini bisa diartikan sebagai gejala insecure attachment, yang menyebabkan ketidakmampuan untuk terbuka karena rasa takut akan disakiti kembali.
Puncak emosi lagu ini tidak terjadi pada perpisahan, tapi pada pengakuan ketidakberdayaan:
“Sayangnya, aku tak bisa mengubah itu.”
Ada batas-batas dalam cinta, dan sering kali, yang paling menyakitkan adalah tahu bahwa kita tidak bisa menolong orang yang kita sayangi dari luka yang tidak kita sebabkan. Ini menunjukkan konflik batin antara empati dan batas diri. Ia mencintai dan memahami, namun ia juga tahu bahwa luka tertentu hanya bisa disembuhkan oleh orang yang mengalaminya langsung. Ini merupakan bentuk kesadaran diri yang penting dalam menjaga dinamika hubungan yang sehat.
Lagu ini bukan hanya menjelaskan alasan menunda. Ini adalah mantra penerimaan, yang mengajarkan bahwa cinta tetap ada walaupun harus ditunda atau dilepaskan demi kebaikan bersama. Bukan karena tidak mau, melainkan karena belum mampu. Pernyataan ini mengandung nilai non-final closure dalam hubungan, yaitu tidak semua bentuk cinta selesai dengan bersama, dan tidak semua kepergian berarti tak peduli.
Kesimpulan: Lagu sebagai Cermin Emosi yang Rumit namun Manusiawi
“Kita Cari Waktu Lain” menceritakan tentang dua orang yang berusaha memahami dan memberi ruang satu sama lain, meskipun cinta mereka terasa lelah. Lagu ini mengingatkan bahwa dalam hubungan, tidak semua luka bisa sembuh, dan tidak semua cinta harus diperjuangkan sampai akhir, dan itu tidak apa-apa. Lirik yang penuh empati dan refleksi dari Biru Baru tidak hanya berkisah tentang hubungan, tetapi juga mengangkat tema pentingnya kesadaran emosional, luka batin, dan penerimaan atas keterbatasan manusia. Dengarkan lagu ini sekarang dan rasakan bagaimana lagu ini bekerja menyentuh hati terdalam.