
Kabupaten Tangerang–Dalam setiap organisasi, selalu ada sosok yang bukan hanya terlihat karena jabatannya, tetapi juga karena wibawa alami yang terpancar dari cara ia berpikir, berbicara, dan memperlakukan orang lain. Di SMKN 2 Kabupaten Tangerang, nama itu adalah Mochamad Fauzan Fadhillah—Ketua MPK yang kini semakin dikenal dan dikagumi tak hanya oleh rekan kerja organisasi, tapi juga oleh siswa-siswi dari berbagai jurusan.
Bukan rahasia lagi bahwa Fauzan memiliki penampilan yang menarik. Sederhana namun berkarisma, gayanya yang rapi dan tatapan mata penuh percaya diri membuat banyak siswa langsung memperhatikannya saat ia melangkah ke ruang kelas atau naik ke panggung. Tapi kekaguman itu tak berhenti pada fisik semata.
“Ga cuma penampilan yang rapi dan berwibawa, tapi juga pintar ngomong dan ngerti kondisi teman-temannya,” ucap salah satu siswa kelas XII.
Pernyataan ini seolah mewakili suara banyak siswa yang merasa bahwa Fauzan memiliki aura pemimpin yang kuat. Kemampuannya dalam berkomunikasi terlihat dalam setiap presentasi, diskusi, atau bahkan saat ia menenangkan suasana dalam rapat organisasi.
Namun, yang membuat Fauzan benar-benar menonjol adalah cara berpikirnya yang kritis dan solutif. Dalam berbagai rapat internal MPK maupun kegiatan OSIS gabungan, ia selalu menjadi yang pertama mengangkat tangan saat ada permasalahan yang perlu dibahas. Tapi ia tak asal berbicara—setiap pendapatnya didasari pemahaman yang dalam dan keinginan untuk mencari solusi, bukan sekadar bersuara.
Lebih dari itu, kemampuan interpersonal-nya menjadi daya tarik tersendiri. Siswa kelas X yang baru masuk maupun guru yang telah mengajar bertahun-tahun merasa nyaman saat berbicara dengannya.
“Kalau ngobrol sama Fauzan, dia nggak pernah sok tahu. Justru dia suka dengerin dulu baru kasih tanggapan. Itu yang bikin dia beda,” ujar seorang guru BK.
Fauzan dikenal sebagai pendengar yang baik. Ia tidak hanya fokus pada bagaimana menyampaikan pendapatnya, tapi juga pada bagaimana memahami orang lain. Hal ini membuat banyak siswa merasa dihargai saat berbicara dengannya. Ini menjadi kekuatan tersendiri yang memperkuat posisinya sebagai pemimpin yang disegani sekaligus dicintai.
Tak heran jika banyak yang mengaguminya—bukan karena ia memimpin dari atas, tapi karena ia hadir di tengah. Ia ada dalam forum, di lapangan, di lorong sekolah, dan di ruang diskusi. Fauzan memimpin bukan dengan suara keras, melainkan dengan telinga yang peka dan hati yang terbuka.
“Lebih dari sekadar jabatan,” begitulah banyak orang menggambarkannya. Jabatan Ketua MPK mungkin akan berganti seiring waktu, tapi kesan tentang Fauzan sebagai sosok pemimpin muda yang berkarakter, berpikir tajam, dan tetap membumi—akan tinggal lama di benak banyak orang.