Di tengah masyarakat yang kian akrab dengan informasi serba cepat, literasi kerap dipersempit hanya sebagai kemampuan membaca dan menulis. Padahal, literasi memiliki makna yang jauh lebih luas: memahami diri, sesama, lingkungan, serta realitas sosial yang terus berubah. Kesadaran inilah yang mendorong Venezia Membaca untuk menghadirkan Program BICARA (Bincang Literasi Bersama Narasumber) sebagai ruang belajar bersama yang terbuka, dialogis, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

BICARA dirancang sebagai program yang menempatkan proses belajar bukan sekadar transfer pengetahuan satu arah, melainkan interaksi dua arah yang hidup. Dalam setiap pertemuan, peserta didorong untuk tidak hanya mendengarkan, tetapi juga bertanya, berdiskusi, dan merefleksikan materi yang dibawakan. Dengan menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang—praktisi, pegiat sosial, pendidik, hingga relawan—BICARA menjadi jembatan antara pengetahuan dan pengalaman nyata di lapangan.

Melalui program ini, Venezia Membaca mengangkat beragam tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Literasi membaca dan menulis, keterampilan hidup, pendidikan, budaya, sejarah, isu lingkungan, hingga persoalan sosial aktual menjadi bagian dari rangkaian diskusi yang terus berkembang. Keragaman tema tersebut mencerminkan keyakinan bahwa literasi tidak berdiri sendiri, melainkan hadir dalam setiap aspek kehidupan.
Salah satu sesi penting dalam rangkaian Program BICARA adalah special session edukasi anti-bullying untuk anak-anak yang dilaksanakan pada 2 November bersama Kak Ririt. Sesi ini lahir dari keprihatinan terhadap maraknya kasus perundungan, termasuk tragedi kematian mahasiswa Timothy Anugerah yang membuka mata banyak pihak tentang dampak serius bullying. Melalui pendekatan yang ramah anak, sesi ini mengajak anak-anak memahami apa itu bullying, bagaimana dampaknya, serta pentingnya bersikap empatik dan berani membela diri maupun teman. Edukasi ini menjadi langkah awal Venezia Membaca dalam menanamkan nilai kemanusiaan dan rasa aman sejak usia dini.

Program BICARA tidak hanya menyasar anak-anak, tetapi juga memberikan perhatian khusus pada penguatan kapasitas calon relawan. Pada 23 November, Venezia Membaca menghadirkan special session kelas public speaking bersama Kak Gilman Fahrudin. Sesi ini dirancang untuk membekali calon relawan dengan keterampilan berkomunikasi yang efektif, percaya diri, dan bertanggung jawab, terutama saat berinteraksi dengan anak-anak dan masyarakat. Kemampuan menyampaikan pesan dengan baik dipandang sebagai bagian penting dari praktik literasi itu sendiri.

Di tanggal yang sama, 23 November, kegiatan BICARA juga diisi dengan storytelling untuk anak-anak melalui cerita “Kerbau dan Burung Jalak” yang dibawakan oleh Kak Teti. Cerita ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana penanaman nilai tentang kerja sama, saling membantu, dan hubungan yang saling menguntungkan. Melalui dongeng, anak-anak diajak belajar memahami pesan moral dengan cara yang menyenangkan dan membumi.

Keseriusan Venezia Membaca dalam membangun kualitas relawan kembali ditegaskan pada 30 November melalui materi interaksi relawan dengan anak dan membangun kepekaan anak terhadap lingkungan, yang disampaikan oleh Kak Deni Maulana. Dalam sesi ini, calon relawan diajak memahami pentingnya pendekatan yang empatik, menghargai dunia anak, serta menumbuhkan kesadaran lingkungan sebagai bagian dari pendidikan karakter. Relawan tidak hanya diposisikan sebagai pendamping, tetapi juga sebagai teladan dalam bersikap dan berperilaku.

Memasuki bulan Desember, Program BICARA terus berlanjut dengan mengangkat isu lingkungan yang semakin relevan. Pada 7 Desember, Venezia Membaca menyelenggarakan storytelling untuk anak-anak bersama Kak Laela dengan tema “Jaga Alam, Jaga Gajah”. Melalui cerita ini, anak-anak diperkenalkan pada pentingnya menjaga kelestarian alam dan satwa, sekaligus memahami bahwa tindakan manusia memiliki dampak langsung terhadap lingkungan.

Masih pada tanggal 7 Desember, BICARA juga menghadirkan special session untuk umum dengan tema “Mengenal Krisis Banjir Sumatera: Penyebab, Dampak, dan Peran Kita” bersama Kak Aris Sugianto. Sesi ini membuka ruang diskusi yang lebih luas tentang persoalan ekologis dan bencana, sekaligus mengajak masyarakat untuk memahami bahwa krisis lingkungan bukan sekadar peristiwa alam, melainkan hasil dari relasi manusia dengan alam yang perlu dibenahi bersama.

Rangkaian kegiatan BICARA kemudian ditutup pada 14 Desember dengan storytelling edukatif untuk anak-anak yang kembali dibawakan oleh Kak Teti, mengangkat tema “Tubuhku dan Keamananku”. Melalui cerita yang disampaikan dengan bahasa sederhana dan aman bagi anak, sesi ini bertujuan menumbuhkan kesadaran tentang batasan tubuh, rasa aman, dan keberanian untuk berkata tidak. Tema ini menjadi bagian penting dari pendidikan literasi diri dan perlindungan anak.

Melalui seluruh rangkaian Program BICARA, Venezia Membaca menegaskan bahwa literasi adalah proses panjang yang perlu dihadirkan secara konsisten dan kontekstual. Dari isu perundungan, keterampilan berbicara, dongeng edukatif, penguatan relawan, hingga krisis lingkungan, BICARA menjadi ruang belajar bersama yang menjembatani pengetahuan dan kehidupan nyata.
Venezia Membaca meyakini bahwa perubahan besar sering kali bermula dari langkah-langkah kecil yang dilakukan secara berkelanjutan. Dengan menghadirkan BICARA sebagai ruang dialog, pembelajaran, dan refleksi, Venezia Membaca mengajak masyarakat untuk tidak berhenti belajar, tidak berhenti peduli, dan terus menumbuhkan kepekaan terhadap sesama dan lingkungan. Di ruang-ruang sederhana inilah, literasi menemukan maknanya yang paling manusiawi: belajar bersama untuk tumbuh bersama.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”









































































