Kedung Buweng, Agustus 2025 — Lahan kosong di dekat balai Dusun Kedung Buweng, RT 03, yang semula terbengkalai kini disulap menjadi lahan pertanian produktif. Inisiatif ini merupakan kolaborasi antara Mahasiswa KKN 113 Universitas Mercu Buana Yogyakarta dengan warga setempat, yaitu Bapak Subianto dan Bapak Samsul Hidayat. Program ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan yang ada agar lebih bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Pemanfaatan Lahan dan Pengolahan Limbah Kotoran Kambing
Kegiatan ini berfokus pada penanaman aneka sayuran, yaitu labu madu, cabai, dan terong. Pemilihan labu madu juga sejalan dengan permintaan dari ibu-ibu PKK yang sedang mengadakan lomba menanam labu madu. Selain menanam, para mahasiswa juga turut membantu mendokumentasikan kegiatan penanaman mulai dari awal hingga akhir yang nantinya akan digunakan untuk perlombaan labu madu.
Selain memanfaatkan lahan, program ini juga bertujuan untuk mengolah limbah kotoran kambing yang menumpuk di peternakan warga. Dengan adanya peternak kambing di lingkungan sekitar, limbah kotoran menjadi isu yang cukup serius. Oleh karena itu, para mahasiswa menginisiasi pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing, yang kemudian digunakan untuk menyuburkan lahan pertanian yang akan digunakan sebagai tempat penanaman.
Proses Penanaman dan Pembuatan Pupuk
Proses penanaman dimulai dengan membersihkan lahan kosong yang tidak terpakai. Khusus untuk labu madu, penanaman dilakukan secara bertahap : Penyemaian: Bibit direndam dalam air hangat, kemudian dipindahkan ke wadah berisi tisu hingga berkecambah. Setelah itu, bibit dipindahkan ke polybag kecil sampai siap tanam di lahan. Pindah tanam: Pindah tanam dilakukan pada 9 Agustus, berbarengan dengan penanaman bibit cabai dan terong. Pemupukan: Dilakukan dua kali, yaitu pada 12 Agustus dan 27 Agustus.
Sementara itu, pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing juga dilakukan dengan cara yang sederhana. Kotoran kambing yang telah mengeras dicampur dengan molase (200 ml), EM4 (20 ml), dan air (2000 ml). Setelah semua bahan tercampur, adonan dimasukkan ke dalam kantong sampah (trashbag), lalu ditutup rapat dan diperam. Pupuk organik ini kemudian digunakan untuk menyuburkan lahan sebelum bibit ditanam.
Dengan terlaksananya program ini, diharapkan lahan produktif ini tidak hanya memberikan hasil panen yang melimpah, tetapi juga menjadi motivasi bagi warga lain untuk terus berinovasi dalam mengelola sumber daya yang ada. Inisiatif kecil ini membuktikan bahwa dengan gotong royong, kita bisa menciptakan perubahan besar yang bermanfaat bagi semua.