Bantul (MAN 2 Bantul) — Dalam rangka meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya keselamatan berkendara, MAN 2 Bantul menggelar kegiatan Sosialisasi Paseban Gardatama (Pendamping Sebaya Penanganan Kegawatdaruratan dan Kesehatan dalam Berkendara), pada Jum’at (23/5/25). Kegiatan ini diikuti oleh ratusan siswa kelas X, serta menghadirkan pendamping dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dan peserta workshop Paseban Gardatama sebagai nara sumber.
Sosialisasi ini merupakan bagian dari program preventif yang ditujukan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas, khususnya pada kelompok usia remaja 15–19 tahun. Data dari berbagai lembaga menunjukkan bahwa kelompok usia ini termasuk yang paling rentan mengalami kecelakaan, baik sebagai pengendara maupun penumpang kendaraan bermotor.
Acara dibuka secara resmi oleh Plt. Kepala MAN 2 Bantul yang menyampaikan pentingnya pemahaman akan keselamatan lalu lintas sebagai bagian dari pendidikan karakter dan pembentukan generasi yang bertanggung jawab. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa keselamatan tidak hanya menjadi urusan aparat dan pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab pribadi setiap pengendara.
Hadir sebagai pendamping nara sumber, Yosep Dony Kurniadi Sandya dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, yang dalam sambutannya menegaskan bahwa keselamatan berkendara adalah hal yang sangat penting dan tidak bisa dianggap remeh.
“Setiap detik di jalan raya adalah tanggung jawab kita. Berkendara bukan hanya soal bisa menyalakan motor atau mengemudi mobil, tetapi bagaimana kita mampu berpikir cepat, bertindak bijak, dan menjaga keselamatan diri sendiri serta orang lain,” ujar Yosep dalam paparannya.
Program Paseban Gardatama sendiri mengedepankan pendekatan edukasi melalui pendamping sebaya, di mana siswa dilatih untuk menjadi agen perubahan yang dapat memberikan edukasi dan bantuan awal dalam situasi kegawatdaruratan. Melalui metode partisipatif dan simulasi, para siswa diajak memahami penanganan pertama jika terjadi kecelakaan, penggunaan helm yang benar, serta pentingnya menjaga kondisi fisik dan emosi sebelum berkendara.
Para peserta tampak antusias mengikuti sesi simulasi penanganan cedera ringan, pemberian pertolongan pertama pada korban kecelakaan, dan diskusi kelompok yang dipandu oleh fasilitator muda dari komunitas pegiat lalu lintas dan kesehatan.
Kegiatan ini mendapat respon positif dari para siswa. Salah satu peserta, Fauziyah Sekar dari kelas X E, mengaku baru menyadari banyak aspek penting yang selama ini sering diabaikan saat berkendara. “Ternyata hal-hal kecil seperti posisi duduk, cara memakai helm, dan kondisi emosi itu bisa menentukan keselamatan kita. Saya jadi lebih hati-hati dan ingin menyampaikan ini ke teman-teman saya,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, MAN 2 Bantul berharap para siswa tidak hanya menjadi pengguna jalan yang bijak, tetapi juga menjadi agen keselamatan yang mampu mengedukasi lingkungan sekitarnya. Kegiatan serupa direncanakan akan terus dilaksanakan secara berkala, sebagai bentuk komitmen madrasah dalam mendukung Generasi Tangguh dan Tertib Berlalu Lintas. (ID)