Bantul (MAN 2 Bantul) – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh MAN 2 Bantul. Dalam ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), inovasi unggulan dari madrasah ini berhasil menembus 40 besar nasional. MAN 2 Bantul kini tengah bersiap untuk melangkah ke tahap berikutnya, bersaing menuju 15 besar sebagai perwakilan Kementerian Agama Republik Indonesia.
Inovasi yang diusung MAN 2 Bantul bertajuk GOSIP (One Student One Impact Product), yakni sebuah program inkubasi bisnis berbasis madrasah yang menargetkan setiap siswa mampu menghasilkan satu produk unggulan. Program ini menjadi wujud konkret dari transformasi pendidikan berbasis kemandirian, kewirausahaan, dan penguatan karakter.
KIPP merupakan ajang bergengsi tingkat nasional yang bertujuan menyeleksi inovasi pelayanan publik terbaik dari seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Dari ratusan proposal yang masuk ke Kementrian Agama RI, hanya 40 inovasi terbaik yang berhasil lolos seleksi ketat untuk masuk tahap evaluasi lanjutan. GOSIP MAN 2 Bantul menjadi salah satunya membuktikan bahwa MAN 2 Bantul mampu bersaing dan memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan mutu pelayanan publik, khususnya di bidang pendidikan.
Kepala MAN 2 Bantul, Nur Hasanah Rahmawati, menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas pencapaian ini. Dalam keterangannya, Nur Hasanah mengatakan:
“Kami sangat bersyukur atas capaian luar biasa ini. GOSIP bukan sekadar program unggulan madrasah, tetapi sudah menjadi budaya inovasi yang kami tanamkan kepada seluruh warga madrasah. Alhamdulillah, kerja keras guru, siswa, dan seluruh tim GOSIP membuahkan hasil yang manis. Ini menjadi bukti bahwa madrasah tidak hanya mampu mendidik siswa dalam aspek akademik, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan hidup dan semangat kewirausahaan.” terangnya.
Lebih lanjut, Nur Hsanah menyatakan bahwa GOSIP lahir dari keprihatinan akan terbatasnya akses siswa terhadap pengalaman berwirausaha yang nyata. Oleh karena itu, sejak tiga tahun terakhir, MAN 2 Bantul secara sistematis membangun ekosistem bisnis di lingkungan madrasah melalui pelatihan, pendampingan UMKM lokal, hingga pemasaran produk secara digital.
“Kami ingin mencetak siswa yang siap menghadapi tantangan zaman. Ketika lulus, mereka tidak hanya punya ijazah, tapi juga pengalaman usaha, portofolio produk, dan jejaring bisnis. Program GOSIP memberi ruang pada kreativitas dan tanggung jawab individu. Ini adalah investasi karakter,” imbuhnya.
Saat ini, tim GOSIP MAN 2 Bantul tengah bersiap menghadapi tahap seleksi selanjutnya, untuk menembus 15 besar yang akan mewakili Kementrian Agama RI pada ajang lomba KIPP 2025, yang artinya menjadi wakil resmi Kementerian Agama RI di level nasional.
Dengan semangat “Madrasah Mandiri Berprestasi”, MAN 2 Bantul sekali lagi menunjukkan bahwa inovasi di dunia pendidikan berbasis nilai-nilai keislaman mampu menjawab tantangan zaman. Perjalanan menuju 15 besar KIPP bukan sekadar kompetisi, tetapi bagian dari ikhtiar besar membumikan madrasah sebagai pelayan publik yang unggul dan relevan. (Nhyt)