Yogyakarta akan menjadi saksi perjuangan seorang mahasiswi muda asal Jambi yang tengah mengukir sejarah. Nabhylla Aini Hidayatun Nisa, atau yang akrab disapa Biya, menjadi satu-satunya finalis putri yang mewakili Provinsi Jambi dalam ajang bergengsi Putra-Putri Budaya Indonesia 2025. Mahasiswi Program Studi Hukum Pidana Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi ini tak sekadar tampil untuk diri sendiri, namun membawa misi besar: memperkenalkan Jambi kepada Indonesia.
Sejak kecil, Biya telah menyimpan cita-cita besar untuk tampil di panggung nasional seperti Miss Indonesia. Baginya, setiap mimpi besar dimulai dari langkah-langkah kecil. “Dari dulu pengen banget bisa jadi Miss Indonesia, dan semua itu harus ada fase dan tahapannya sendiri,” ujarnya. Biya memulai perjalanannya dengan banyak belajar tentang budaya Indonesia, memperkaya pengetahuan umum, hingga mengasah keterampilan modeling dan catwalk yang baik.
Namun di balik kilau kompetisi, terselip keresahan yang mendalam. Biya menyadari bahwa masih banyak masyarakat di luar sana yang belum mengenal Provinsi Jambi secara utuh. “Bahkan sebagian orang masih menganggap Jambi sebagai daerah pelosok yang sulit dijangkau, bahkan untuk akses internet,” ungkapnya dengan sorot mata penuh semangat. Pernyataan itu menggambarkan tantangan besar yang ingin ia patahkan.
Menurut Biya, Jambi adalah provinsi yang kaya akan budaya, sejarah, dan potensi luar biasa. Dari keindahan alamnya seperti Danau Kaco dan Geopark Merangin, hingga kekayaan warisan budaya tak benda seperti tari Sekapur Sirih dan tradisi Perahu Bidar, semuanya merupakan aset yang layak dikenalkan ke panggung nasional. Ia ingin membuktikan bahwa Jambi bukanlah sekadar nama di peta, melainkan wilayah yang berkembang dan berdaya saing tinggi.
Sebagai satu-satunya finalis putri dari Jambi, Biya menyadari tanggung jawab besar yang kini ada di pundaknya. Ia melihat ajang Putra-Putri Budaya Indonesia bukan hanya sebagai kompetisi kecantikan dan budaya, tetapi juga sebagai media strategis untuk mengikis stigma negatif tentang daerah asalnya. “Saya ingin menunjukkan bahwa Jambi juga punya generasi muda yang mampu bersaing dan berprestasi,” katanya dengan penuh tekad.
Dalam perjalanannya menuju Grand Final, Biya telah mempersiapkan diri secara matang, baik dari sisi pengetahuan budaya, komunikasi publik, hingga penampilan diri. Ia berharap keikutsertaannya mampu menjadi jembatan bagi masyarakat Indonesia untuk lebih mengenal Jambi secara lebih dekat dan utuh. “Saya ingin masyarakat tahu bahwa Jambi itu ada, Jambi itu tumbuh, dan Jambi itu memiliki masa depan cerah,” tambahnya.
Lebih jauh, Biya berharap langkah kecil yang ia tempuh ini dapat menginspirasi generasi muda lainnya, khususnya dari Jambi, untuk lebih percaya diri membawa identitas daerah ke ranah nasional. Ia juga membuka harapan bahwa partisipasinya ini bisa menarik perhatian masyarakat luas, baik untuk mengunjungi maupun berinvestasi di Jambi. “Saya yakin, semakin banyak yang mengenal Jambi, maka semakin besar pula peluang kemajuan daerah kami,” tutupnya.
Keikutsertaan Nabhylla Aini Hidayatun Nisa dalam ajang nasional ini menjadi bukti bahwa pemuda daerah memiliki peran penting dalam membentuk citra positif provinsi asalnya. Dengan semangat dan tekad yang tinggi, Biya telah menjadi wajah harapan baru bagi Jambi. Kini, seluruh mata tertuju ke Yogyakarta, menantikan langkah besar Biya dalam mengharumkan nama Provinsi Jambi di panggung budaya Indonesia.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”