Membangun Karakter Siswa dengan Sosialisasi Anti-Bullying dan Kebersihan Lingkungan
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) merupakan program yang dapat diikuti oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai pengganti Kuliah Kerja Nyata (KKN). Waktu pelaksanaan PMM lebih singkat dibandingkan KKN, yakni hanya berlangsung selama satu bulan. Kelompok 104 Gelombang 1 Periode 2024/2025 yang terdiri dari lima mahasiswa berpartisipasi dalam program ini dengan dosen pembimbing I\’natut Thoifah S.P.d.I.,M.Pd.I. Adapun anggota kelompok ini adalah Alia Nikmatul I., M. Royhan M., Sintiya H., Shalsabilla M., dan Muhammad Hafidz A. Para mahasiswa tersebut berasal dari Fakultas Teknik (FT) serta Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UMM angkatan 2022, mengusung tema Menanamkan Kesadaran Kebersihan Sejak Dini dan Mencegah Bullying untuk Lingkungan yang Sehat.
Lingkungan sekolah yang bersih dan aman merupakan faktor penting dalam mendukung proses belajar yang nyaman dan kondusif. Oleh karena itu, kelompok kami melaksanakan sosialisasi di kelas 1 dan 2 dengan dua topik utama, yaitu dampak negatif bullying serta pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Kedua topik ini memiliki peran besar dalam membentuk karakter siswa sejak dini agar mereka tumbuh menjadi individu yang peduli terhadap sesama dan lingkungannya.
Menumbuhkan Kesadaran Siswa: Sosialisasi Dampak Buruk Bullying di Sekolah
Bullying merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi di lingkungan sekolah dan dapat memberikan dampak negatif bagi korban maupun suasana belajar. Sebagai bentuk kepedulian terhadap isu ini, kelompok kami melaksanakan sosialisasi mengenai dampak buruk bullying kepada siswa kelas 1 dan 2. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman sejak dini tentang apa itu bullying, jenis-jenisnya, serta bagaimana cara mencegahnya agar tercipta lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua.
Mencegah Bullying di Sekolah
Bullying menjadi salah satu masalah yang sering terjadi di lingkungan sekolah dan dapat berdampak buruk bagi korban, baik secara fisik maupun mental. Dalam sosialisasi ini, kami menjelaskan kepada siswa bahwa bullying tidak hanya berbentuk kekerasan fisik, tetapi juga dapat berupa perundungan verbal, pengucilan sosial, hingga cyberbullying. Kami mengajak siswa untuk memahami bahwa setiap orang berhak mendapatkan perlakuan yang baik dan penuh hormat dari teman-temannya.
Kami menekankan bahwa bullying dapat menyebabkan trauma, kehilangan rasa percaya diri, bahkan ketakutan yang berkepanjangan bagi korban. Oleh karena itu, penting bagi setiap siswa untuk saling menghargai dan membantu satu sama lain. Kami juga mengajarkan kepada mereka cara mencegah bullying, seperti berani berkata tidak pada perilaku yang tidak baik, berani melapor kepada guru jika melihat teman di-bully, serta selalu bersikap ramah dan tidak mengejek teman.
Agar lebih mudah dipahami, kami menggunakan metode interaktif seperti cerita bergambar, diskusi ringan, serta simulasi situasi sehari-hari. Melalui kegiatan ini, siswa diharapkan lebih peka terhadap tindakan bullying dan tidak ragu untuk bertindak jika melihat kejadian tersebut.
Menanamkan Kesadaran Akan Kebersihan Lingkungan Sejak Dini
Kebersihan lingkungan merupakan faktor penting dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman dan sehat. Oleh karena itu, setelah menyampaikan materi tentang dampak buruk bullying, kelompok kami melanjutkan sosialisasi dengan topik kedua, yaitu pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Materi ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan baik sejak dini kepada siswa kelas 1 dan 2 agar mereka lebih peduli terhadap kebersihan di sekolah maupun di rumah.
Kami menjelaskan kepada siswa bahwa lingkungan yang bersih memberikan banyak manfaat. Selain menciptakan suasana belajar yang nyaman, lingkungan yang bersih juga dapat mencegah berbagai penyakit seperti diare, flu, dan infeksi kulit. Selain itu, lingkungan yang rapi dan bebas sampah akan membuat sekolah terasa lebih menyenangkan dan kondusif untuk belajar. Kami juga menekankan bahwa menjaga kebersihan bukan hanya tanggung jawab petugas kebersihan atau guru, tetapi juga tugas setiap individu. Dengan kebiasaan sederhana, siswa bisa turut berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman.
Agar lebih mudah dipahami, kami menyampaikan beberapa kebiasaan sederhana yang bisa dilakukan setiap hari. Pertama, membuang sampah pada tempatnya. Sampah yang berserakan tidak hanya membuat lingkungan kotor, tetapi juga menimbulkan bau tidak sedap dan menjadi sarang penyakit. Kedua, memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik seperti sisa makanan dan daun kering dapat digunakan untuk membuat kompos, sedangkan sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bisa didaur ulang agar tidak mencemari lingkungan.
Selain itu, kami juga mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan kelas. Hal ini bisa dilakukan dengan merapikan meja setelah belajar, tidak mencoret-coret dinding atau perabotan sekolah, serta membersihkan lantai secara bergantian. Tidak kalah penting, siswa juga perlu menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet. Kebiasaan sederhana ini dapat membantu menghindari penyebaran kuman dan penyakit.
Agar sosialisasi ini lebih menarik dan mudah dipahami, kami mengajak siswa melakukan berbagai kegiatan interaktif. Salah satunya adalah simulasi pemilahan sampah, di mana kami membawa berbagai jenis sampah dan meminta siswa untuk memilahnya ke dalam kategori organik dan anorganik. Siswa sangat antusias mengikuti kegiatan ini dan mulai memahami bagaimana memilah sampah dengan benar. Kami juga mengajak mereka untuk mempraktikkan cara membersihkan kelas, seperti menyapu lantai, membuang sampah pada tempatnya, dan merapikan meja serta kursi.
Selain simulasi, kami juga mengadakan permainan edukatif berupa kuis singkat tentang kebersihan lingkungan. Dalam kuis ini, siswa diberikan beberapa pertanyaan sederhana seputar cara menjaga kebersihan, dan mereka harus menjawabnya dengan cepat. Permainan ini membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan interaktif, sehingga siswa tidak merasa bosan selama sosialisasi berlangsung.
Sebagai langkah akhir, kami mengajak siswa untuk membuat Komitmen Kebersihan. Setiap siswa menuliskan janji mereka di selembar kertas, seperti “Saya akan selalu membuang sampah pada tempatnya,” atau “Saya akan membantu membersihkan kelas setiap hari.” Kertas berisi komitmen ini kemudian ditempel di dinding kelas sebagai pengingat bahwa menjaga kebersihan adalah tanggung jawab bersama. Dengan adanya komitmen ini, kami berharap siswa semakin termotivasi untuk menerapkan kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui sosialisasi ini, kami berharap siswa dapat lebih memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kami ingin membentuk generasi yang lebih peduli lingkungan, disiplin, dan bertanggung jawab sejak dini. Jika setiap siswa mulai dari sekarang membiasakan diri untuk menjaga kebersihan, maka mereka akan tumbuh menjadi individu yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan langkah kecil ini, kita dapat menciptakan sekolah yang lebih bersih, sehat, dan nyaman untuk semua.