Tangerang Selatan, 12 Oktober 2025 — Di tengah gempuran era digital dan maraknya penggunaan gadget di kalangan anak-anak, hadir secercah harapan dari sebuah sudut kecil di Jl. Kesatriaan No.68-125, Rempoa, Ciputat Timur. Namanya Taman Baca Situ Rompong, ruang belajar alternatif yang tidak hanya menghidupkan semangat membaca, tapi juga menumbuhkan karakter anak-anak lewat kegiatan interaktif dan menyenangkan.
Ancaman Gadget dan Penurunan Literasi Anak
Di masa kini, gadget sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian banyak anak. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, sekitar 39,71 % anak usia dini di Indonesia telah menggunakan telepon seluler, dan 35,57 % sudah mengakses internet. Indonesia Official Website+1 Rinciannya: 37,02 % anak usia 1–4 tahun menggunakan gadget, dan 58,25 % pada usia 5–6 tahun. Indonesia Official Website+1
Dalam survei nasional pula, tercatat 33,44 % anak usia dini sudah memakai gawai (handphone) pada 2022. Databoks Selain itu, review literatur dalam jurnal STIKES Banyuwangi menyebut bahwa dari 9 artikel terpilih, 8 artikel menunjukkan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan pada anak usia balita memperburuk perkembangan bahasa, sosial-emosional, motorik, dan kognitif. ojsstikesbanyuwangi.com Data-data ini memperkuat kekhawatiran bahwa gadget berlebihan tidak sekadar soal hiburan — tetapi bisa mengikis minat baca serta melemahkan karakter anak sejak dini.
Belajar dan Berkembang Bersama di Taman Baca
Didirikan pada tahun 2021, taman baca ini lahir dari keprihatinan Suheri Wiguna, pembina sekaligus pendirinya.
“Jadi kita tahu gadget sudah merajai. Temen-temen kecil sudah familiar sekali dengan gadget bahkan menghabiskan waktunya dengan gadget. Dari situ ada rasa kekhawatiran dari kita, gimana adik-adik ini lepas dari dunia gadget dan lebih banyak membaca serta berinteraksi,” ujar Suheri.
Ia menambahkan bahwa sejak berdiri, taman baca ini telah banyak berkolaborasi dengan komunitas-komunitas literasi.
“Alhamdulillah banyak kolaborasi yang sudah kami lakukan, di antaranya dengan komunitas Magma dan Komunitas Semut Tangsel. Semua saling membantu untuk dunia literasi atau Taman Baca Situ Rompong ini,” jelasnya.
Meski tempatnya masih sederhana, tantangan tak menyurutkan semangat.
“Tempatnya belum terlalu layak. Kadang kalau hujan, kena tampias karena posisi tanahnya kerukan. Tapi yang penting kita bisa terus berkumpul dan bermain bersama di taman baca ini,” ungkap Suheri.
“Harapan saya, semoga kita dapat dukungan dari pemerintah, akademisi, dan masyarakat agar bisa terus membangun dunia literasi sejak dini.”
Sementara itu, Najwa Azizah, mahasiswa UIN Jakarta jurusan Kimia Murni yang kini menjadi pengurus taman baca, berbagi:
“Alhamdulillah sampai saat ini sangat disupport dari masyarakat sekitar sini, bahkan masyarakat juga membantu langsung ke taman baca Situ Rompong,” ujarnya.
“Awalnya saya diajak teman untuk kegiatan ke taman baca, dan berlanjut sampai sekarang.”
Menurut Najwa, kegiatan rutin diadakan setiap Minggu sore (16.00–17.30) dengan aktivitas seperti mewarnai, calistung, dan eksperimen motorik sederhana.
“Biasanya kita mewarnai, calistung, bikin eksperimen yang berkaitan dengan motorik anak, untuk mengisi waktu luang daripada bermain gadget,” katanya.
“Tantangannya sih di tempatnya, karena kalau hujan suka rusak, dan masih ada beberapa masyarakat yang belum sepenuhnya menerima. Tapi semoga ke depan taman baca ini tidak digusur dan bisa terus berbuat kebaikan buat anak-anak.”
Harapan Orang Tua dan Suara Anak-anak
Para orang tua juga menyaksikan perubahan positif. Ibu Nina, orang tua dari Kinan, menyatakan:
“Sangat bagus dan membantu untuk mendidik anak-anak, jadi tidak selalu bermain gadget. Jadi ada kegiatan yang membantu mengisi waktu luang, apalagi di weekend. Sempat ada juga dari kakak-kakak UIN yang membantu mendidik anak-anak.”
Ibu Nining, ibu dari Salman, menambahkan:
“Diajarkan hal-hal yang anak-anak belum tahu sehingga mendapat ilmu baru.”
Keduanya sepakat bahwa taman baca membantu dalam aspek sosial.
Ibu Nina: “Untuk anak-anak mengurangi main gadget, mendapatkan ilmu, belajar, banyak teman, bisa edukasi sambil bermain.”
Ibu Nining: “Enaklah bersosialisasi sama yang lain, karena anak-anak bukan dari wilayah sini aja, dari seberang juga ada.”
Mereka juga melihat perkembangan pada kemampuan anak.
Ibu Nina: “Yang tadinya dia tidak bisa mewarnai dengan rapi jadi bisa. Yang tadinya susah ngerjain PR, di sini dia belajar, mengenal huruf dan lingkungan. Kalau di sekolah anak-anak tertekan, di sini santai sambil melihat alam.”
Ibu Nining: “Anak saya Salman awalnya nggak mau gambar, tapi sekarang bisa.”
Anak-anak peserta menyuarakan kegembiraan mereka:
Salman:
“Seru banget! Biasanya aku menggambar, main game juga. Paling suka mewarnai sama tebak-tebakan.”
Laily:
“Seru! Aku suka menggambar dan mewarnai.”
Mimpi untuk Generasi Berkarakter dan Cinta Literasi
Meski dengan segala keterbatasan, Taman Baca Situ Rompong terus menjadi tempat tumbuhnya harapan. Bagi anak-anak, taman baca ini bukan sekadar tempat membaca, tetapi ruang bermain yang penuh warna dan persahabatan. Bagi pengurus dan relawan, tempat ini adalah wujud kepedulian terhadap masa depan generasi muda.
“Semoga taman baca ini nggak digusur dan bisa terus menjadi tempat anak-anak tumbuh menjadi generasi yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa,” ujar Najwa sebagai penutup harapannya.
Dari tawa anak-anak yang belajar mewarnai di bawah rindangnya pepohonan, hingga buku-buku yang dibuka dengan rasa ingin tahu — Taman Baca Situ Rompong bukan sekadar ruang belajar, tetapi gerakan kecil yang menumbuhkan mimpi besar: menumbuhkan minat baca, memperkuat karakter, dan membentuk generasi yang berdaya di era digital.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”