Pada hari Jum’at tanggal 13 Juni 2025, Israel meluncurkan serangan udara terhadap infrastruktur nuklir dan militer Iran. Menggunakan pesawat tempur jet yang meluncur dari Israel melewati negara Suriah dan Irak. Serangan ini mengakibatkan kehancuran dan kerusakan infrastruktur nuklir milik Iran serta membunuh Pejabat militer tinggi dan beberapa ilmuwan nuklir Iran.
Alasan Israel atas serangan ini adalah untuk menghentikan perkembangan nuklir Iran. Namun, analis dan pejabat AS telah menilai bahwa Iran secara aktif mengembangkan senjata nuklir sebelum serangan terjadi.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan drone dan rudal balistik terhadap Israel, menembus pertahanan “Iron Dome” milik Israel yang terkenal dan mengenai beberapa sasaran di Jerusalem dan ibu kota Israel Tel Aviv.
Salah satu target utama Israel adalah pabrik pengayaan nuklir utama Iran di Natanz, di mana gumpalan asap hitam pekat membubung tinggi ke langit. Selain itu, laporan dari media Iran yang berafiliasi dengan pemerintah menyebutkan bahwa fasilitas pengayaan sekunder yang lebih kecil di dekat Fordo—sekitar 100 kilometer (60 mil) di tenggara Teheran—mungkin juga terkena serangan, dengan saksi mata melaporkan ledakan keras di sekitar lokasi tersebut.
Serangan udara dan operasi intelijen Israel yang terus berlanjut serta tindakan balasan Iran meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang habis-habisan antara kedua negara dan mendorong kawasan yang sudah gelisah menjadi semakin bergejolak.
Negara-negara di kawasan tersebut serta negara-negara seperti Tiongkok serta Russia mengutuk serangan Israel, sementara para pemimpin di seluruh dunia menyerukan de-eskalasi segera dari kedua belah pihak.