Ilmu kimia modern sangat bergantung pada pemahaman terhadap struktur atom dan molekul, terutama dalam menjelaskan sifat-sifat zat, jenis ikatan kimia, serta reaktivitas senyawa. Salah satu teori fundamental yang membantu menjelaskan fenomena tersebut adalah teori orbital molekul (molecular orbital theory). Teori ini menawarkan pendekatan kuantitatif yang menggambarkan bagaimana orbital atom dari unsur-unsur penyusun suatu molekul berinteraksi dan membentuk orbital baru yang disebut orbital molekul (MO), yang tersebar di seluruh molekul, bukan hanya terbatas pada atom tertentu.
Konsep orbital molekul tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu fisika kuantum dan mekanika gelombang pada awal abad ke-20. Seiring berkembangnya teori atom, ditemukan bahwa elektron tidak beredar mengelilingi inti atom seperti planet mengelilingi matahari, melainkan menempati wilayah probabilitas tertentu yang disebut orbital. Orbital ini dibedakan berdasarkan bentuk dan energi relatifnya, yang dilambangkan sebagai s, p, d, dan f. Penamaan ini berasal dari pengamatan awal terhadap garis spektrum atom, dan kemudian dikaitkan dengan bilangan kuantum yang digunakan dalam pemodelan atom secara kuantitatif.
Penerapan orbital s, p, d, dan f tidak hanya terbatas pada teori atom, tetapi juga menjadi sangat penting dalam teori orbital molekul. Dalam konteks molekul, orbital-orbital ini dapat mengalami tumpang tindih (overlap) dan menghasilkan orbital molekul bonding, antibonding, maupun nonbonding. Bahkan, fenomena seperti pencampuran orbital s–p (s–p mixing), serta peran orbital d dan f dalam senyawa kompleks logam transisi dan unsur lantanida, menjadi bagian penting dalam memahami struktur molekul yang lebih kompleks.
Namun, meskipun teori orbital molekul saat ini banyak digunakan, perjalanan menuju penerimaan teori ini tidaklah singkat. Sejak dikembangkan pada akhir 1920-an oleh tokoh-tokoh seperti Friedrich Hund dan Robert S. Mulliken, teori ini mengalami banyak perkembangan, perdebatan dengan teori ikatan valensi, dan penyempurnaan melalui pendekatan komputasi serta aplikasi eksperimental. Oleh karena itu, mempelajari sejarah teori orbital molekul, termasuk peran orbital s, p, d, dan f dari masa ke masa, menjadi penting untuk memahami dasar ilmiah dari ilmu kimia saat ini.
Penyusun:
1. Jahara Widialoka
2. Juindah lestari ndraha
3. Sajiriani Gea
4. Yusriah
5. Yura salsabila
Dosen Pengampu:
Elfrida Ginting, S.Si, M.Sc, PhD
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”


































































