Karangmulyo, Tegalsari — Di tengah geliat semangat pembangunan berbasis masyarakat yang digaungkan oleh program Belajar Bersama Komunitas (BBK) 6 Universitas Airlangga, Desa Karangmulyo di Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, menjadi saksi lahirnya sebuah program inovatif di bidang kesehatan gizi keluarga yang diberi nama PANGAN PINTAR (Pelatihan Integrasi Nutrisi dan Tata Resep). Program ini bukan sekadar agenda seremonial atau sekilas penyuluhan biasa, melainkan sebuah bentuk intervensi edukatif yang menyasar langsung kepada pelaku utama dalam pemenuhan gizi rumah tangga: para ibu yang memiliki bayi dan balita.
Diinisiasi oleh Dice Shafira Nendrasari, mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, program PANGAN PINTAR dirancang dengan semangat membumikan konsep gizi seimbang melalui pendekatan edutainment, penggabungan edukasi dan hiburan yang menyentuh langsung aspek kehidupan sehari-hari masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2025 di Balai Desa Karangmulyo, dan dihadiri oleh 27 ibu yang memiliki bayi dan balita. Pemilihan segmen sasaran ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan data lapangan serta hasil observasi bersama kader dan bidan desa, didapati bahwa masih banyak keluarga yang belum memiliki pemahaman utuh mengenai penyusunan menu harian yang sehat, bergizi, dan sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak.
Dalam pelaksanaannya, PANGAN PINTAR tidak hanya menyajikan ceramah satu arah. Program ini dibuka dengan sesi interaktif bersama narasumber dari Puskesmas Tegalsari yang menyampaikan materi mengenai pentingnya asupan zat gizi makro dan mikro, prinsip dasar MP-ASI, serta pola makan keluarga yang ideal. Disampaikan pula mengenai bahaya kekurangan energi dan protein pada anak usia dini, serta bagaimana status gizi dapat memengaruhi kecerdasan, imunitas, dan masa depan generasi muda desa. Gaya penyampaian yang komunikatif dan dekat dengan keseharian membuat para ibu peserta lebih mudah menyerap materi, bahkan aktif bertanya dan berdiskusi.
Usai sesi penyuluhan, kegiatan berlanjut ke bagian yang paling dinanti: demo masak sehat. Di sinilah letak kekuatan utama program ini. Para ibu tidak hanya menjadi pendengar pasif, tetapi terlibat langsung menyaksikan dan mencatat proses pembuatan menu MP-ASI dan masakan keluarga bergizi yang berbasis bahan lokal. Menu yang dipraktikkan antara lain: nasi tim, ikan, telur, sayuran semua bahan dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan sekitar tanpa perlu biaya besar. Selama sesi demo ini, nilai gizi dari tiap bahan dikupas secara rinci. Diskusi pun mengalir hangat dari dapur menuju makna yang lebih luas, bagaimana ibu dapat berdaya dengan pengetahuan, dan bagaimana dapur dapat menjadi pusat perubahan peradaban keluarga.
Yang menarik, program ini tidak berhenti pada kegiatan tatap muka semata. Sebagai bentuk keberlanjutan edukasi, setiap peserta membawa pulang dua media informasi penting: leaflet PANGAN PINTAR, yang berisi resep-resep praktis dengan infografik kandungan gizi dan langkah pembuatan; serta kalender “LENTERA GIZI”, sebuah media promosi kesehatan yang berfungsi sebagai pengingat visual sepanjang tahun mengenai pentingnya gizi seimbang. Kalender ini memuat informasi yang berbeda setiap bulannya, mulai dari kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui, pentingnya protein hewani untuk anak, hingga tips penyusunan bekal sekolah yang sehat. Harapannya, dengan media ini, para ibu dapat terus mengingat dan mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari dalam kegiatan.
Dalam penilaian keberhasilan, program PANGAN PINTAR menunjukkan capaian maksimal. Seluruh peserta hadir secara penuh, mengikuti dengan antusias, serta menunjukkan peningkatan pemahaman yang diukur melalui post-test lisan. Tiga orang peserta tercepat dan tepat dalam menjawab pertanyaan terkait materi gizi diberi hadiah alat rumah tangga, sebagai bentuk penghargaan dan pemantik semangat belajar. Lebih dari itu, peserta menyampaikan harapan agar kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan secara rutin, bahkan diusulkan menjadi agenda tetap posyandu atau PKK desa.
Dice, selaku penanggung jawab program, menyampaikan bahwa pendekatan PANGAN PINTAR ini memang bertujuan untuk menyentuh akar masalah secara langsung. “Selama ini kita banyak berbicara soal stunting, tapi sering lupa bahwa yang kita butuhkan bukan hanya makanan tambahan, tapi juga pengetahuan. Ketika seorang ibu tahu bagaimana menyusun menu dari apa yang ada di sekitarnya, di situlah kemandirian dan keberlanjutan dimulai,” ujar Dice.
Melalui keberhasilan program PANGAN PINTAR, mahasiswa BBK 6 membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil dari sendok nasi pertama yang disuapkan seorang ibu, dari dapur sederhana yang mulai dipenuhi warna-warni sayuran lokal, dari pemahaman bahwa gizi bukan soal mahal atau rumit, tetapi soal pengetahuan dan kebiasaan. Di tengah geliat modernisasi, program ini menghadirkan kembali makna penting dapur dalam membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Sebagai bagian dari BBK 6 Universitas Airlangga, program PANGAN PINTAR juga turut menjawab dua agenda global dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs): SDG 2 (Zero Hunger) dan SDG 3 (Good Health and Well-being). Dengan berbasis pada kebutuhan nyata masyarakat dan dirancang melalui pendekatan yang partisipatif, program ini tidak hanya memberi dampak langsung, tetapi juga membuka ruang kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat dalam mendorong transformasi sosial yang nyata dan berkelanjutan.
Dengan demikian, PANGAN PINTAR bukan hanya sekedar kegiatan pengabdian, tetapi juga tonggak kecil dari pergerakan besar untuk membangun desa dari dapur, dari piring, dari semangat ibu-ibu Karangmulyo yang kini lebih percaya diri untuk menghidangkan masa depan yang sehat bagi anak-anak mereka.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”