Subang, 25 Mei 2025 — Sebagai bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat civitas akademika Universitas Negeri Jakarta (UNJ), telah dilaksanakan Workshop Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) bagi guru-guru di Desa Cisaat, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada hari Sabtu, 24 Mei 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru dalam menerapkan model pembelajaran inovatif yang mendorong kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan pemecahan masalah pada peserta didik.
Workshop ini dipimpin oleh Prof. Dr. Etin Solihatin, M.Pd. selaku ketua pelaksana sekaligus narasumber utama. Dalam pemaparannya, beliau menekankan bahwa penerapan PBL sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang aktif dan bermakna, sejalan dengan tuntutan pendidikan abad 21. Narasumber lainnya, Dr. Raharjo, S.Pd., M.Si., turut memperkaya pemahaman peserta tentang strategi implementasi PBL secara efektif dan kontekstual di ruang kelas, dengan menyesuaikan karakteristik peserta didik dan kondisi pembelajaran di sekolah masing-masing.
Acara diawali dengan sambutan dari Aep Sutarya, Sekretaris Desa Cisaat yang hadir mewakili Kepala Desa. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa pendidikan adalah aspek fundamental dalam membangun masa depan masyarakat. Ia juga mengapresiasi kehadiran civitas akademika UNJ dan menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi terhadap peningkatan kualitas pendidikan di desa. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru-guru, semoga ke depan dapat terus terjalin kerja sama seperti ini,” ujarnya.
Workshop ini diikuti oleh 20 orang guru, di jenjang pendidikan dasar di Desa Cisaat. Para peserta mengikuti kegiatan dengan penuh semangat dan menunjukkan ketertarikan tinggi terhadap materi yang disampaikan. Mereka aktif dalam sesi diskusi dan tanya jawab terkait pemahaman dasar mengenai Model Problem Based Learning, implementasinya di kelas, serta berbagai tantangan dan solusi yang mungkin dihadapi guru dalam penerapannya.
Salah satu inti dari workshop ini adalah pemaparan terkait langkah-langkah penerapan Model Problem Based Learning, yang secara umum meliputi enam tahapan utama: 1) Orientasi terhadap Masalah, 2) Identifikasi Masalah dan Pengumpulan Data, 3) Analisis dan Sintesis Informasi, 4) Pengembangan dan Pemilihan Solusi, 5) Presentasi dan Justifikasi Solusi, dan 6) Refleksi dan Evaluasi, sebagai tahapan akhir untuk menilai proses dan hasil belajar serta merumuskan pembelajaran ke depan.
Untuk mempermudah pemahaman, narasumber menjelaskan bahwa proses PBL dimulai dengan menghadirkan masalah nyata yang mendorong rasa ingin tahu siswa. Selanjutnya, siswa dilibatkan untuk meneliti, menganalisis, dan mengembangkan solusi secara mandiri maupun kelompok. Tahap presentasi memungkinkan siswa menyampaikan solusi mereka secara terbuka dan melatih keterampilan komunikasi. Refleksi menjadi bagian penting dalam membangun kesadaran diri atas proses belajar yang telah dilalui.
Para narasumber menekankan bahwa PBL bukan hanya tentang menyelesaikan masalah, tetapi juga menumbuhkan kemandirian belajar, kolaborasi antar siswa, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan nyata. Dengan pendekatan ini, siswa dilatih untuk menjadi pemecah masalah, pengambil keputusan, dan pembelajar sepanjang hayat.
Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari semangat pengabdian Universitas Negeri Jakarta untuk berkontribusi dalam penguatan pendidikan di daerah melalui kolaborasi dengan masyarakat. Para peserta mengaku mendapatkan wawasan baru dan merasa lebih percaya diri untuk mencoba menerapkan model PBL di kelas mereka masing-masing.
Diharapkan, hasil dari workshop ini tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran di Desa Cisaat, tetapi juga menjadi inspirasi bagi guru-guru di wilayah lain untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensi profesionalnya. Civitas akademika UNJ berkomitmen untuk terus menjalin kerja sama serupa demi memperluas dampak pengabdian dalam dunia pendidikan.