Pada tanggal 13 mei 2025 , di HKBP Hutaraja, kegiatan PkM matakuliah Teologi Kontekstual bertema “Satu Hati Anti Bully” sukses dilaksanakan. Dipimpin oleh dosen Tiffany Tamba, M.Si.Teol seminar ini ditujukan kepada anak-anak sekolah minggu dengan tujuan meningkatkan kesadaran mereka tentang bullying.
Kegiatan ini disambut baik oleh Bapak Pdt. Kamsor Manurung, S.Th selaku pemimpin atau pendeta resort di HKBP Hutaraja, dan selama kegiatan didampingi oleh ibu pendeta fungsional dan amang guru huria yang memberikan berbagai kehangatan dan arti penting menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak. Mahasiswa Prodi Kepemimpinan Kristen semester IV, terdiri dari Yohanna hotmita Simbolon, Natalia Hasibuan, Andini Simajuntak, Atika Nababan, Yosia Rambe, Melias Sembiring , Susan Simajuntak, Santriani Silalahi, Yusi Siagian, Abertha Lumbanraja, dan Dian Sipahutar,yang membantu keberlangsungan kegiatan selama seminar dan kemudian ini dosen mengutarakan materi seminar.
Dalam sesi pertama, ibu dosen menjelaskan apa itu bullying dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Selanjutnya, siswa mengajak anak-anak untuk berpartisipasi dalam role play, di mana mereka memeragakan berbagai macam bullying tanpa bicara. Kegiatan ini tidak hanya mendidik tetapi juga menghibur, karena anak-anak sangat antusias menebak jenis bullying yang diperagakan.
Ibu dosen juga menjelaskan faktor-faktor penyebab bullying dan bahaya yang ditimbulkan. Melalui metode menggambar, anak-anak menggambarkan empat bahaya bullying, seperti dampak fisik, mental, dan sosial. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkreasi sambil memahami isu-isu serius ini.
Di akhir seminar, ibu dosen memperkenalkan cara-cara untuk mencegah dan melawan bullying. Dengan tepuk tangan anti perundungan, mereka mengajak anak-anak berdiri dan mengucapkan ayat-ayat yang menguatkan. Anak-anak terlihat bersemangat dan terinspirasi untuk menyebarkan pesan positif ini dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini tidak hanya berhasil meningkatkan kesadaran tentang bullying, tetapi juga membangun rasa solidaritas di antara anak-anak. Dengan semangat “Satu Hati Anti Bully,” mereka berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan peduli satu sama lain.
Dampak dari kegiatan ini sangat signifikan. Pertama, anak-anak menjadi lebih peka terhadap tindakan bullying dan berani melaporkannya. Kedua, mereka belajar untuk saling mendukung, menciptakan ikatan yang lebih kuat di antara teman-teman. Ketiga, dengan pemahaman yang lebih baik tentang dampak bullying, mereka berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang positif, tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah dan komunitas.
Dengan dukungan dari semua peserta dan pimpinan gereja, seminar ini menjadi langkah awal yang penting dalam intimidasi anggota di kalangan anak-anak. Mari kita terus bersama-sama menjaga lingkungan yang positif dan mendukung satu sama lain!
#SatuHatiAntiBully #TeologiKontekstual #PendidikanKarakter