Rumah Cilik Cerdas (RCC) KKN Universitas PGRI Wiranegara Pasuruan Desa Manaruwi
Bangil — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas PGRI Wiranegara (UNIWARA) menghadirkan terobosan positif di Desa Manaruwi, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, melalui peresmian Rumah Cilik Cerdas, sebuah rumah belajar yang menjadi wadah edukasi sekaligus rekreasi bagi anak-anak desa. Program ini merupakan upaya mahasiswa untuk memberikan kontribusi nyata dalam bidang pendidikan serta menumbuhkan semangat belajar di kalangan generasi muda.
Rumah Cilik Cerdas dirancang agar anak-anak dapat belajar dengan cara yang menyenangkan. Tidak hanya pelajaran akademik, mahasiswa KKN juga menghadirkan aktivitas kreatif seperti membaca bersama, menggambar, permainan edukatif, hingga pengenalan teknologi sederhana. Antusiasme anak-anak terlihat jelas, setiap sore mereka dengan riang berkumpul untuk mengikuti kegiatan bersama para mahasiswa pendamping.
Kepala Desa Manaruwi, Bapak Abdul Mutholib mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN yang mampu membawa warna baru bagi pendidikan di desanya. Ia menyampaikan rasa bangga dan berterima kasih karena kehadiran Rumah Cilik Cerdas sangat membantu anak-anak dalam mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya memberikan pembelajaran, tetapi juga menanamkan nilai disiplin, kebersamaan, dan semangat untuk terus maju. Harapan beliau, kegiatan positif ini dapat terus berlanjut meskipun masa KKN telah berakhir.
Selain dukungan dari pemerintah desa, para orang tua juga merasakan manfaat langsung dari program ini. Mereka melihat anak-anak semakin antusias belajar dan memiliki kegiatan positif di luar sekolah. Salah satu orang tua menyampaikan rasa syukurnya karena anaknya menjadi lebih rajin belajar, lebih berani bertanya, dan terlihat lebih percaya diri. Bagi mereka, keberadaan Rumah Cilik Cerdas memberikan dukungan besar dalam pendidikan anak-anak dengan cara yang menyenangkan.
Kegiatan yang dihadirkan dalam Rumah Cilik Cerdas mencakup berbagai hal, mulai dari belajar membaca dan menulis, penguatan materi sekolah, hingga aktivitas kreatif dan permainan edukatif yang membentuk karakter. Suasana ceria dan tawa anak-anak setiap sore menjadi bukti nyata bahwa pendidikan bisa dihadirkan dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Dengan hadirnya program ini, mahasiswa KKN UNIWARA berhasil menjadikan pendidikan sebagai sarana pengikat kebersamaan antara kampus dan masyarakat. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil, dan masa depan anak-anak bisa dibangun melalui kepedulian bersama.
Pendapat Kepala Desa menunjukkan apresiasi tinggi terhadap program Rumah Belajar yang dijalankan mahasiswa KKN di Balai Desa. Beliau menilai kegiatan ini sangat positif karena mampu menghidupkan suasana belajar bagi anak-anak SD kelas 1 sampai 6 yang selama ini jarang mendapat kesempatan mengikuti kegiatan les tambahan. Antusiasme anak-anak dan orang tua juga dinilai cukup tinggi, terutama karena kegiatan ini bersifat gratis dan terbuka untuk semua kalangan. Selain itu, Kepala Desa menyampaikan rasa syukur dan terima kasih karena kegiatan ini mampu membantu masyarakat dalam menghadapi kondisi anak-anak yang lebih sering bermain gadget daripada belajar. Dengan adanya Rumah Belajar, anak-anak kembali termotivasi untuk belajar bersama dan meningkatkan semangat belajar mereka.
Keberadaan Rumah Belajar membawa manfaat yang luas bagi anak-anak, orang tua, maupun masyarakat. Anak-anak mendapatkan tambahan pengetahuan di luar sekolah, menumbuhkan kebiasaan belajar yang lebih baik, serta mengurangi kecenderungan bermain gadget secara berlebihan. Orang tua merasa terbantu karena tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk les, sekaligus merasa tenang karena anak-anak memiliki kegiatan positif di sore dan malam hari. Sementara itu, bagi masyarakat secara umum, kegiatan ini menumbuhkan budaya belajar di desa, meningkatkan rasa kebersamaan antarwarga, serta menumbuhkan kesadaran pentingnya pendidikan sejak dini.
Pak Kepala Desa berharap kegiatan Rumah Belajar dapat terus berlanjut meskipun program KKN telah berakhir. Menurutnya, kegiatan semacam ini sebaiknya dijadikan agenda rutin karena memiliki dampak positif yang nyata bagi masyarakat. Ia juga menginginkan agar ke depan kegiatan ini semakin berkembang dengan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk para pemuda desa, agar mereka dapat ikut berperan aktif dalam mendampingi anak-anak sehingga kegiatan pendidikan di desa bisa berkesinambungan.
Beliau menegaskan bahwa ia berharap di tahun-tahun mendatang mahasiswa KKN dari berbagai angkatan dapat terus hadir di Desa Manaruwi untuk melanjutkan program-program serupa, sehingga manfaatnya semakin meluas. Dengan begitu, desa memiliki ciri khas sebagai desa yang peduli pada pendidikan warganya dan mampu melahirkan generasi muda yang bersemangat untuk terus maju.