TANGSEL – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) masih menunggu kepastian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) terkait kesiapan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo, Kabupaten Bogor.
Hal ini berkaitan dengan rencana kerjasama pembuangan sampah Tangsel ke Nambo yang sudah tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS).
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel, Bani Khosyatullah mengatakan, bahwa pihaknya telah mengajukan kapasitas hingga 500 ton per hari.
Namun, saat ini Nambo baru sanggup menampung sekitar 50 ton per hari, yang harus dibagi untuk beberapa daerah lain seperti Depok, Bogor, dan Tangsel.
“Untuk Tangsel sendiri, jatah kapasitasnya baru 10 ton per hari. Padahal kebutuhan kita jauh lebih besar. PKS dengan Nambo sudah ada, tinggal bagaimana kesiapan sarana prasarana di sana untuk bisa menampung lebih banyak,” kata Bani, saat dihubungi melalui tlp, Kamis 21 Agustus 2025.
Menurutnya, terbatasnya kapasitas Nambo disebabkan mesin pengolahan yang ada belum optimal untuk menampung volume besar.
Karena itu, lanjut Bani, Pemkot Tangsel berharap ada langkah cepat dari Pemprov Jawa Barat, terutama setelah kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang memberikan perhatian terhadap persoalan ini.
“Kami masih menunggu respon resmi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Harapannya tentu ada percepatan, apakah melalui penambahan atau optimalisasi mesin yang sudah ada di Nambo. Kalau akses jalannya sebenarnya sudah baik, tinggal kapasitasnya yang perlu ditingkatkan,” jelas Bani.
Sementara itu, Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie menegaskan, bahwa kerja sama dengan Pemprov Jawa Barat sebenarnya sudah terjalin cukup lama melalui nota kesepahaman (MoU).
“Kita sudah MoU dengan Provinsi Jawa Barat sejak beberapa tahun yang lalu, untuk membuang sampah ke Lulut Nambo yang kemudian oleh Pemda Provinsi Jawa Barat diolah bersama pihak ketiga menjadi RDF sebagai bahan bakar untuk Semen Cibinong,” ujar Benyamin.
Benyamin menjelaskan, lokasi Nambo sangat strategis dengan akses keluar Tol Jagorawi menuju Gunung Putri yang hanya berjarak sekitar 4 kilometer dan tidak melewati banyak permukiman.
Karena itu, lanjut Benyamin, kerjasama ini dapat segera dilanjutkan secara lebih intensif.“Saya sangat berharap bahwa kerja sama dengan Pemprov Jawa Barat untuk pengolahan sampah di Lulut Nambo ini bisa kita lanjutkan.
Apalagi kapasitas di sana sangat besar, bahkan bisa mencapai 2.300 ton per hari karena lahannya luas dan dekat dengan pabrik semen. Tinggal menunggu kesiapan Pemda Jawa Barat bersama pihak ketiga untuk membuka kapasitas itu. Kalau sudah siap, Tangsel tentu akan memanfaatkannya dengan maksimal,” pungkasnya.(Dion)