• Hubungi Redaksi
  • Login
  • Register
Siaran Berita
Banner Publikasi Press Release Gratis
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
Siaran Berita
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
No Result
View All Result
Siaran Berita
No Result
View All Result
Home Humaniora

Satu Postingan, Seribu Hujatan

Ketika Opini Jadi Alasan Permusuhan

Aisyah Tri Rusminingsih by Aisyah Tri Rusminingsih
12 May 2025
in Humaniora
A A
0
gambar artikel
877
SHARES
1.3k
VIEWS

Di era digital ini, setiap orang memiliki panggung. Melalui media sosial, siapa pun dapat menyuarakan opini, dari yang paling masuk akal sampai yang paling kontroversial. Namun di balik kebebasan berekspresi ini, ada bahaya yang mengintai yakni polarisasi sosial yang semakin menguat. Dunia maya berubah jadi medan perang opini, bukan menjadi ruang diskusi.

Fenomena “cancel culture” menjadi contoh nyata bagaimana perbedaan pandangan dapat berujung pada perpecahan. Seseorang mengunggah opini pribadi tentang gaya hidup, cara berpakaian, atau nilai moral tertentu, lalu tiba-tiba diserang habis-hadapatn oleh warganet. Tak jarang, mereka bukan hanya dikritik, tapi juga diboikot, dihujat, bahkan kehilangan pekerjaan atau dukungan publik. Yang lebih mengkhawatirkan, serangan itu bukan hanya karena kesalahan besar, tapi kadang hanya karena perbedaan pandangan yang seharusnya dapat ditoleransi.

Adanya media sosial memperburuk situasi tersebut. Algoritma cenderung menunjukkan konten yang kita sukai, membuat kita hanya melihat dunia dari sudut pandang yang sempit. Kita merasa didukung, merasa benar, dan menganggap pandangan berbeda sebagai ancaman. Ketika orang lain berpikir atau hidup berbeda, mereka tidak lagi dianggap “berbeda”, tapi “salah”. Polarisasi pun tak terhindarkan.

Polarisasi ini bukan hanya soal politik. Di TikTok dan X, kita dapat melihat bagaimana masyarakat terpecah dalam dua kubu soal cara berpakaian, kebebasan berekspresi, atau nilai-nilai budaya. Di satu sisi, ada yang menjunjung tinggi kebebasan dan menganggap setiap orang berhak mengekspresikan dirinya. Di sisi lain, ada yang merasa nilai-nilai moral dan budaya lokal harus dijaga dan dihormati. Masalahnya, kedua sisi seringkali tidak mau saling mendengar, sehingga terjadi bukan dialog, tapi saling serang.

Banner Publikasi Press Release Gratis

Padahal, Indonesia dibangun di atas semangat keberagaman. Pancasila sendiri mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan dan menyelesaikan masalah dengan musyawarah. Polarisasi sosial, jika dibiarkan dapat merusak integrasi nasional. Ketika masyarakat terus-menerus bertengkar tentang siapa yang paling benar, rasa kebersamaan sebagai bangsa perlahan memudar. Kita mulai lebih peduli pada kelompok kita sendiri dan lupa bahwa kita bagian dari satu negara yang sama.

Baca Juga

Kejar Mimpi

Kejar Mimpi Semarang Hidupkan Harapan Lewat Aksi Donor Darah

14 June 2025
IMG 6763

Islam dalam Perspektif Antropologi

13 June 2025
IMG 20250513 WA0024

PkM kepemimpinan Kristen

11 June 2025
unnamed

Strategi Efektif Mengatur Hidup Agar Lebih Produktif

9 June 2025

Di tengah situasi ini, penting bagi kita untuk mempraktikkan toleransi digital. Kebebasan berpendapat harus diiringi dengan kesadaran bahwa orang lain pun punya hak yang sama. Tidak semua hal harus disetujui, tapi semua orang berhak untuk dihargai. Perbedaan pandangan bukan alasan untuk memecah belah, tapi peluang untuk saling memahami. Solusi dari polarisasi sosial ini bukan membungkam opini, tapi membangun budaya diskusi. Kita perlu belajar untuk tidak reaktif, untuk bertanya sebelum menghakimi, dan untuk membedakan kritik dengan serangan pribadi. Di sisi lain, saat menyuarakan pendapat, kita juga harus siap menerima tanggapan, bahkan yang berbeda dari kita.

Integrasi nasional tidak hanya dibangun lewat kebijakan pemerintah atau kampanye persatuan, tetapi juga lewat sikap kita sehari-hari di media sosial. Saat kita memilih untuk tidak menghakimi, untuk memberi ruang pada yang berbeda, dan untuk berdialog dengan terbuka, di situlah Indonesia menjadi lebih kuat dan sejahtera.

Di tengah gempuran opini yang tak ada habisnya, kita perlu kembali bertanya pada diri sendiri: apakah kita ingin membangun bangsa yang saling memahami, atau bangsa yang saling menjatuhkan hanya karena opini pribadi?

 

Share351Tweet219Share61Pin79SendShare
Banner Publikasi Press Release Gratis
Previous Post

Dugaan Pelecehan Anak di Wonosobo, Warga Desak Proses Hukum Tegas

Next Post

Universitas Muslim Maros Buka Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Tahun Akademik 2025–2026

Aisyah Tri Rusminingsih

Aisyah Tri Rusminingsih

Aisyah Tri Rusminingsih, mahasiswi program studi Teknik Kimia Universitas Internasional Semen Indonesia. Ia sangat tertarik dalam karya tulis. Lahir pada 28 Mei 2006 dan memiliki kegemaran tersendiri terhadap warna hitam.

Related Posts

Kejar Mimpi

Kejar Mimpi Semarang Hidupkan Harapan Lewat Aksi Donor Darah

14 June 2025
IMG 6763

Islam dalam Perspektif Antropologi

13 June 2025
IMG 20250513 WA0024

PkM kepemimpinan Kristen

11 June 2025
unnamed

Strategi Efektif Mengatur Hidup Agar Lebih Produktif

9 June 2025
Next Post
Universitas Muslim Maros Buka Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Tahun Akademik 2025–2026

Universitas Muslim Maros Buka Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Tahun Akademik 2025–2026

Sewa mobil dengan supir jakarta

Warga Jakarta Kini Bisa Liburan Tanpa Drama: Sewa Mobil + Supir dari Fajar Rent Car Jadi Solusi!

Half Marathon 2025

Kembali ke Jalur: Half Marathon Purwokerto 2025 “Hadirkan Energi Baru

Picsart 25 05 10 19 44 17 864

Generasi Z Jangan Sampai Kudet! Komunitas Ini Jadi Pintu Gerbang Masuk Dunia Kripto yang Seru!

images 2

Energi : PLTU Mimpi buruk bagi Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
Siaran Berita

Siaran Berita menghadirkan berbagai informasi terbaru dan terpercaya.

Follow Us

Square Media Wanita
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat & Ketentuan Tulisan
  • Syarat dan Ketentuan Penggunaan Website
  • Disclaimer

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Login
  • Sign Up

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita