Pandeglang, Banten – Situs Batu Goong, sebuah peninggalan purbakala yang terletak di lereng Gunung Pulosari, Kabupaten Pandeglang, Banten, terus memantik rasa ingin tahu masyarakat dan peneliti. Situs ini dikenal sebagai punden berundak yang menyimpan jejak peradaban megalitik yang berusia ribuan tahun.
Keunikan Formasi Batu Menyerupai Gamelan
Nama “Batu Goong” diambil dari keunikan batu-batu di lokasi tersebut yang beberapa di antaranya memiliki bentuk menyerupai instrumen gamelan, khususnya gong atau kenong.
Situs ini terletak di atas bukit Kaduguling, Kampung Cigadung, Desa Sukasari, Kecamatan Pulosari, dan merupakan bagian dari kawasan Cagar Budaya Nasional. Formasi utamanya terdiri dari:
– Menhir Sentral: Sebuah menhir (batu tegak) yang ditempatkan di bagian tertinggi, seringkali dianggap sebagai pusat ritual.
– Batu Pelinggih: Batu-batu lain yang mengelilingi menhir, berjumlah sekitar 18 buah, dengan rata-rata tinggi sekitar 22 cm, yang menyerupai kursi-kursi kecil atau alat musik gamelan.
Bentuk punden berundak ini diyakini merupakan hasil rekayasa bentukan alam yang digunakan sebagai tempat ritual pemujaan pada masa prasejarah.
Jejak Sejarah dan Nilai Spiritual
Selain artefak batu, di sekitar Bukit Kaduguling juga ditemukan fragmen keramik asing dari Dinasti Song (abad ke-12), Ming (abad ke-15), dan Thailand (abad ke-14), serta kaki arca dari masa Klasik. Temuan ini mengindikasikan bahwa Situs Batu Goong terus digunakan dan menjadi tempat penting hingga masa-masa setelahnya.
Catatan Sejarah: Situs ini juga disebut-sebut sebagai tempat bersejarah yang pernah menjadi lokasi perdebatan antara pemuka agama, khususnya Islam dan Buddha, yang mengawali penyebaran agama Islam di daerah Kaduguling.
Kini, situs ini sering dikaitkan dalam satu kawasan dengan Situs Citaman, yang memiliki kolam pemandian air jernih yang diduga dahulu digunakan sebagai tempat penyucian diri sebelum upacara ritual di Batu Goong.
Tantangan dan Upaya Pelestarian
Meskipun telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya, Situs Batu Goong menghadapi tantangan dalam hal aksesibilitas dan sosialisasi. Lokasinya yang berada di atas bukit seringkali sulit dijangkau oleh kendaraan roda empat, sehingga menjadikan situs ini sebagai “piramida tersembunyi” di Pandeglang.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, terus berupaya mengelola dan melestarikan situs ini, termasuk penempatan Juru Pelihara yang bertugas merawat dan memberikan informasi sejarah kepada pengunjung.
Situs Batu Goong tidak hanya menawarkan wisata edukasi sejarah purbakala, tetapi juga pemandangan alam yang asri di lereng Gunung Pulosari, menjadikannya destinasi yang ideal bagi mereka yang ingin menelusuri akar kebudayaan Banten.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”





































































