Malang, [10-11-2025] – Di balik aroma harum tahu goreng yang menggoda, tersimpan kisah inspiratif perjuangan seorang mantan karyawan pabrik yang kini menjadi pelaku usaha legendaris di Kota Malang. Ia adalah Bapak Choliq, pemilik Tahu Goreng “ABA”, yang telah berdiri sejak masa krisis moneter 1998. Melalui kolaborasi intensif dengan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM), Tahu Goreng “ABA” kini resmi ‘Naik Kelas’ dengan mengadopsi modul manajemen modern dan inovasi digital.
Berawal dari PHK Krisis 1998, Tahu ‘ABA’ Lahir dari Tekad Bangkit
Kisah Tahu Goreng “ABA” adalah narasi ketahanan ekonomi kerakyatan. Bapak Choliq awalnya adalah karyawan PT. Adi Putro Malang yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat krisis moneter. Kehilangan pekerjaan membuatnya kebingungan, hingga berkat dorongan dari mertua, beliau mencoba ikut berjualan tahu di pasar.
“Dulu saya bingung, tidak tahu harus bagaimana setelah kena PHK, dari pengalaman ikut tetangga itu, saya belajar cara menawarkan dagangan ke warung-warung dan pasar. Dengan modal kecil dari tabungan dan pengalaman seadanya, saya memberanikan diri memproduksi tahu secara mandiri sejak 1998.” ujar Pak Choliq.
Perlahan namun pasti, Tahu Goreng “ABA” dikenal masyarakat karena rasanya yang gurih, harga yang terjangkau, dan pelayanan yang ramah. Kini, usaha ini tak hanya menopang keluarga, tetapi juga menjadi sumber produsen tahu yang diandalkan di lingkungan sekitar
Meskipun memiliki loyalitas pelanggan yang kuat selama lebih dari dua dekade, observasi awal oleh Mahasiswa Pascasarjana Manajemen UM mengidentifikasi sejumlah kesenjangan manajerial yang menghambat pertumbuhan di era digital.
“Kelemahan utama terdeteksi pada SDM yang terbatas dan bersifat kekeluargaan tanpa job description formal, keuangan yang belum tertata rapi karena masih manual dan tercampur dengan kas pribadi, serta pemasaran yang masih sederhana dan belum menyentuh kanal digital,” jelas [Mahasiswa Pascasarjana Manajemen UM]. “Selain itu, pengembangan produk yang kurang dan pemahaman pengelolaan limbah yang minim juga menjadi fokus perbaikan.”
Kondisi ini menjadi bahan refleksi bagi mahasiswa yang menyadari bahwa teori manajemen di kelas harus diuji dan diadaptasi di lapangan. Program ini merupakan bagian dari penerapan ilmu, khususnya dalam mengembangkan wawasan manajerial dalam mengelola dan memberikan pemahaman untuk mengembangkan usaha. Kegiatan ini dilakukan oleh [Satrio Ahmadtul Firdaus Romadhoni dan Dikie Egie Nugraha] di bawah bimbingan Bapak Dr. Agus Hermawan, Grad.Dip.Mt, M.Si, Mbus dan Bapak Prof. Dr. Agung Winarno, M.M.
Modul Bimbingan Transformasi 5 Pilar Kunci
Bersama dosen pembimbing, Modul Inovasi Pengelolaan Manajerial dirancang berdasarkan lima pilar utama yang menjadi solusi atas masalah yang ditemukan Strategi bimbingan difokuskan pada lima pilar utama yang tertuang dalam Modul Inovasi Pengelolaan. Pilar pertama adalah Pemasaran Digital, di mana UMKM didampingi untuk go digital melalui refresh branding (logo dan kemasan baru), aktivasi media sosial, dan pendaftaran pada e-commerce seperti Shopee Food dan Google Maps. Pilar kedua berfokus pada Manajemen Keuangan, yaitu implementasi pembukuan sederhana, memperkenalkan aplikasi digital sederhana seperti BukuWarung agar pencatatan lebih transparan dan tidak bercampur dengan kas pribadi.
Selanjutnya, pilar ketiga, Manajemen SDM, menekankan pada penyusunan job specification dan pedoman kerja yang terstruktur. Pilar keempat, Inovasi Produk, mendorong Pak Choliq untuk riset pengembangan varian baru seperti tahu crispy dan tahu isi pedas. Terakhir, pilar kelima, Pengelolaan Lingkungan, mengenalkan praktik sustainable business, di mana limbah padat (ampas tahu) kini diolah menjadi pupuk organik cair dan pakan ternak.
Tahu ‘ABA’ Siap Diwariskan dan Menjadi Contoh
Pak Choliq mengakui bahwa sejak pendampingan ini berjalan, banyak perubahan positif yang dirasakannya. “Dulu saya hanya tahu cara membuat tahu dan menjual. Sekarang, saya lebih mengerti cara mengatur keuangan usaha dan membagi tugas. Dulu semua saya kerjakan sendiri. Sekarang lebih tertib,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa kehadiran media sosial memberikan pengaruh besar terhadap penjualan. “Anak muda sekarang tahu tahu saya dari Instagram. Dulu mana pernah saya pikir soal itu,” tambahnya.
Dari perspektif mahasiswa, pengalaman mendampingi Tahu Goreng “ABA” bukan hanya kegiatan akademik, tetapi juga bentuk nyata dari implementasi ilmu untuk masyarakat. Kami menyadari bahwa manajemen bukan sekadar teori, tetapi seni dalam memberdayakan manusia dan menjaga keberlanjutan usaha.
“Saya berharap usaha ini bisa diwariskan ke anak cucu dan terus berkembang. Kalau bisa, jadi contoh bagi pengusaha kecil lain,” tutup Pak Choliq penuh harapan.
Kini, Tahu Goreng “ABA” tampil dengan wajah baru lebih modern, tertata, dan dikenal. Transformasi ini membuktikan bahwa ketika ilmu bertemu dengan kerja keras, maka lahirlah sinergi yang menggerakkan perubahan sosial dan ekonomi, menjadikan Tahu Goreng “ABA” simbol ketahanan ekonomi rakyat yang berdaya saing digital.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”








































































