Dalam kajian ilmu komunikasi, terdapat berbagai tradisi teoritis yang digunakan untuk memahami proses komunikasi secara lebih mendalam. Salah satu tradisi yang memiliki kontribusi penting adalah tradisi sibernetika. Tradisi ini memandang komunikasi sebagai suatu sistem yang saling terhubung, bekerja melalui proses umpan balik (feedback), pengendalian, dan pertukaran informasi. Pendekatan sibernetika menekankan bagaimana komunikasi berfungsi untuk menjaga keseimbangan dan keteraturan dalam suatu sistem sosial maupun teknis.
Teori Sibernetika adalah salah satu teori yang menitikberatkan pada pembelajaran sistem informasi. Norbert Wiener memberi pengertian bahwa sibernetika sebagai sesuatu yang berkaitan dengan “kontrol dan komunikasi pada hewan dan mesin. Definisi awal lainnya adalah definisi konferensi sibernetika Macy, di mana sibernetika dipahami sebagai studi tentang mekanisme sebab akibat dan umpan balik melingkar pada sistem biologis dan sosial. Jadi, Wiener menunjukkan bahwa tindakan yang efektif membutuhkan komunikasi. Kemudian, Pask Gordon menawarkan suatu teori percakapan dalam komunikasi baik secara verbal maupun non verbal sebagai interaksi inti dari sistem yang memiliki tujuan.
Beberapa konsep utama dalam teori sibernetika meliputi sistem, umpan balik, kendali, dan komunikasi :
1. Sistem
Memandang berbagai fenomena sebagai sistem yang terdiri dari komponen komponen yang saling terhubung dan berinteraksi.
2. Umpan balik
Umpan balik merujuk pada proses dimana informasi tentang hasil dari suatu tindakan kembali ke sistem, memungkinkan sistem untuk mengubah dan mengatur perilakunya berdasarkan informasi tersebut.
3. Kendali
Mengacu pada gagasan dalam bahwa sebuah sistem yang kompleks, satu bagian dapat memiliki efek yang menentukan bagaimana bagian lain nya berperilaku.
4. Komunikasi
Pengontrol harus dapat mengirim pesan yang menginformasikan subsistem tentang perubahan yang harus dilakukan dan harus menerima pesan dari subsitem.
Di dunia yang penuh dengan pilihan dan ketidakpastian, sibernetika mengingatkan kita akan kekuatan lingkaran umpan balik. Baik kita merancang mesin, memimpin organisasi, atau mengambil keputusan pribadi, prinsip belajar dari umpan balik dan beradaptasi adalah kuncinya. Dalam banyak hal, sibernetika mengajarkan kita untuk menjadi pengambil keputusan yang lebih baik dengan membangun sistem yang belajar, beradaptasi, dan berkembang pada akhirnya membantu kita membuat pilihan yang tepat di dunia yang berubah dengan cepat.
Kita dapat menggunakan mekanisme umpan balik untuk meningkatkan masyarakat dengan terus memantau dampak kebijakan dan tindakan, mengumpulkan umpan balik dari masyarakat, menyesuaikan berdasarkan hasil, dan menyempurnakan pendekatan kita untuk mengatasi tantangan sosial, menciptakan siklus pembelajaran dan adaptasi yang mendorong kemajuan dan ketahanan
REFERENSI
https://www.linkedin.com/pulse/cybernetics-artificial-intelligence-emotional-syed-mujtaba-naqvi-zubuf
https://auth.scribd.com/u/signup?state=hKFo2SBjUlNqYVhaRTNtMU9GckJMajB3anVvbGYwcGFUWTJwN6Fur3VuaXZlcnNhbC1sb2dpbqN0aWTZIG9mOXlhaEpud3dNdkg3LVl1WUlKVDhueGF2dGtkMGlso2NpZNkgZ3ljN3lyZnpzdkpmaXd5bHNlYXU4Y3g5dVZhb2FOU1A&ui_locales=en
https://www.diklatkerja.com/blog/sibernetika-definisi-sejarah-etimologi-dan-bidang-aplikasi-terkait
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”









































































