Malang, September 2025 — Lima mahasiswa lintas fakultas dari Universitas Brawijaya (UB) menciptakan terobosan alat kesehatan berbasis kecerdasan buatan bernama VitalSense. Mereka adalah Ferdy Sofyana Tri Putra (Fakultas Teknik), Mochammad Saiful Anwar (Fakultas Ilmu Kesehatan), Muhammad Zaidan Wajdi (Fakultas Teknik), Gabriella Irwana (Fakultas Kedokteran), dan Anas Asyraf (Fakultas Teknik).Tim VitalSense Universitas Brawijaya. Urut dari kiri ke kanan: Anas Asyraf, Muhammad Zaidan Wajdi, Gabriella Irwana, Ir. Nurussa’adah, M.T. (Dosen Pembimbing), Ferdy Sofyana Tri Putra, dan Mochammad Saiful Anwar.
Kelima mahasiswa ini berkolaborasi lintas bidang untuk mengembangkan alat pemantauan vital tubuh non-invasif yang mampu mendeteksi sindrom metabolik secara real-time tanpa jarum suntik atau pengambilan darah.
Indonesia kini menghadapi krisis senyap di bidang kesehatan: meningkatnya angka penyakit tidak menular (PTM)seperti hipertensi, diabetes, dan jantung koroner. Di balik modernitas dan kemajuan industri 4.0, gaya hidup pasif, konsumsi makanan instan, dan stres kronis menjadi pemicu utamanya. Ironisnya, hanya sekitar 23 persen masyarakatyang rutin memeriksakan kesehatan, sementara sebagian besar baru bertindak setelah kondisi memburuk.
Melihat kondisi ini, tim VitalSense menghadirkan solusi melalui alat berbasis Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Inovasi tersebut berhasil mengantarkan mereka menjadi satu-satunya perwakilan Universitas Brawijaya yang lolos pendanaan nasional Program Kreativitas Mahasiswa Karya Inovatif (PKM-KI) 2025, dari lebih dari 800 proposal se-Indonesia, di mana hanya 37 proposal yang berhasil didanai.
VitalSense memanfaatkan algoritma Random Forest untuk menganalisis enam parameter vital tubuh — tekanan darah, detak jantung, glukosa, kolesterol, suhu tubuh, dan saturasi oksigen — secara bersamaan. Hasil pengukuran langsung ditampilkan secara real-time lengkap dengan klasifikasi kondisi kesehatan dan rekomendasi personal berdasarkan usia serta profil pengguna.
“Selama ini, masyarakat baru bergerak ketika penyakit sudah parah. Kami ingin mengubah paradigma itu dengan cara yang mudah, tanpa rasa takut terhadap jarum atau biaya tinggi,” ujar Mochammad Saiful Anwar, mahasiswa Berprestasi 2 UB sekaligus penggagas ide VitalSense.
Ketua tim, Ferdy Sofyana Tri Putra, menambahkan bahwa alat ini memadukan berbagai fungsi medis dalam satu perangkat sederhana.
“Kami menggabungkan fungsi tensimeter, termometer, oksimeter, dan glukometer dalam satu alat yang bahkan bisa digunakan di rumah,” jelasnya.
Sementara itu, Muhammad Zaidan Wajdi menjelaskan bahwa sistem berbasis machine learning memungkinkan VitalSense tidak hanya membaca data, tetapi juga memahami pola risiko, memprediksi perubahan kondisi, dan memberikan peringatan dini melalui aplikasi serta Telegram Bot.
Lebih dari sekadar alat kesehatan, VitalSense dihadirkan sebagai langkah nyata untuk mengurangi ketergantungan terhadap metode konvensional yang mahal dan invasif. Fitur personalisasi memungkinkan alat ini menyesuaikan interpretasi data dengan usia serta riwayat pengguna, meningkatkan akurasi dan relevansi hasil.
Dalam pengujian awal terhadap puluhan responden, alat ini menunjukkan akurasi lebih dari 98 persen dalam klasifikasi status kesehatan serta mendapat tanggapan positif terkait kenyamanan dan kemudahan penggunaannya. Fitur alert otomatis dan pembacaan real-time menjadikannya salah satu teknologi pemantauan vital berbasis AI paling adaptif dan terjangkau yang pernah dikembangkan mahasiswa di Indonesia.
“VitalSense bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi bentuk kepedulian terhadap rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini kesehatan,” ungkap Gabriella Irwana, mahasiswa Fakultas Kedokteran yang berperan dalam uji validasi klinis.
Proyek ini dibimbing oleh dosen lintas bidang: Ir. Nurussa’adah, M.T. (Fakultas Teknik), Dr. dr. Ristiawan Muji Laksono, Sp.An-TI., Subsp.M.N.(K), FIPP, dr. Rachmad Sarwo Bekti, M.Med.Ed., Ns. Elvira Sari Dewi, S.Kep., M.Biomed., Dr. Ns. Heri Kristianto, MKep, Sp.Kep.MB, dan Ns. Endah Panca L.F., S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MBdari Fakultas Kedokteran dan Keperawatan. Kolaborasi ini memadukan teori, teknologi, dan kebutuhan masyarakat menjadi satu sistem inovatif yang visioner dan aplikatif.
Sebagai penutup, Anas Asyraf menegaskan bahwa VitalSense bukan sekadar proyek teknologi, melainkan gerakan perubahan menuju kesadaran preventif.
“VitalSense hadir membawa pesan kuat: masa depan kesehatan bukan hanya untuk disembuhkan, tetapi untuk dicegah sejak dini.”
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”