Pernikahan adalah momen sakral yang diimpikan banyak pasangan. Namun, di balik kebahagiaan tersebut, ada berbagai tantangan yang harus dihadapi sebelum mengucapkan janji suci.
Berdasarkan laporan terbaru dari Populix bertajuk “Pre and Post Wedding: Financial Planning and Management”, ekspektasi orangtua dan keterbatasan biaya menjadi dua faktor utama yang menghambat persiapan pernikahan bagi generasi milenial dan gen-Z.
Laporan yang merupakan penelitian lanjutan dari studi serupa pada 2023 ini mengungkap lima tantangan utama yang dihadapi calon pengantin.
Mulai dari keterbatasan anggaran, tekanan keluarga, hingga kesulitan dalam menemukan titik temu dengan pasangan maupun vendor pernikahan.
Adapun survei dilakukan pada September 2024 terhadap 1.038 responden, yang mayoritasnya generasi milenial dan Z.
Responden kemudian terbagi menjadi responden lajang sebanyak 512 orang, yang sekitar 70%-nya berencana untuk menikah, dan 526 orang responden yang sudah menikah.
Sebagian besar responden datang dari kelas pekerja, dengan latar belakang sosial ekonomi responden yang didominasi oleh kalangan menengah-ke atas.
5 Tantangan Terberat Sebelum Menikah
Berikut adalah penjelasan lengkap, 5 tantangan terberat sebelum menikah:
1. Biaya Pernikahan Jadi Tantangan Terbesar
Faktor finansial menjadi tantangan utama bagi 59% responden yang tengah merencanakan pernikahan.
Keterbatasan anggaran sering kali membuat calon pengantin harus menyesuaikan konsep pernikahan dengan kondisi keuangan mereka.
Mulai dari biaya gedung, katering, hingga jasa wedding organizer, semua membutuhkan perencanaan matang agar tidak memberatkan kondisi finansial pasangan di masa depan.
Indah Tanip, VP of Research Populix, menyatakan bahwa meskipun ada sedikit penurunan dalam faktor keterbatasan anggaran dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini masih menjadi masalah utama bagi banyak pasangan.
“Mereka harus benar-benar bijak dalam mengalokasikan dana agar tidak terbebani utang setelah menikah,” ujarnya.
2. Ekspektasi Orangtua: Antara Restu dan Tekanan
Tak hanya soal finansial, ekspektasi orangtua juga menjadi tantangan besar bagi 57% calon pengantin.
Banyak pasangan merasa kesulitan memenuhi harapan keluarga, baik dari segi konsep pernikahan, pasangan pilihan, hingga tradisi yang harus dijalankan.
Fakta menarik lainnya, tekanan keluarga ternyata tidak hanya dialami oleh mereka yang belum menikah.
Sebanyak 37% pasangan yang sudah menikah juga mengaku sempat menghadapi tekanan untuk menemukan pasangan yang sesuai dengan harapan keluarga, sementara 33% merasa terdorong untuk segera menikah akibat desakan keluarga.
3. Kesepakatan dengan Pasangan Jadi Ujian Emosional

Salah satu temuan paling mengejutkan dari riset ini adalah bahwa 46% pasangan mengalami kesulitan mencapai kesepakatan dengan calon suami atau istri.
Mulai dari perbedaan visi mengenai konsep pernikahan, pembagian tanggung jawab dalam persiapan, hingga tekanan sosial yang dialami masing-masing pihak.
Ketidaksepakatan ini sering kali berujung pada stres dan konflik dalam hubungan, yang pada akhirnya dapat menghambat kelancaran persiapan pernikahan.
Oleh karena itu, kesiapan mental dan komunikasi yang baik menjadi faktor penting dalam mengatasi tantangan ini.
4. Tekanan Sosial dan dari Lingkungan
Selain keluarga, tekanan sosial dari lingkungan sekitar juga menjadi faktor yang cukup mengganggu bagi 31% responden.
Banyak dari mereka yang merasa terbebani dengan pertanyaan dari teman atau kerabat mengenai kapan akan menikah.
Tak sedikit pula (33%) yang merasa tertekan saat membandingkan diri dengan teman sebaya yang sudah menikah lebih dulu.
Di era digital seperti sekarang, media sosial turut memperparah tekanan ini. Pernikahan mewah yang dipamerkan oleh para selebritas atau influencer sering kali membuat pasangan merasa harus mengikuti standar yang sama, meskipun kondisi finansial mereka tidak mendukung.
5. Kurangnya Waktu untuk Persiapan
Tantangan terakhir yang dihadapi oleh 38% pasangan adalah keterbatasan waktu dalam mempersiapkan pernikahan.
Kesibukan pekerjaan dan berbagai tanggung jawab lain sering kali membuat pasangan kesulitan untuk mengatur jadwal, mencari vendor, atau bahkan sekadar berdiskusi mengenai detail acara pernikahan mereka.
Bahkan, sebanyak 46% pasangan juga kesulitan menemukan titik temu dengan berbagai vendor pernikahan, seperti wedding organizer, katering, juga pengelola gedung.
Tantangan Lainnya
Selain 5 tantangan di atas, masih ada sejumlah hal lain yang menjadi batu sandungan ketika akan menikah, terutama dari segi finansial maupun karir.
Mulai dari tekanan untuk mapan secara finansial sebelum menikah yang diungkapkan 35% responden, tekanan untuk mengadakan pernikahan besar dan mewah oleh 16%, dan tekanan untuk menyelesaikan pendidikan atau mencapai jenjang karir tertentu sebelum menikah yang dialami 12% responden.
Selain itu, sebanyak 25% responden mengakan bahwa mereka mengalami tekanan untuk mematuhi norma atau tradisi pernikahan keluarga.
Solusi: Fokus pada Kesiapan Mental dan Emosional

Meskipun menghadapi berbagai tekanan sosial dan finansial, mayoritas responden menegaskan bahwa kesiapan mental dan emosional adalah kunci utama dalam menghadapinya.
Keputusan untuk menikah sebaiknya diambil berdasarkan kesiapan diri sendiri, bukan karena tuntutan atau tekanan dari pihak lain.
“Menikah bukan hanya soal acara satu hari, tetapi tentang komitmen jangka panjang. Oleh karena itu, pasangan sebaiknya lebih fokus pada kesiapan mental, komunikasi yang baik, serta membangun hubungan yang sehat sebelum mengambil keputusan besar ini,” tutup Indah Tanip.
Dengan memahami tantangan yang ada dan mencari solusi terbaik, pasangan dapat merencanakan pernikahan yang sesuai dengan kondisi mereka tanpa harus terbebani ekspektasi dari luar.