Semarang (22/06/2025) – Mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) internal Ilmu Komunikasi Universitas Semarang sukses menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Kreator Muda Kesenian: Menjaga Tradisi, Menyuarakan Budaya” di Balai Kelurahan Gayamsari. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian budaya lokal melalui pendekatan kreatif yang relevan dengan generasi muda saat ini.
Pelatihan ini ditujukan untuk anak-anak muda yang ada di RW 03 kelurahan gayamsari Pelatihan ini menghadirkan dua narasumber inspiratif yaitu Ayang Fitrianti, S.S., M.I.Kom, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Semarang yang juga seorang konten kreator, dan Tirta Wayono, S.E, seorang konten kreator yang turut mengisi materi dalam pelatihan tersebut.
Mengangkat tema besar pelestarian budaya lokal, para peserta yang terdiri dari remaja, anggota karang taruna di RW 03 diberi pemahaman mengenai pentingnya peran generasi muda dalam melestarikan kesenian daerah, khususnya budaya kesenian yang ada di sekitar kita. Terutama kesenian karawitan yang sudah lama ada di RW 03 kelurahan gayamsari sebagai warisan budaya yang khas dan sarat nilai filosofis harus selalu dilestarikan.
Dalam sesi penyampaian materi oleh Ayang Fitrianti, S.S., M.I.Kom, menekankan pentingnya pendekatan komunikasi strategis untuk membawa kesenian karawitan lebih dekat dengan masyarakat masa kini. “Karawitan bukan hanya untuk dipentaskan, tetapi juga untuk dikisahkan dan dibagikan. Di era digital, cerita budaya bisa hidup kembali melalui sentuhan konten kreatif, agar tetap terus lestari” jelasnya.
Sementara itu, Tirta Wayono, S. E turut berbagi pengalaman bagaimana memproduksi konten budaya yang menarik tanpa kehilangan esensi tradisional. Ia juga membimbing peserta dalam sesi praktik membuat video pendek bertema karawitan yang bisa diunggah ke media sosial seperti TikTok dan Instagram Reels.
Kegiatan ini menjadi bentuk nyata sinergi antara dunia akademik dan masyarakat, dengan tujuan membangun kesadaran kolektif bahwa budaya lokal adalah kekayaan yang tak boleh ditinggalkan. Ketua pelaksana kegiatan menyampaikan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari kontribusi mahasiswa dalam mendorong kreativitas berbasis lokalitas.
“RW 03 Gayamsari memiliki potensi luar biasa dalam bidang seni, terutama karawitan. Melalui pelatihan ini, kami berharap muncul lebih banyak kreator muda yang mampu menyuarakan warisan budaya dengan cara yang relevan dan menarik,” tuturnya.
Acara berlangsung selama dua jam dan ditutup dengan sesi diskusi serta dokumentasi konten hasil praktik para peserta. Suasana hangat, penuh semangat, dan apresiasi terhadap budaya terasa sepanjang kegiatan.
Melalui pelatihan ini, mahasiswa MBKM Ilmu Komunikasi USM menunjukkan bahwa pelestarian budaya bisa dimulai dari ruang-ruang kecil di masyarakat, selama ada kolaborasi, semangat, dan platform untuk berbagi.