• Hubungi Redaksi
  • Mengapa Tulisan Saya Belum Ditayangkan?
  • Login
  • Register
Siaran Berita
Leaderboard Puteri Anak dan Puteri Remaja Banten 2025
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
Siaran Berita
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
No Result
View All Result
Siaran Berita
No Result
View All Result
Home Opini

Dokter Gigi untuk Semua : Membuka Jalan Keadilan Melalui Pendidikan Kewarganegaraan

Hanena Eyla Humda Setiani by Hanena Eyla Humda Setiani
27 June 2025
in Opini
A A
0
Dokter Gigi
869
SHARES
1.3k
VIEWS
Ada apa 1080 x 2787

Penulis : Hanena Eyla Humda Setiani (J520220092) – Mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dosen : Drs. Priyono

Selama ini, pendidikan kedokteran gigi di Indonesia dikenal ketat dan menantang. Mahasiswanya ditempa dengan teori, praktik laboratorium, hingga klinik yang melelahkan secara fisik dan mental. Fokus utamanya? Sudah tentu keterampilan teknis: diagnosis, perawatan, prosedur pembedahan kecil, manajemen nyeri, dan estetika. Tapi di balik semua itu, ada satu celah yang kerap luput diperhatikan: kesadaran sosial dan peran dokter gigi sebagai warga negara. Pertanyaannya, mengapa profesi yang lekat dengan alat dan anatomi perlu bicara tentang kewarganegaraan?

Baca Juga

Sumber gambar pexels.com

Bisakah Hukum Menghentikan Tuhan Baru?

14 July 2025
Gold Modern And Minimalist For Law Firm Template 20250711 145858 0000

Hasto Menelanjangi Kekuasaan dengan Pledoinya

11 July 2025
ilustrasi Kode Etik sumber pelajaran.co .id

Etika Profesi: Pilar Utama Tanggung Jawab dan Integritas Moral

11 July 2025
IMG 20250708 134633

Membunuh Organisasi dengan Sinisme, Ironi Mahasiswa Zaman Nyaman

8 July 2025

Jawabannya sederhana namun krusial: karena dokter gigi bekerja dalam masyarakat, bukan dalam ruang hampa. Setiap hari, mereka berhadapan dengan ketimpangan sosial: pasien dari keluarga miskin yang menunda berobat karena takut biaya, ibu-ibu buruh yang tidak punya waktu untuk perawatan gigi anaknya, hingga lansia di panti yang tak pernah tersentuh edukasi kesehatan mulut. Kalau dokter gigi hanya dibekali keterampilan medis tanpa pemahaman sosial dan politik, maka mereka akan melihat semua ini sebagai “masalah individu”, bukan sebagai dampak dari sistem yang timpang.

Di sinilah letak pentingnya pendidikan kewarganegaraan dalam dunia kedokteran gigi. Pendidikan kewarganegaraan bukan sekadar pelajaran hafalan soal UUD 1945 atau Pancasila. Ia adalah upaya membentuk kesadaran bahwa kita punya peran dalam masyarakat: sebagai profesional, sebagai warga, dan sebagai manusia. Ia mengajarkan cara berpikir kritis, bagaimana membaca persoalan secara struktural, sertabagaimana menyuarakan pendapat dengan etis dan efektif. Bayangkan jika dokter gigi juga bisa menulis opini di media, ikut diskusi kebijakan publik, atau memberi edukasi berbasis komunitas yang bukan sekadar penyuluhan, tapi benar-benar menyentuh akar masalah.

Sayangnya, sistem pendidikan kita cenderung membentuk dokter gigi yang “diam”. Terlalu fokus pada skill tangan dan nilai ujian, hingga lupa melatih keberanian menyampaikan suara. Padahal, dokter gigi seharusnya bisa ikut bicara soal anggaran kesehatan, program BPJS, hingga penghapusan layanan gigi gratis di puskesmas. Mereka harus tahu bagaimana sistem bekerja, siapa yang memutuskan kebijakan, dan bagaimana caranya agar suara mereka terdengar. Pendidikan kewarganegaraan melatih semua itu-bukan agar dokter jadi politisi, tapi agar mereka tidak apatis.

Lebih dari itu, pendidikan kewarganegaraan membuat dokter gigi peka terhadap keberagaman. Klinik bukan hanya tempat praktik, tapi juga ruang pertemuan lintas identitas: suku, agama, status ekonomi, dan latar pendidikan. Ada pasien yang malu bicara karena terbata-bata dalam Bahasa Indonesia. Ada pasien yang trauma karena pengalaman diskriminatif. Tanpa pendidikan kewarganegaraan, kita hanya akan melihat perbedaan sebagai tantangan. Tapi dengan pemahaman yang benar, perbedaan justru jadi pintu masuk membangun pelayanan yang lebih adil dan manusiawi.

Kirim Berita Media Wanita

Dan mari jangan lupakan isu lingkungan. Kedokteran gigi juga menghasilkan limbah: plastik, logam berat, bahan kimia. Siapa yang mengelola semua itu? Seberapa peduli kita bahwa praktik kita bisa mencemari tanah, air, atau udara? Pendidikan kewarganegaraan menanamkan kesadaran ekologis-bahwa profesi kita juga harus bertanggung jawab terhadap keberlanjutan hidup di bumi. Seorang dokter gigi yang sadar lingkungan tak hanya membuang limbah dengan benar, tapi juga bisa ikut menyuarakan kebijakan pengelolaan limbah medis yang lebih baik. Ini bukan aktivisme kosong. Ini adalah bagian dari praktik profesional yang utuh dan etis.

Sudah saatnya kita memperluas definisi “dokter gigi yang baik”. Bukan hanya soal seberapa presisi hasil tambalan, tetapi juga seberapa dalam ia memahami perannya di masyarakat. Dokter gigi yang ideal bukan yang hanya pandai menggunakan forceps, tetapi juga yang mampu bersuara saat melihat ketimpangan, yang tahu bagaimana menyusun argumen saat sistem tidak berpihak pada pasien, dan yang bersedia turun tangan ketika komunitas membutuhkan.

Integrasi pendidikan kewarganegaraan ke dalam pendidikan dokter gigi tidak perlu rumit. Bisa dimulai dari mata kuliah lintas disiplin, kuliah tamu dari aktivis kesehatan masyarakat, proyek advokasi berbasiskomunitas, atau sekadar ruang diskusi bebas tentang isu sosial yang terhubung dengan profesi. Lebih dari sekadar program, ini soal membentuk karakter. Karakter dokter gigi yang tidak hanya terampil, tapi juga berani dan peduli.

Karena pada akhirnya, tugas dokter gigi bukan hanya menjaga senyum satu pasien di kursi praktik. Tapi juga menjaga senyum seluruh masyarakat agar tetap punya hak untuk sehat, setara, dan berdaya.

Share348Tweet217Share61Pin78SendShare
Leaderboard apa apa
Previous Post

“Silent Pandemic”: Ancaman Kesehatan Global yang Terlupakan – Resensi Buku Karya Prof. Taruna Ikrar

Next Post

Mahasiswa MBKM Internal Ilmu Komunikasi Universitas Semarang Gelar Pelatihan “Kreator Muda Kesenian” di RW 03 Kelurahan Gayamsari

Hanena Eyla Humda Setiani

Hanena Eyla Humda Setiani

Related Posts

Sumber gambar pexels.com

Bisakah Hukum Menghentikan Tuhan Baru?

14 July 2025
Gold Modern And Minimalist For Law Firm Template 20250711 145858 0000

Hasto Menelanjangi Kekuasaan dengan Pledoinya

11 July 2025
ilustrasi Kode Etik sumber pelajaran.co .id

Etika Profesi: Pilar Utama Tanggung Jawab dan Integritas Moral

11 July 2025
IMG 20250708 134633

Membunuh Organisasi dengan Sinisme, Ironi Mahasiswa Zaman Nyaman

8 July 2025
Next Post
Kreator Muda

Mahasiswa MBKM Internal Ilmu Komunikasi Universitas Semarang Gelar Pelatihan "Kreator Muda Kesenian" di RW 03 Kelurahan Gayamsari

Komunikasi

Komunikasi Publik Beretika Senjata Membangun Kepercayaan di Era Digital

MBKM

Mahasiswa MBKM Internal Ilmu Komunikasi Universitas Semarang Adakan Pelatihan Desain Logo UMKM cepat dengan Aplikasi Canva di RW 03 Kelurahan Gayamsari

Juliana Marins

Tragedi Juliana Marins di Gunung Rinjani, Alarm Keras untuk Keselamatan Pendakian Indonesia

IMG 20250627 WA0013

Ketua Umum Persatuan Keluarga Pesisir Selatan Kalbar Ucapkan Selamat Tahun Baru Islam 1447 H Saat Hadiri Tabligh Akbar

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
Siaran Berita

Siaran-Berita.com adalah portal media berita online yang terbuka untuk umum dan menerima kontribusi tulisan dari berbagai penulis. Tulisan yang dimuat dapat berupa berita, press release, opini, maupun bentuk tulisan lainnya.

Segala konten yang dipublikasikan di Siaran-Berita.com merupakan tanggung jawab penuh dari masing-masing penulis. Hak cipta atas isi tulisan, gambar, maupun video yang ditayangkan di situs ini sepenuhnya menjadi milik penulis atau pengunggah konten.

Follow Us

Siaran-Berita.com

Jika Anda merasa keberatan dengan adanya tulisan, gambar, atau video yang ditampilkan di situs ini karena alasan hak cipta atau alasan lainnya, silakan hubungi tim redaksi melalui email di:

📧 redaksi@siaran-berita.com

Kami akan segera meninjau dan menghapus konten yang dimaksud sesuai dengan kebijakan dan pertimbangan redaksi.

Penting! Klaim Tulisan Kamu

Sehubungan dengan serangan pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab mengakibatkan Redaksi mengalami kehilangan data dan terpaksa melakukan restore dari backup yang mengakibatkan beberapa tulisan dari penulis “berpindah” ke default “Redaksi”. Bagi yang ingin mengklaim tulisan nya silahkan tinggalkan pesan di kolom komen atau email ke : redaksi@siaran-berita.com

Iklan MC DSA Square
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat & Ketentuan Tulisan
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Login
  • Sign Up

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita