• Hubungi Redaksi
  • Mengapa Tulisan Saya Belum Ditayangkan?
  • Login
  • Register
Siaran Berita
Leaderboard apa apa
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
Siaran Berita
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
No Result
View All Result
Siaran Berita
No Result
View All Result
Home Opini

Antara Bisnis dan Nurani: Perang Etika dalam Iklan Digital Skincare

Dibuat oleh Alya Nabilah

Alya Nabilah by Alya Nabilah
29 June 2025
in Opini
A A
0
01jxz5d858fepxd9v3pd4ph17a
858
SHARES
1.2k
VIEWS
Ada apa 1080 x 2787

Etika dan filsafat komunikasi, kamu pasti sering scroll Instagram atau TikTok lalu ketemu video yang bilang: “Cerah Instan Sekali Oles!”, lengkap dengan before – after dramatis dan filter aesthetic, kan? Kalau kamu pernah tergoda, kamu nggak sendirian. Iklan digital sekarang mahir memanfaatkan emosi, algoritma, dan narasi persuasif untuk mencuri perhatian,tapi tidak selalu jujur. Mereka ingin kamu membeli, meski sebenarnya kamu hanya “terjebak” oleh janji visual. Pertanyaannya: apakah iklan itu menyampaikan informasi atau menciptakan ilusi?

Fenomena Konsumsi Berlebihan dan Peran Influencer

Menurut Dr. Maria Ulfah dari Universitas Indonesia, iklan harus memberi informasi, bukan manipulasi. Tapi di media sosial $ sekarang, banyak influencer yang tampil seolah natural padahal sebenarnya mereka dipersenjatai narasi tersembunyi agar kamu membeli . Misalnya iklan skincare “putih instan”, yang lebih menjual ekspektasi daripada fakta. Sebagai akibatnya, konsumen (termasuk anak – anak) mudah termanipulasi dan membeli produk yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Pemasaran Etis: Bisnis Harus lebih dari Cuan

Menurut Kotler & Keller, iklan adalah presentasi ide atau produk yang dibayar sponsor. Pemasaran etis menuntut adanya:
  • Kebenaran informasi produk
  • Transparansi data konsumen
  • Keadilan target pasar
  • Penetapan harga wajar
  • Kepedulian sosial dan lingkungan
Dengan begitu, iklan tidak hanya fokus pada keuntungan jangka pendek, tetapi juga membangun kepercayaan dan loyalitas jangka panjang.

Tiga Pilar Periklanan Bertanggung Jawab

Iklan punya dua fungsi, informatif dan persuasif. Sayangnya, keduanya sering tercampur sampai menyesatkan. Menurut BPOM, iklan kosmetik$  tidak boleh menggunakan kata “ampuh” atau “menyembuhkan” tanpa bukti yang sah. Inilah tiga prinsip moral utama:
  • Kejujuran: sesuai kondisi nyata produk
  • Menghormati manusia: tidak merendahkan
  • Tanggung jawab sosial: tidak menyebar konten berbahaya

Kasus Scarlett Whitening: “Cerah Sekali Oles”

Pada 2023, Scarlett Whitening mendapat teguran BPOM karena klaim lotion yang katanya bisa mencerahkan kulit “sekali pakai”, tanpa penjelasan bahwa cerah dan putih. Mereka menggunakan visual kontras tanpa disclaimer$ , mengesankan standar kecantikan sempit dan tidak realistis. Ini menunjukkan bagaimana ketidakjujuran dapat merugikan psikologis, terutama remaja putri.
Efek dari iklan Scarlett Whitening, khususnya yang viral karena klaim “mencerahkan dalam sekali pakai”, bisa ditinjau dari dua sisi utama, dampak terhadap konsumen, dan dampak terhadap industri periklanan secara etis. Berikut penjelasan panjangnya:
  • Dampak Psikologis terhadap Konsumen, Terutama Perempuan dan Remaja
Salah satu efek paling nyata adalah munculnya standar kecantikan yang tidak realistis, terutama di kalangan perempuan muda. Iklan Scarlett menampilkan hasil instan dan sangat kontras antara “before” dan “after”. Hal ini membuat banyak remaja (terutama perempuan) merasa bahwa kulit gelap atau sawo matang itu “kurang baik” atau tidak cantik.
Menurut psikolog klinis Ratih Ibrahim, visualisasi dramatis seperti ini bisa memicu “beauty anxiety” atau kecemasan terhadap penampilan, yang ujung – ujungnya membuat seseorang merasa tidak percaya diri atau merasa perlu membeli produk agar diterima secara sosial.
Efek jangka panjangnya?
  • Body shaming meningkat, bahkan antar sesama perempuan.
  • Overuse produk kosmetik, demi mengejar hasil instan.
  • Kecanduan belanja produk kecantikan, bukan karena butuh tapi karena tidak percaya diri.

Dampak Etis terhadap Industri Iklan dan Regulasi

Dari sisi etika komunikasi, iklan Scarlett ini jadi salah satu contoh pelanggaran prinsip kejujuran dalam periklanan. Visual yang berlebihan tanpa penjelasan apakah hasil itu real, hasil editing, atau butuh penggunaan jangka panjang, bisa dikategorikan sebagai iklan menyesatkan.
Akibatnya:
  • BPOM menegur brand secara resmi, karena menganggap klaim dan visualisasi tidak sesuai dengan bukti ilmiah atau realita produk.
  • Brand lain menjadi lebih berhati – hati, saat membuat klaim di iklan karena kasus ini jadi pembelajaran penting.
  • Muncul desakan dari masyarakat, untuk memperjelas perbedaan antara “mencerahkan” dan “memutihkan”. Dua istilah ini sering disamakan dalam iklan, padahal efek dan persepsinya sangat berbeda.
Iklan Scarlett Whitening menjadi contoh kuat bagaimana strategi promosi yang agresif dan visual berlebihan bisa berdampak besar secara sosial dan psikologis$ . Ini jadi alarm penting bahwa iklan tidak hanya soal laku atau viral, tapi juga tanggung jawab moral.

Literasi Konsumen: Kunci Melawan Iklan Menyesatkan

Konsumen perlu dibekali literasi digital agar bisa memilah iklan$  dan konten komersial dari opini asli. Menurut BPOM, edukasi ini harus hadir di sekolah, kampus, hingga platform digital . Teknik sederhananya:
  • Cek klaim yang terdengar terlalu muluk
  • Pastikan ada tag #ad atau mention sponsor
  • Bandingkan review dengan sumber terpercaya
  • Laporkan iklan menyesatkan ke BPOM atau platform

Etika Digital: Tantangan di Era Mikro‑Influencer dan Algoritma

Penelitian menunjukkan iklan makro influencer di TikTok dan Instagram dibuat sedemikian rupa agar terasa natural, menanamkan harapan konsumen, serta memanfaatkan visual dan musik untuk memperkuat narasi. Sementara itu, tidak ada regulasi jelas di Indonesia yang mengharuskan influencer mencantumkan label konten sponsor. Padahal, ketidaktransparanan ini dapat dianggap manipulatif karena menyamarkan endorsement berbayar sebagai opini pribadi.

Tips Jadi Konsumen Cerdas dan Etis

1. Skeptis terhadap klaim instan: Jika terdengar terlalu bagus untuk jadi kenyataan, mungkin memang begitu.
2. Teliti label dan kode BPOM: Ini cara sederhana cek keaslian produk.
3. Perhatikan indikator endorsement: Cari tag atau ‘paid partnership’.
4. Kritisi bahasa hyperbole: Kata seperti “ampuh” dan “terbaik” biasanya tanpa basis ilmiah.
5. Kenali teknik persuasi: Musik emosional, before – after dramatis, sosok influencer karismatik semuanya bekerja membentuk opini.
6. Manfaatkan hak konsumen: Kamu bisa melaporkan iklan menyesatkan ke BPOM atau KPI.

Etika: Pondasi, Bukan Pelengkap

Etika bukan penyemangat belaka, ia adalah fondasi. Tanpa etika, iklan hanya akan menjadi senjata yang menghancurkan kepercayaan. Sebaliknya, apabila etika ditegakkan, iklan dapat menciptakan hubungan jangka panjang yang bermakna antara brand dan publik yang saling menghormati dan dialogis.

Kesimpulan

Dalam arus deras iklan digital, batas antara informasi dan manipulasi semakin kabur. Iklan yang menyamar sebagai opini personal atau solusi instan kerap menjebak konsumen, bahkan membentuk standar kecantikan yang tidak realistis. Kasus Scarlett Whitening menjadi contoh nyata, klaim “cerah instan sekali pakai” yang tidak transparan dan tanpa klarifikasi telah menabrak prinsip etika, sehingga BPOM turun tangan. Ini bukan sekadar urusan bisnis, tapi menyangkut integritas komunikasi dan kesejahteraan psikologis publik terutama anak-anak dan remaja.
Kunci utama menghadapi situasi ini adalah literasi konsumen. Konsumen harus menjadi subjek aktif, skeptis terhadap klaim bombastis, teliti memeriksa label dan izin produk, serta kritis dalam mengenali konten berbayar. Di sisi lain, pelaku industri brand, influencer, platform media harus menempatkan etika sebagai poros utama. Regulator seperti BPOM dan KPI juga harus lebih tegas mengawasi dan menegakkan aturan iklan. Ketika semua pihak bekerja bersama, kita bisa membangun ekosistem periklanan yang tidak hanya menjual produk, tetapi juga menghargai akal sehat, menghormati martabat manusia, dan menjalankan peran edukatif di tengah banjir pesan digital.
Kirim Berita Media Wanita

Baca Juga

Poster Konflik Thailand dan Kamboja, di mana Posisi Indonesia?

Konflik Thailand dan Kamboja, di mana Posisi Indonesia?

30 July 2025
PPATK

PPATK, Rekening Dormant, dan Urgensi Komunikasi yang Mencerahkan: Sebuah Analisis Multidimensional atas Kebijakan Publik

30 July 2025
Masyarakat adat knasaimos sumber : greenpeace indonesia

Mengapa Mama Papua Menyebut Hutan Adalah Mama? Sebuah Keterikatan Mendalam

28 July 2025
begadang

Bukan Sekadar Istirahat: Tidur Berkualitas dan Masa Depan Generasi Muda

27 July 2025
Share343Tweet215Share60Pin77SendShare
Kirim Berita Media Wanita
Previous Post

Hey Gen Z! Berikut Fondasi Hubungan Kerja Yang Harmonis Menurut Etika Komunikasi

Next Post

Etika di Ujung Jempol: Kalau Media Sosial Bikin Lupa Jadi Manusia

Alya Nabilah

Alya Nabilah

Related Posts

Poster Konflik Thailand dan Kamboja, di mana Posisi Indonesia?

Konflik Thailand dan Kamboja, di mana Posisi Indonesia?

30 July 2025
PPATK

PPATK, Rekening Dormant, dan Urgensi Komunikasi yang Mencerahkan: Sebuah Analisis Multidimensional atas Kebijakan Publik

30 July 2025
Masyarakat adat knasaimos sumber : greenpeace indonesia

Mengapa Mama Papua Menyebut Hutan Adalah Mama? Sebuah Keterikatan Mendalam

28 July 2025
begadang

Bukan Sekadar Istirahat: Tidur Berkualitas dan Masa Depan Generasi Muda

27 July 2025
Next Post
01jyfp38vyj6k23tz3ex7dyj8z

Etika di Ujung Jempol: Kalau Media Sosial Bikin Lupa Jadi Manusia

MTsN 6 Bantul

Tari Kreasi Nusantara Siswa Kelas 7F Meriahkan Penampilan Gelar Karya MTsN 6 Bantul

IMG 20250627 WA0000 1

Pembagian Rapor Kelas 7B MTsN 6 Bantul: Semua Wali Murid Hadir, Wali Kelas Tekankan Pentingnya Proses Belajar

IMG 20250626 WA0363

Kerja Sama Warga Madrasah Dukung Kesuksesan Gelar Karya P5RA MTsN 6 Bantul

MTsN 6 Bantul

MTsN 6 Bantul Bentuk Kader Lingkungan, Manfaatkan Limbah Air Wudhu untuk Budidaya Ikan

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
Siaran Berita

Siaran-Berita.com adalah portal media berita online yang terbuka untuk umum dan menerima kontribusi tulisan dari berbagai penulis. Tulisan yang dimuat dapat berupa berita, press release, opini, maupun bentuk tulisan lainnya.

Segala konten yang dipublikasikan di Siaran-Berita.com merupakan tanggung jawab penuh dari masing-masing penulis. Hak cipta atas isi tulisan, gambar, maupun video yang ditayangkan di situs ini sepenuhnya menjadi milik penulis atau pengunggah konten.

Follow Us

Siaran-Berita.com

Jika Anda merasa keberatan dengan adanya tulisan, gambar, atau video yang ditampilkan di situs ini karena alasan hak cipta atau alasan lainnya, silakan hubungi tim redaksi melalui email di:

📧 redaksi@siaran-berita.com

Kami akan segera meninjau dan menghapus konten yang dimaksud sesuai dengan kebijakan dan pertimbangan redaksi.

Penting! Klaim Tulisan Kamu

Sehubungan dengan serangan pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab mengakibatkan Redaksi mengalami kehilangan data dan terpaksa melakukan restore dari backup yang mengakibatkan beberapa tulisan dari penulis “berpindah” ke default “Redaksi”. Bagi yang ingin mengklaim tulisan nya silahkan tinggalkan pesan di kolom komen atau email ke : redaksi@siaran-berita.com

Iklan MC DSA Square
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat & Ketentuan Tulisan
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Login
  • Sign Up

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita