Makassar, 30 Agustus 2025, Puluhan pemuda pegiat perdamaian dari berbagai latar belakang berkumpul di Makassar untuk mengikuti Konferensi Pemuda Perdamaian United for Peace 2025. Acara yang diselenggarakan di Aula LPPM Universitas Hasanuddin ini menjadi wadah strategis bagi para peserta untuk merumuskan langkah nyata dan kolaboratif dalam merespons meningkatnya kasus kekerasan di Indonesia. Kegiatan yang didukung oleh berbagai lintas organisasi di antaranya Center For Peace, Conflict and Democracy (CPCD) Unhas. Direktur Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP), M. Kafrawy Saenong turut aktif dalam kegiatan tersebut.
Menurut data yang dipaparkan dalam konferensi, tahun 2024 mencatat peningkatan signifikan pada kasus kekerasan, khususnya yang menargetkan perempuan, anak muda, dan kelompok minoritas. Namun, di tengah tantangan tersebut, inisiatif dari komunitas dan individu di berbagai daerah justru semakin berkembang.
Konferensi ini dirancang untuk menjembatani inisiatif-inisiatif yang ada. “United for Peace selama 2020-2024 telah menjangkau 4.885 penerima manfaat dan membangun jejaring dengan setidaknya 55 organisasi pegiat perdamaian setiap tahunnya,” ujar panitia dalam sambutannya. Melalui total 71 aktivitas yang telah dilaksanakan, United for Peace menunjukkan bahwa kolaborasi adalah kunci dalam membangun ekosistem perdamaian yang kuat.
Acara diawali dengan sambutan dari tokoh perdamaian, yang dilanjutkan dengan diskusi panel multi-perspektif yang melibatkan akademisi, aktivis muda, dan tokoh lintas iman. Setelahnya, para peserta dibagi menjadi delapan kelompok diskusi tematik. Setiap kelompok difokuskan pada salah satu isu utama, mulai dari Perdamaian dalam Keberagaman hingga Penguatan Demokrasi dan Partisipasi Anak Muda.
Dalam sesi diskusi kelompok, setiap tim bertugas mengidentifikasi tantangan aktual dan menyusun draf rencana aksi. Tujuannya adalah untuk menghasilkan timeline aksi konkret yang akan dilaksanakan secara kolektif pada periode September hingga November 2025. Hasil diskusi ini kemudian dipresentasikan dalam sesi pleno, di mana setiap kelompok berbagi ide dan strategi mereka.
Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA, sebagai pembicara utama, menyampaikan pentingnya peran pemuda sebagai agen perubahan. Ia menekankan bahwa perdamaian harus dibangun dari akar rumput, dengan melibatkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. “Perdamaian tidak bisa diwujudkan oleh satu pihak saja,” tegasnya.
Konferensi lokal di Makassar ini, yang dihadiri oleh 50-100 orang, juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan United for Peace 2025. Selain konferensi luring di Makassar, kegiatan serupa dalam skala nasional akan diselenggarakan secara daring untuk menjangkau lebih banyak peserta dari seluruh Indonesia.
Acara diakhiri dengan sesi penandatanganan komitmen kolektif. Semua peserta sepakat untuk menindaklanjuti rencana aksi yang telah dirumuskan dan memperkuat jejaring kolaborasi yang telah terbentuk. Diharapkan, konferensi ini bukan hanya menjadi forum diskusi, melainkan titik awal bagi lahirnya gerakan-gerakan perdamaian yang lebih terstruktur, strategis, dan berdampak luas di tingkat lokal maupun nasional.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”