TANGSEL–Kawanan monyet liar membuat geger warga Perumahan The Savia, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Kawanan monyet tersebut, tiba-tiba muncul di tengah kawasan permukiman padat penduduk, pada Selasa 7 Oktober 2025. siang.
Salah seorang warga,sekaligus ketua RT 01 RW 17 Gembong mengaku, kaget melihat belasan monyet berkeliaran di sekitar toren air dan pepohonan di perumahan.
Menurutnya, kejadian ini baru pertama kali terjadi. “Tadi mereka berusaha turun sampai ke toren, tapi kami halau, jadi naik lagi. Sekarang sih sudah di atas, mudah-mudahan enggak nyerang warga,” kata Gombong.
Lebih lanjut, Gembong menjelaskan, kawanan tersebut mulai terlihat sekitar pukul 11.00 siang. Dirinya memperkirakan, jumlahnya mencapai sepuluh ekor atau lebih.
Gombong mengungkapkan, Sebelumnya, sempat melihat satu ekor monyet di aliran sungai beberapa waktu lalu, namun kali ini berbeda karena datang dalam kelompok besar.
“Yang terpantau sekitar sepuluh ekor. Tapi sebelumnya belum pernah ada kawanan seperti ini. Dulu cuma satu, itupun sudah lama. Dan yang sekarang ini beda,” jelasnya.
Meski belum menimbulkan kerusakan atau menyerang warga, menurutnya keberadaan kawanan monyet tersebut membuat masyarakat sekitar merasa khawatir, terutama karena banyak anak-anak bermain di lingkungan perumahan.
“Kami mulai resah, apalagi banyak anak kecil di sini. Takutnya nanti ada yang diserang. Harapannya bisa segera diatasi,” ujarnya.
Melihat hal tersebut, Gembong menduga, monyet-monyet itu berasal dari kawasan Puspiptek BRIN yang tak jauh dari lokasi.
Lebih lanjut, Gembong menyebut, bisa jadi kawanan monyet ekor panjang itu kehilangan habitatnya akibat adanya aktivitas pemindahan atau penebangan di wilayah sekitar.
“Kemungkinan mereka datang dari arah Puspitek, karena mungkin dipindah-pindahin habitatnya,” ucapnya.
Sebagai langkah antisipasi, warga berharap agar pemerintah segera turun tangan menangani permasalahan ini. Mereka mengusulkan agar kawanan monyet tersebut ditangkap dan dipindahkan ke habitat yang lebih aman.
“Pengennya sih segera ditangkap untuk dipindahkan. Soalnya kalau dibiarkan, makin sore bisa makin agresif karena lapar,” tutupnya.
Menanggapi hal ini, Camat Serpong, Syaifuddin membenarkan, adanya laporan dari warga terkait kemunculan kawanan monyet liar di Perumahan Savia.
Syaifuddin mengatakan, berdasarkan hasil pantauannya di lapangan, terdapat sekitar sepuluh ekor monyet yang berpindah-pindah dari atap ke atap rumah warga.
“Berdasarkan pantauan tadi, saya melihat langsung di lokasi. Ada sekitar sepuluh monyet yang berpindah-pindah di atap rumah warga. Ini yang kami khawatirkan, terutama kalau sampai malam hari,” ungkapnya.
Sebagai langkah antisipasi, Syaifuddin menyebut pihak Kecamatan telah menghimbau aparatur RT dan RW untuk meningkatkan kewaspadaan warga, khususnya agar tidak membuka pintu atau jendela rumah sementara waktu.
“Kita menghimbau kepada aparatur di RT, RW, untuk menyampaikan ke warganya agar sementara tidak membuka jendela atau pintu. Karena ada kemungkinan monyet itu bisa masuk ke rumah,” jelasnya.
Syaifuddin memastikan, sejauh ini belum ada laporan warga yang diserang oleh kawanan monyet tersebut. Namun pihaknya terus berkoordinasi dengan dinas terkait untuk penanganan lebih lanjut.
“Sampai saat ini belum ada laporan warga yang diserang. Kami terus berkoordinasi dengan instansi terkait agar segera dilakukan tindakan, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Karena monyet liar ini dikhawatirkan bisa mencelakakan warga,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kota Tangsel, Ahmad Dohiri Adam menjelaskan, bahwa pihaknya juga tengah menangani laporan serupa di wilayah Ciater dan Savia.
Dohiri menyebut, sejauh ini kawanan monyet tersebut tidak menunjukkan perilaku agresif.“Ada sekitar 10 monyet di Ciater. Tapi Alhamdulillah, mereka enggak galak. Belum ada korban. Kemungkinan mereka lari karena terganggu, katanya di Puspitek sedang dibangun stadion, jadi mereka berpindah tempat,” ungkapnya.
Dohiri menambahkan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk menentukan langkah penanganan yang tepat.
“Kami sedang berkoordinasi dengan balai konservasi, karena kami tidak punya alat untuk membius. Kalau menangkap monyet seperti ini, harus pakai senjata bius, enggak bisa manual. Kami sudah lapor ke Pak Wali, dan diarahkan untuk mengusulkan ke TPD,” jelasnya.
Meski begitu, lanjut Dohiri, tim Damkar sudah turun ke lapangan untuk melakukan pemantauan. Langkah selanjutnya akan disesuaikan dengan arahan dari lembaga konservasi.
“Sudah ada tindakan dari kami, tapi saat ini kami menunggu arahan dari balai konservasi. Karena kalau salah penanganan, bisa melanggar aturan. Jadi kami pastikan dulu prosedurnya,” tutupnya.(Dion)
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”