Jakarta – Nama Roland Rai Wiranatha semakin dikenal di dunia kuliner dan industri kreatif Indonesia. Dikenal luas dengan nama panggung Chef Nata de Cocow, Roland hadir sebagai figur chef modern yang tidak hanya menonjolkan kemampuan memasak, tetapi juga menghadirkan pengalaman kuliner yang penuh hiburan dan nilai edukatif. Di tengah tren konten digital yang bergerak cepat, ia menjadikan profesi chef lebih dinamis, dekat dengan masyarakat, dan relevan dengan generasi baru.
Awal Perjalanan: Dari Dapur Hingga Panggung Publik
Karier Roland berawal dari kecintaan sederhana terhadap dunia masak-memasak. Ia menghabiskan banyak waktu mengeksplorasi dapur, mempelajari bahan, teknik, hingga detail presentasi. Namun proses tersebut tidak berhenti di back kitchen. Roland mulai tampil di publik, mengikuti kompetisi, hingga dipercaya mengisi berbagai sesi demo masak.
Antusiasme itu berkembang menjadi ciri khas tersendiri. Setiap penampilan Roland selalu interaktif. Aksi spinning pizza hingga juggling hibachi menjadi daya tarik yang membedakannya dari chef lain. Pendekatan atraktif tersebut menjadikan Roland bukan hanya sosok profesional, tetapi juga entertainer yang membawa energi positif ke setiap ruang kuliner yang ia datangi.
Identitas Kuliner: Nusantara Modern
Roland memadukan rasa Nusantara dengan teknik kontemporer. Menurutnya, kuliner Indonesia memiliki karakter kuat yang layak diangkat dalam berbagai bentuk modern, tanpa menghilangkan identitas rasa.
“Masakan itu pengalaman. Bukan hanya di piring, tapi perjalanan cerita di baliknya,” tutur Roland dalam beberapa kesempatan.
Melalui perspektif itu, ia tidak hanya memasak untuk disajikan, melainkan menghadirkan interpretasi budaya yang bisa dinikmati secara visual, rasa, dan makna.
Masuk ke Dunia Konten Kuliner & Hospitality
Seiring berkembangnya media digital, Roland memperluas karya melalui konten. Ia menjelajahi hotel, restoran, dan kafe untuk mengulas konsep, menu, pelayanan, hingga atmosfer tempat.
Pendekatan kontennya mengutamakan storytelling. Visual dirancang sederhana namun kuat, dipadukan tone profesional yang tetap hangat. Tidak heran jika Roland kini menjadi rujukan sejumlah brand F&B dan hotel di Indonesia. Kolaborasinya bersama berbagai industri menunjukkan bahwa citra chef tidak lagi terbatas pada dapur, melainkan juga duta pengalaman kuliner modern.
Penggerak Komunitas Kreatif
Selain aktif berkarya secara individual, Roland terlibat dalam komunitas kreatif Chrysanth dan dipercaya menjadi Head of Content Creator. Komunitas yang digagas bersama rekannya, Ezra Noveandis, ini hadir sebagai ruang kolaborasi bagi kreator muda untuk berkembang, berbagi pengalaman, dan membangun jaringan.
Keterlibatan Roland dalam komunitas tersebut mencerminkan komitmennya pada regenerasi talenta kreatif di sektor kuliner dan konten digital. Ia percaya kolaborasi adalah kunci pertumbuhan industri kreatif.
Berbagi Ilmu Lewat Kelas
Roland juga membuka kelas memasak dan kelas konten kreator. Materi yang dibahas tidak hanya mengenai teknik memasak, tetapi juga food styling, manajemen personal branding, hingga strategi storytelling digital. Melalui program ini, Roland ingin membuka akses lebih luas bagi generasi muda yang ingin berkarier di dunia kuliner dan kreatif.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”









































































