Palembang, 26 Mei 2025 — Puluhan massa Aliansi Aktivis Kritis Indonesia (A2KI) menggelar aksi kejahatan damai di depan Markas Kepolisian Daerah Sumatera Selatan pada Senin (26/5). Aksi ini merupakan bentuk pengungkapan terhadap lambannya penanganan kasus pertanahan yang terjadi di wilayah Kabupaten Ogan Ilir, khususnya yang sedang ditangani Polres Ogan Ilir.
Dalam orasi yang disampaikan oleh Koordinator Aksi, Maulana AHA, SH, massa mendesak Kapolda Sumatera Selatan untuk mengeluarkan kinerja Kapolres Ogan Ilir yang Diduga tidak mampu menyelesaikan konflik agraria yang terjadi di daerah tersebut. A2KI juga menyoroti kinerja Kasat Reskrim, Kanit, dan penyidik Polres Ogan Ilir yang Diduga lamban menangani proses penyelidikan kasus yang telah berlangsung lebih dari 10 bulan tanpa kejelasan hukum.
Selain itu, banyak perkembangan laporan polisi bernomor LP/B/197/VI/2024/SPKT/POLRES OGAN ILIR/POLDA SUMSEL, yang menurut mereka belum memiliki kejelasan status hukum dan tindak lanjutnya.
Dalam pernyataan sikapnya, A2KI mengacu pada berbagai dasar hukum yang mendukung hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat dan menuntut pelayanan hukum yang adil, transparan, dan profesional dari institusi kepolisian.
Aksi yang berlangsung damai ini diakhiri dengan diterimanya perwakilan massa dalam audiensi oleh pihak Polda Sumsel. Usai aksi demo, massa aksi audiensi dengan Penyidik Madya atau Kabag Wassidik Ditreskrimsus Polda Sumsel, AKBP Munaspin, yang menyatakan bahwa aksi mereka dengan baik.
”Berkaitan dengan penanganan kasus yang disampaikan itu sudah diproses Polres Ogan Ilir. Ke depan nanti bila kami konfirmasi ke Polres, penanganan kasusnya seperti apa? Nanti kami undang mereka untuk kita gelarkan kasusnya,” pungkas AKBP Munaspin.
Koordinator Lapangan, M. Annas menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mengawali proses hukum dan meminta komitmen Kapolda untuk segera mendokumentasikan kasus-kasus yang belum mendapatkan kejelasan hukum.
“Kami berharap institusi kepolisian dapat menjadi garda terdepan dalam menegakkan keadilan tanpa memandang bulu, serta menjunjung tinggi transparansi demi kepercayaan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan A2KI, Riski, menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan aksi hingga tuntutan mereka benar-benar ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian.
“Kami tidak akan berhenti sampai ada tindakan nyata. Ini bukan hanya soal kasus, tapi soal keadilan dan kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum,” tegas Riski.