Babak Baru Dimulai, Visesa Ubud Resort Perkuat Kepemimpinan dengan Penunjukan Nanang Supriadi sebagai General Manager
Visesa Ubud Resort dengan bangga mengumumkan penunjukan Nanang Supriadi sebagai General Manager yang baru. Seorang profesional perhotelan berpengalaman dengan lebih dari 25 tahun kiprah di industri hospitality, Nanang menghadirkan keahlian kepemimpinan yang matang, wawasan operasional mendalam, serta apresiasi yang kuat terhadap keramahtamahan khas Indonesia. Ia akan memimpin resor ikonik di Ubud ini yang dimana merupakan sebuah destinasi yang menghadirkan pengalaman pulang ke rumah dalam harmoni dengan alam.
Perjalanan karier Nanang dimulai di Meliá Purosani Yogyakarta, di mana ia menapaki tangga karier dari waiter trainee hingga berbagai posisi seperti doorman, bellboy, dan receptionist. Pengalaman berharga di masa awal tersebut menumbuhkan semangat dan keyakinan bahwa esensi sejati dari hospitality berakar pada ketulusan serta rasa hormat kepada sesama.
Tahun 2006, Nanang bergabung dengan Hyatt Aryaduta Hotel Jakarta sebagai Training & Quality Assurance Manager, memperdalam kompetensinya dalam pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kualitas layanan. Empat tahun kemudian, pada 2010, ia memperluas pengalamannya di kancah internasional dengan bergabung bersama Sofitel Al Khobar The Corniche di Arab Saudi sebagai Quality Assurance & Operational Manager, bertanggung jawab atas pengawasan kualitas dan kinerja lintas departemen.
Sekembalinya ke Indonesia pada 2012, Nanang dipercaya sebagai Corporate Human Resources and Learning Manager di Aston Hotel, bagian dari Archipelago International, di mana ia berperan penting dalam memperkuat pelayanan dan pengembangan talenta di seluruh jaringan hotel. Kariernya kemudian berlanjut sebagai General Manager Fave Hotel Surabaya.
Pada tahun 2016, Nanang diangkat sebagai Director of Operations & Development di Maspion Hospitality, memimpin pertumbuhan portofolio dan strategi operasional perusahaan. Terakhir, pada periode 2020 hingga 2022, ia menjabat sebagai General Manager Wyndham Sundancer Resort Lombok, memimpin properti tersebut melewati masa-masa penting di tengah pandemi Covid-19.
Dikenal dengan gaya kepemimpinan yang kolaboratif serta dedikasi tinggi terhadap keunggulan, Nanang meyakini bahwa kepemimpinan dalam dunia hospitality bukan sekadar menjaga standar, tetapi juga tentang menginspirasi dan memberdayakan orang lain.
“Visesa Ubud Resort menawarkan tempat peristirahatan yang autentik sekaligus mewah,” ujar Nanang Supriadi. “Yang paling menarik bagi saya adalah jiwa Visesa, bagaimana resor ini menyatukan alam, manusia, dan spiritualitas melalui filosofi Bali Tri Hita Karana. Visi saya adalah menumbuhkan pelayanan yang tulus dari hati, di mana setiap tamu tidak hanya merasa disambut, tetapi juga benar-benar diperhatikan dan dihargai. Bagi saya, kemewahan sejati kini terletak pada koneksi emosional, ketika tamu merasa dilihat, dihormati, dan seperti berada di rumah sendiri.”
Filosofi kepemimpinan Nanang selaras dengan semangat Visesa Ubud Resort yang mengedepankan harmoni antara manusia, alam, dan jiwa. Di waktu luangnya, ia senang menyatu dengan alam dan menikmati ketenangan reflektif yang sejalan dengan suasana damai Ubud.
Di bawah kepemimpinannya, Visesa Ubud Resort menegaskan kembali komitmennya untuk menghadirkan pengalaman autentik, pelayanan yang tulus, dan keramahtamahan Bali.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”