Tidur merupakan salah satu kebutuhan biologis yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dalam beberapa decade terakhir, gaya hidup modern yang ditandai dengan tekanan akademik yang banyak, jam kerja yang panjang, serta penggunaan gawai yang berlebihan menyebabkan meningkatnya kasus kurang tidur disemua kalangan. Di dalam bidang neurosains tidur diketahui berperan penting dalam menjaga stabilitas kognitif, regulasi emosional dan integritas fungsi eksekutif. Fungsi eksekutif adalah fungsi yang mencakup perhatian memori kerja, inhibisi, fleksibilitas kognitif serta kemampuan pengambilan keputusan yang merupakan aspek penting dalam kemampuan seseorang untuk bertindak secara adaptif dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dengan memahami dampak kurang tidur terhadap fungsi eksekutif kita dapat melihat bagaimana kondisi ini mempengaruhi kehidupan akademik pekerjaan hingga kehidupan sehari-hari.
Ketika otak tidak memperoleh istirahat yang cukup, aktivitas pada area prefrontal cortex (wilayah penting dalam pengaturan fokus) akan menurun secara signifikan. Kondisi ini menyebabkan seseorang menjadi lebih mudah terdistraksi, lambat merespons rangsangan, serta sering melakukan kesalahan dalam melakukan sesuatu. Secara neurokognitif, gangguan ini muncul karena otak yang kelelahan, sehingga tidak mampu mempertahankan stabilitas jaringan saraf yang diperlukan untuk konsentrasi jangka panjang. Akibatnya, performa akademik dan pekerjaan menjadi rentan menurun pada individu yang kurang tidur. Selain mengganggu perhatian kurang tidur juga akan mempengaruhi memori kerja untuk menyimpan dan memanipulasi informasi dalam jangka pendek. Memori kerja merupakan aspek penting dari fungsi eksekutif yang terlibat dalam berbagai aktivitas seperti memahami instruksi, menghitung, atau mengambil keputusan yang cepat.
Dalam kondisi normal prepental corteks membantu mengendalikan impuls serta mencegah seseorang bertindak secara spontan tanpa mempertimbangkan konsekuensi. Namun ketika kurang tidur kemampuan inhibisi ini akan menurun. Individu yang kekurangan tidur akan menjadi lebih reaktif secara emosional mudah tersinggung, dan cenderung mengambil tindakan impulsif. Hal ini menjelaskan mengapa kecelakaan kerja kesalahan dalam mengemudi, atau konflik interpersonal lebih banyak terjadi pada orang yang mengalami gangguan tidur. Studi menunjukkan bahwa kurang tidur menyebabkan peningkatan aktivitas pada amigdala, yaitu pusat emosi dalam otak, sementara hubungan regulatif dari media prefontal Cortex akan melemah. Ketidakseimbangan ini akan membuat individu cenderung lebih emosional dan lebih fokus pada keuntungan jangka pendek daripada risiko jangka panjang.
Dari berbagai paparan tersebut dapat dipahami bahwa kurang tidur bukan sekedar menimbulkan rasa lelah tetapi juga dapat menyebabkan disfungsi yang lebih dalam pada mekanisme berpikir tingkat tinggi. Kurang tidur memberikan dampak signifikan terhadap fungsi eksekutif yang menjadi dasar bagi berbagai kemampuan kognitif dan emosional manusia. Temuan dalam nerasains modern menegaskan bahwa kualitas hidup seseorang sangat bergantung pada kecukupan tidur yang berkualitas. Oleh karena itu, menjaga pola tidur yang sehat seharusnya menjadi prioritas untuk menjaga keseimbangan neurokognitif.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”





































































