Jumat, 15 Agustus 2025, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menghadapi tantangan signifikan akibat penurunan jumlah wisatawan, dengan fokus baru pada pariwisata berkelanjutan sebagai strategi pemulihan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah wisatawan yang menginap di hotel berbintang turun sebesar 21,55 persen pada Februari 2025 dibandingkan bulan sebelumnya.
Penurunan ini tidak hanya memengaruhi sektor pariwisata, tetapi juga berdampak luas pada ekonomi lokal yang sangat bergantung pada aktivitas wisata. Dalam merespons situasi ini, pengembangan pariwisata berkelanjutan dapat menjadi solusi untuk menarik pengunjung baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil.
Namun, di balik tantangan tersebut, muncul harapan baru. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong masyarakat dan pelaku industri wisata di Bangka Belitung untuk mengedepankan prinsip keberlanjutan lingkungan. Melalui program Ramah Iklim dan Aksi Hijau yang digelar di Pantai Tanjung Kelayang, Belitung, para peserta bergotong royong membersihkan pantai dan berdiskusi tentang ekosistem kepariwisataan dan manajemen krisis wisata bahari.
“Pengembangan pariwisata hijau berbasis keberlanjutan lingkungan merupakan langkah inovatif pascapandemi. Kita ingin pariwisata tidak hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan,” ujar Ni Wayan Giri Adnyani Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam Program Ramah Iklim dan Aksi Hijau dalam Rangka Hari Pariwisata Dunia.
Belitung, yang telah mengusung tagline sebagai destinasi wisata berkelanjutan, dinilai cocok menjadi model penerapan investasi hijau dan tanggung jawab sosial dalam sektor pariwisata. Upaya ini diharapkan mampu menarik minat wisatawan yang peduli lingkungan dan memperkuat daya saing Bangka Belitung sebagai destinasi unggulan.
Dengan kekayaan alam dan budaya yang melimpah, serta semangat kolaboratif antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, Bangka Belitung kini menapaki jalan baru menuju pariwisata yang tidak hanya indah, tetapi juga bertanggung jawab.
Transformasi pariwisata Bangka Belitung menuju keberlanjutan bukan sekadar respons terhadap penurunan kunjungan, melainkan langkah strategis untuk membangun masa depan yang lebih inklusif dan ramah lingkungan. Dengan komitmen bersama antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat lokal, Babel memiliki peluang besar untuk menjadi pelopor pariwisata hijau di Indonesia.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”