Dari SMA Swasta Jadi Gubernur, Andra Soni Bukti Sekolah Bukan Penentu Masa Depan
TANGSEL – Gubernur Banten Andra Soni menegaskan bahwa latar belakang sekolah bukanlah penentu masa depan seseorang. Hal ini disampaikan saat memberikan sambutan dalam peluncuran program Sekolah Gratis yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Banten, Ditulis Sabtu 19 Juli 2025.
Dalam pidatonya, Andra mengungkapkan, kisah pribadinya yang pernah mengenyam pendidikan di SMA swasta. Namun, menurutnya, hal itu tak menghalangi langkahnya hingga terpilih sebagai Gubernur Banten.
“Saya sendiri adalah lulusan SMA swasta. Dan Alhamdulillah hari ini saya berdiri di sini sebagai Gubernur Banten,” kata Andra Soni di hadapan para siswa dan guru.
Lebih lanjut, Andra menyampaikan, bahwa banyak siswa merasa minder karena asal sekolahnya tidak terkenal. Kemudian, Andra mengingatkan, yang terpenting adalah kemauan untuk belajar dan kerja keras dalam meraih cita-cita.
“Tidak perlu malu dengan latar belakang sekolah. Karena yang penting adalah semangat belajar dan tekad untuk meraih mimpi,” tegasnya.
Andra menyampaikan, pernyataan itu dalam konteks peluncuran program Sekolah Gratis yang menyasar jenjang SMA, SMK, dan SKH, baik negeri maupun swasta di seluruh Provinsi Banten.
Program ini, menurutnya, adalah bentuk kepedulian pemerintah terhadap akses pendidikan yang merata dan bebas biaya.
“Mulai tahun ini, kami bertekad agar tidak ada lagi anak-anak di Banten yang kehilangan hak pendidikannya karena persoalan biaya,” ujarnya.
Program Sekolah Gratis ini, juga diarahkan untuk menjawab tantangan rendahnya Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Provinsi Banten, yang saat ini berada di angka 69,64 persen untuk usia 16–18 tahun.
Selain menanggung biaya siswa di sekolah negeri, pemerintah juga menjalin kerja sama dengan sekolah swasta agar dapat menampung siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri.
Dirinya, menargetkan maksimal 36 siswa per rombongan belajar sebagai upaya menjaga kualitas pendidikan.
Andra berharap, sekolah-sekolah swasta dapat terpacu meningkatkan kualitas pengajaran agar menjadi pilihan utama masyarakat, bukan sekadar alternatif.
“Saya tahu betul, setiap tahun ada permohonan penambahan rombel, bahkan disertai protes karena siswa tidak tertampung. Tahun ini, kita ingin membalikkan keadaan,” jelasnya.
Sebagai penutup, Andra mengajak, seluruh pihak untuk tidak terburu-buru mengkritik sebelum mencoba, dan tidak cepat menilai sebelum berkontribusi.
“InsyaAllah, anak-anak kita akan tumbuh menjadi generasi yang terbiasa bersaing, berkompetisi secara sehat, dan meraih prestasi,” pungkasnya. (MARIO)