Subah, Kabupaten Batang — Siapa sangka, seorang pemuda dari desa bisa membeli rumah di usia 20 tahun hanya berbekal tekad dan kreativitas?
Dialah Dika Rolistiawan, pemuda asal Desa Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang berhasil membeli rumah di kawasan Dlisen, Limpung. bukan dari warisan tapi hasil kerja kerasnya  sebagai desainer grafis. 
Namun, jalan yang ditempuh Dika jauh dari kata mudah. Ia mulai menekuni desain grafis sejak duduk di kelas 11 SMA, saat sebagian besar teman sebayanya masih sibuk bermain. Dengan peralatan seadanya, Dika membuat desain menggunakan HP Infinix lamanya yang sudah rusak LCD-nya.

Meski layarnya retak dan warnanya tidak jelas, Dika tetap tekun berkarya karena saat itu ia tidak memiliki perangkat lain.
“Dulu HP-nya sering nge-lag, layarnya hitam karena LCD rusak, tapi tetap saya pakai buat desain dan cari klien. Nggak punya pilihan lain. Yang penting bisa terus belajar dan kerja,” kenang Dika sambil tersenyum.
Dari semangat pantang menyerah itu, sedikit demi sedikit Dika mulai mendapatkan penghasilan. Ia kemudian menabung dan membeli HP baru yang lebih memadai, lalu sebuah tablet grafis sederhana, hingga akhirnya mampu memiliki PC rakitan untuk menunjang pekerjaannya.
“Saya mulai dari nol banget. Dari HP rusak sampai akhirnya punya perangkat sendiri. Semua saya beli dari hasil kerja desain. Rasanya bangga banget waktu bisa beli rumah hasil jerih payah sendiri,” ujar Dika dengan mata berbinar.
Meski kini dikenal sebagai desainer muda sukses, Dika mengaku sempat diremehkan tetangga karena sering terlihat bekerja di rumah.
“Banyak yang meremehkan dan mengira saya pengangguran karena tiap hari cuma dirumah padahal saya kerja dari rumah di depan laptop. Tapi saya tetap sabar. Saya percaya hasil nggak akan menghianati usaha,” ungkapnya.
Seiring meningkatnya kemampuan dan kepercayaan klien, Dika kemudian membangun brand pribadi bernama @desain.disiniaja, layanan desain grafis online yang kini telah menangani lebih dari 5000 proyek dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.
Pesanan desain yang masuk terus membeludak. Dika bahkan sempat kewalahan menerima banyaknya permintaan orderan dari berbagai klien.
“Pernah sampai nggak tidur dua hari karena harus kejar deadline. Orderan datang terus, kadang lebih dari yang bisa saya tangani sendiri. Tapi saya bersyukur, itu artinya kepercayaan orang makin besar,” katanya.
Kini, setelah hampir tiga tahun membangun usahanya, omzet Dika sudah mencapai dua digit setiap bulan angka yang luar biasa bagi anak muda seusianya, apalagi yang memulai dari perangkat seadanya di sebuah desa kecil.
“Saya nggak menyangka bisa sampai di titik ini. Semua berawal dari HP rusak, tapi saya yakin kalau tekun dan jujur sama klien, rezeki pasti datang,” ujarnya dengan senyum penuh syukur
Kini, selain fokus mengelola bisnis desainnya, Dika juga pernah sesekali memberikan pelatihan desain gratis bagi remaja desa. Ia ingin membagikan ilmu dan pengalaman agar lebih banyak anak muda yang berani menekuni bidang kreatif.
Pesan Moral
Kisah Dika Rolistiawan adalah bukti bahwa kesuksesan lahir dari ketekunan, bukan keberuntungan.
Dari keterbatasan alat dan modal, Dika bangkit membangun bisnis digital yang kini menjadi sumber inspirasi bagi banyak anak muda Indonesia. Ia membuktikan bahwa mimpi besar bisa tumbuh bahkan dari desa kecil, selama ada tekad dan kerja keras.
Penulis: Ahmad Adi Pratama (Media Enterpreneur)
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”
 
 













































 
 











 
 




