ENERGI : PLTU Mimpi Buruk bagi Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan
Energi merupakan kemampuan untuk melakukan kerja atau bisa juga diartikan sebagai daya yang digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan. Sebagai salah satu makhluk hidup, manusia membutuhkan energi untuk melakukan aktivitas-aktivitasnya.
Sedangkan Energi yang dimaksud disini Sumber energi yang segala sesuatu nya dapat menghasilkan energi, baik secara langsung maupun melalui proses konversi. Sumber energi ini dapat dibagi menjadi dua kategori utama: energi terbarukan dan energi tidak terbarukan. Energi terbarukan seperti matahari, angin, air, dan panas bumi, sedangkan energi tidak terbarukan seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara.
Indonesia sendiri memiliki potensi besar untuk mengembangkan berbagai jenis sumber daya energi terbarukan beberapa pembangkit yang ada di Indonesia ialah pembangkit listrik terbaruka PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi), PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa), dan PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu).
Sedangkan Indonesia belum menjadi kan Energi terbarukan sebagai perhatian yang penting yang dihasilkan pembangkit terhadap lingkungan yang dilakukan pembangkit pembangkit, saya ambil contoh salah satu nya ialah pembangkit PLTU.
PLTU merupakan pembangkit listrik tenaga uap yang dimana dihasilkan oleh proses pembakaran salah satunya ialah pembakaran batu bara, di Indonesia sendiri terdapat 253 PLTU yang tersebar di seluruh Indonesia.
Membahas tentang PLTU di kabupaten Langkat terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu yang beroperasi dengan dua unit utama, yaitu Unit 1 dan 2, masing-masing berkapasitas 200 MW. PLTU ini terletak di Kecamatan Pangkalan Susu, tepatnya di Desa Tanjung Pasir.
Hal ini menyebabkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan masyarakat sekitar, dampak yang dihasilkan bukan hanya dampak negatif saja namun juga dampak positif nya dalam hal ini menurut Putri ada beberapa dampak dari pembangkit listrik tenaga uap yang di tuangkan dalam skripsi nya yaitu ;
Dampak lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) itu sendiri terhadap lingkungan bahwa dampak yang terdapat dari keberadaan PLTU tersebut ada dua yaitu dampak positif dan dampak negatifnya. Dampak Positifnya dilihat dari ekonomi masyarakat yang meningkat, seperti penerimaan lapangan pekerjaan di PLTU tersebut dan banyaknya masyarakat yang berdagang disekitar Lingkungan PLTU. Sedangkan dampak Negatifnya itu adalah Pencemaran Udara terhadap Lingkungan masyarakat seperti, polusi udara, getaran mesin PLTU, dan Limbah batubara yang dihasilkan dari PLTU.
Di Langkat sendiri kerugian kerugian yang di alami masyarakat sekitar sangat berdampak akibat PLTU , salah satu masyarakat menyampaikan bahwa kerugian yang dan terjadi berlapis-lapis bukan hanya dari Ekonomi, hukum namun juga Sosial. Terlihat dari banyak anak anak yang putus sekolah dan menikah dini dikarenakan orang tua tidak mampu membiayai akibat tidak ada penghasilan lagi.
Belum lagi penyakit kulit dan paru paru paru di sebabkan oleh udara yang tidak sehat yang dihasilkan oleh pembakaran batu bara di PLTU, Nurhayati salah satu masyarakat menyampaikan kondisi terkini warga terdampak di desa lain, Desa Sei Siur. Dua balita terkena infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Satu balita berusia 1,5 tahun didiagnosa sakit paru-paru dan dirujuk ke RSUD Tanjung Pura di Stabat. Satu balita lagi sejak berusia 8 bulan sudah terserang penyakit paru-paru sehingga ia harus rutin check up ke RSUD Tanjung Pura. Meskipun biaya ditanggung pemerintah dengan BPJS Kesehatan, namun kondisi sakit anaknya yang parah sangat menyengsarakan keluarga mereka.
Terdapat temuan penyakit-penyakit yang diderita masyarakat sekitar PLTU Pangkalan Susu, dengan tertinggi gatal–gatal (243 kasus), batuk atau sesak napas/ISPA (42), hipertensi (39), dan paru hitam ( 4) sampai tiroid. Setidaknya, tiga orang meninggal dunia karena paru hitam dan satu paru-paru hancur.
Selain kepada kesehatan masyarakat, dampak PLTU juga merambah kepada kesehatan Lingkungan yang dimana polusi udara yang buruk kemudian pencemaran air,serta degradasi habitat alami.
Saat ini Indonesia sedang menghadapi tantangan besar dalam transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan, termasuk pengurangan penggunaan batu bara namun demikian perrubahan iklim dan target emisi nol bersih (net-zero emission) menjadi fokus utama, mendorong transisi energi.
Dalam hal ini ketergantungan pada bahan bakar fosil memberikan kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca global, sehingga perlu diganti dengan energi terbarukan dengan tenaga Surya , Air dan Udara.
Dengan ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan yaitu;
Pertama, Pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan untuk menutup PLTU Pangkalan Susu dan segera beralih ke energi terbarukan yang ramah lingkungan dan berkeadilan seperti yang dilakukan Inggris pada tahun 2024 kemarin.
Kedua, melakukan pemulihan kerusakan baik lingkungan, pemulihan kesehatan, pemulihan sektor pertanian dan perikanan karena pembakaran batubara di PLTU Pangkalan Susu.
Ketiga, melakukan sosialiasi kepada masyarakat untuk menanggapi permasalahan masyarakat serta dampak yang terdapat di lingkungan untuk dapat di atasi dengan cara pengendalian yang efektif sehingga terciptanya iklim lingkungan dan masyarakat yang baik di lingkungan sekitar PLTU.
Dapat kita ambil kesimpulan bahwa PLTU ini berdampak bagi lingkungan sekitar baik positif namun di dominasi oleh dampak Negatif nya , maka dari itu pemerintah harus menimbang kembali dengan memperhatikan bahwa PLTU berdampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat.
Dalam hal ini pemerintah harus mampu bersinergi dengan masyarakat agar nantinya Kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan menjadi perhatian penting dikarenakan yang mengalami dampak buruk dari PLTU bukan hanya di Indonesia namun juga Dunia mulai meninggalkan sumber Energi salah satunya negara Inggris dengan menuju Energi terbarukan seperti energi tenaga Surya , energi tenaga Angin, energi tenaga Air.
Organisasi mahasiswa harus mampu mengambil peran salah satunya Himpunan mahasiswa Islam harus bisa mengambil peran dengan melakukan audiensi kepada pemerintah dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan ber kolaborasi dengan pihak terkait tentang dampak dari PLTU kepada kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan .
Mhd Firdaus SAS
Badko Sumatera Utara
Daftar pustaka
Nefa Sari Putri, Skripsi : Dampak pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Gampong suak Puntong kecamatan Kuala pesisir kabupaten Nagan raya (Nagan Raya : Aceh, 2021)
Penyakit Warga Sekitar PLTU Pangkalan Susu, dari Gatal-gatal sampai Paru-paru Hitam