Membuka bungkus paket, merekam prosesnya, lalu membagikannya di media sosial—aktivitas sederhana ini kini menjelma tren global yang disebut “unboxing.” Dari produk gadget, skincare, hingga makanan, konten unboxing selalu sukses menarik perhatian. Namun, apa sebenarnya yang membuat orang begitu terpesona? Apakah ini murni kepuasan psikologis, atau sekadar perilaku konsumtif yang dibungkus estetika digital?
Sensasi Membuka yang Memicu Rasa Penasaran
Unboxing memberikan pengalaman visual dan emosional yang unik. Ada rasa penasaran ketika melihat paket dibuka perlahan, hingga kepuasan saat produk akhirnya terlihat utuh. Bagi penonton, momen ini menghadirkan sensasi seolah-olah mereka ikut mengalami pembelian tersebut.
Secara psikologis, unboxing memicu dopamine hit—rasa senang singkat yang datang dari kejutan dan kepuasan visual. Tak heran, banyak orang yang rela menonton video unboxing berulang kali, meski tidak berniat membeli produknya.
Antara Hiburan dan Konsumerisme
Meski menghibur, unboxing juga erat dengan budaya konsumtif. Banyak konten sengaja dibuat untuk mempromosikan produk, menciptakan keinginan belanja, bahkan mendorong perilaku impulsif. Penonton yang awalnya hanya ingin hiburan bisa terdorong membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Dalam hal ini, unboxing bisa menjadi alat pemasaran yang sangat efektif. Namun di sisi lain, ia juga menormalisasi budaya “beli dulu, baru puas,” tanpa selalu mempertimbangkan kebutuhan.
Ekspresi Kreatif dan Identitas Digital
Di luar aspek konsumtif, unboxing juga memberi ruang ekspresi kreatif. Banyak kreator menambahkan narasi, humor, atau gaya personal sehingga konten terasa lebih menarik. Aktivitas ini bahkan bisa menjadi identitas digital, di mana seseorang dikenal karena cara uniknya membagikan pengalaman membuka produk.
Bagi sebagian penonton, unboxing juga berfungsi sebagai bahan pertimbangan sebelum membeli. Dengan melihat detail produk yang ditampilkan, mereka merasa lebih yakin untuk memutuskan pembelian.
Kesimpulan
Budaya unboxing adalah fenomena dua sisi. Ia bisa memberi kepuasan psikologis dan hiburan visual, tetapi juga berpotensi menjerumuskan ke perilaku konsumtif yang tidak sehat.
Pada akhirnya, kuncinya ada pada kesadaran. Menikmati konten unboxing sah-sah saja, selama kita tetap mampu membedakan antara kebutuhan nyata dan godaan sesaat. Karena kepuasan sejati bukan hanya dari membuka bungkus, tetapi dari bijak dalam memilih apa yang kita konsumsi.
Penulis: Enjelin Amanda Dewi
Sumber gambar: canva.com