SIDOARJO – Layar Lokal Film Festival (LLoFF) VI kembali menegaskan posisinya sebagai barometer perkembangan sinema daerah di Indonesia. Diselenggarakan selama tiga hari, 12–14 Desember 2025, festival ini menghadirkan rangkaian pemutaran film, diskusi, eksplorasi budaya, serta malam apresiasi yang didukung oleh berbagai institusi pemerintah dan mitra strategis, dengan partisipasi sineas dari dalam dan luar negeri.
Festival resmi dibuka pada Jumat (12/12) di Cinema Garden dalam suasana hangat dan penuh antusiasme. Pembukaan LLoFF VI dilakukan oleh Kepala Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Disporapar Sidoarjo, Vira Murti Krida Laksmi, S.STP., M.H., didampingi Pendiri Festival Rehal Lahir Prias Supuntari, Festival Director Fahmi Adimara, SKM, M.KKK, serta perwakilan Rumah Budaya Malik Ibrahim Sidoarjo, Satriagama Rakatasenta. Kehadiran unsur pemerintah daerah dan institusi kebudayaan ini menegaskan LLoFF sebagai agenda kultural yang memiliki legitimasi institusional sekaligus berbasis komunitas.
Rangkaian hari pertama dilanjutkan dengan program Layar Nusantara yang menayangkan film Patriark, Patruirk. Pemutaran ini membuka ruang dialog antara pembuat film dan penonton, menandai semangat kolaboratif yang menjadi benang merah festival tahun ini. Sejak hari pertama, LLoFF VI telah dihadiri filmmaker dari berbagai daerah dan negara, termasuk Malaysia, Pekanbaru, Pontianak, Yogyakarta, Jakarta, Depok, Samarinda, dan Semarang.

Memasuki hari kedua, festival memperluas pengalaman peserta melalui program Tamasya Layar. Para filmmaker diajak mengunjungi sejumlah destinasi pariwisata dan situs bersejarah Sidoarjo, meliputi Candi Pari, Candi Sumur, Lumpur Lapindo, dan Pabrik Gula Candi Baru, yang dikawal langsung oleh Kepala Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Disporapar Sidoarjo. Program ini dirancang untuk memperkenalkan konteks sejarah dan sosial daerah sebagai sumber inspirasi sinema.

Selain pemutaran film, hari kedua juga diisi dengan diskursus sinema melalui sesi “Focus on Haris Yuliyanto”, yang membahas karya-karya bertema maritim dan lingkungan pesisir, memperkaya wawasan artistik sekaligus menegaskan keberpihakan LLoFF pada isu-isu sosial dan ekologis.
Pada hari ketiga, sebelum malam puncak, LLoFF VI menggelar Dialog Filmmaker sebagai bagian dari Program Dialog Film Jawa Timur. Forum ini menghadirkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timursebagai pemangku kebijakan, sekaligus membuka ruang dialog langsung antara pemerintah dan pelaku film daerah.
Dialog tersebut menghadirkan para narasumber:
Novin Wibowo (akademisi dan praktisi film asal Malang),
Yuriko Abi (praktisi film asal Blitar),
Satria Devi Kurniawan (Adyatama Parekraf Ahli Muda Disbudpar Jawa Timur),
Gelora Yudhaswara (praktisi film asal Ponorogo),
dengan Rehal Lahir Prias Supuntari bertindak sebagai moderator. Sesi ini membahas tantangan, peluang, serta arah pengembangan ekosistem film Jawa Timur, sekaligus memperkuat posisi LLoFF sebagai ruang temu antara komunitas kreatif dan institusi kebijakan.

Puncak festival berlangsung pada hari ketiga melalui Closing Ceremony yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Dr. Tirto Adi, M.Pd, serta perwakilan Dispora Jawa Timur, Irwan Saputra, S.E., M.M.. Malam penganugerahan menjadi ajang apresiasi tertinggi bagi karya-karya terbaik yang berkompetisi sepanjang festival.

Film “Kandang dan Ladang” produksi Boomcraft Production tampil sebagai juara umum dengan meraih Golden Mud Awards sebagai Film Terbaik, sekaligus mendominasi sejumlah kategori utama. Adapun daftar pemenang LLoFF VI sebagai berikut:
Golden Mud Awards / Film Terbaik: Kandang dan Ladang
Pemeran Terbaik: Kun Baehaqi Almas (Kandang dan Ladang)
Penyunting Gambar Terbaik: Rokhmatullah Raju Julyanto (Kandang dan Ladang)
Penata Gambar Terbaik: Ahmad Mahrus Mubarok (Kandang dan Ladang)
Penulis Skenario Terbaik: Rizal Hanun (Jawa Randu di Jalan Jalang)
Sutradara Terbaik: Lailatul Mukjizah (Pulasara)
Special Mention: Pulasara
Pada edisi keenam ini, LLoFF VI mencatat 289 film yang masuk dari Indonesia, Malaysia, China, India, dan Thailand, memperkuat posisinya sebagai festival daerah dengan jangkauan internasional yang terus berkembang.
Penyelenggaraan LLoFF VI didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI)sebagai sponsor utama, serta Diskominfo Sidoarjo, Disporapar Sidoarjo, Komite Ekonomi Kreatif Sidoarjo, dan mitra strategis lainnya seperti Indonesia Roamers, Local Guides Indonesia, Cleo, Plaza Kamera, Jago Cetak, 3 Sidoarjo, Telkom Indonesia, Fotowi, dan Vivamuda.

Melalui penyelenggaraan edisi keenam ini, Layar Lokal Film Festival menegaskan perannya sebagai ruang apresiasi, eksibisi, dan pengembangan sinema daerah yang mempertemukan komunitas, institusi, dan jejaring kreatif lintas batas.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”









































































