Gagal ginjal kronis adalah penyakit serius yang makin banyak diderita masyarakat, termasuk di Indonesia. Penyakit ini terjadi ketika ginjal rusak secara perlahan dan tidak bisa lagi bekerja seperti seharusnya. Bila kondisinya sudah parah, penderitanya harus menjalani cuci darah secara rutin untuk bertahan hidup.
Penyakit ini sering menyerang orang berusia di atas 50 tahun, terutama yang juga memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, atau anemia. Meski begitu, siapa saja tetap bisa terkena jika tidak menjaga kesehatan ginjal.
Tanda-tanda yang bisa dikenali sejak awal
- Mudah lelah
- Nafsu makan menurun
- Sering mual dan muntah
- Bengkak di kaki atau tangan
- Sering sesak napas
- Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan
- Sering buang air kecil di malam hari atau justru sangat sedikit
- Kulit kering dan gatal
Mengapa penggunaan obat harus hati-hati?
Ginjal berperan penting membuang sisa- sisa obat dari dalam tubuh. Jika ginjal rusak, sisa obat bisa menumpuk dan menimbulkan keracunan. Karena itu, orang dengan gagal ginjal tidak boleh asal minum obat. Dosis obat harus dikurangi, dan beberapa obat perlu dihindari.
Penggunaan obat gagal ginjal harus berhati-hati agar tidak timbul interaksi antar obat yang merugikan. Contohnya seperti Furosemide dan Omeprazole sebaiknya tidak diminum bersamaan karena bisa menyebabkan kekurangan magnesium dalam darah. Karena itu, penderita gagal ginjal sebaiknya tidak mengobati diri sendiri. Selalu periksa ke dokter sebelum mengonsumsi obat baru, termasuk obat bebas dan herbal. Penting juga untuk rutin memeriksa fungsi ginjal dan kadar elektrolit dalam darah.
Jaga kesehatan ginjal dengan pola makan seimbang, banyak minum air putih, tidak sering mengonsumsi obat tanpa resep, serta rajin periksa tekanan darah dan kadar gula. Jika mengalami tanda-tanda seperti mudah lelah, bengkak, atau susah buang air kecil, segera konsultasikan ke tenaga medis. Penanganan lebih awal dapat mencegah kerusakan ginjal yang lebih parah.
Disusun Oleh : Kelas B Kelompok 11
Mahasiswa Semester 4 Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya