Cikalongkulon, 23 Juni 2025 — Berdiri tegak di tengah rimbunnya pohon kakao milik PT. Tjimatis, sebuah struktur tua yang nyaris terlupakan menyimpan cerita sejarah panjang: bak sumur tua peninggalan kolonial Belanda yang dibangun pada bulan November 1914. Kini, tepat 111 tahun kemudian, bangunan tersebut tetap utuh dan masih digunakan oleh warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Dalam salah satu sisi tembok sumur, terlihat angka tahun yang terpahat jelas: “1914”, menjadi penanda sejarah yang membuktikan usianya lebih dari satu abad. Dibangun dengan arsitektur khas kolonial—berbentuk kubah bulat melingkar dengan atap dari semen bakar dan batu bata—struktur ini menyatu harmonis dengan alam sekitar yang kini berubah dari kebun karet menjadi perkebunan kakao.
Dahulu, kawasan Cimatis merupakan perkampungan buruh di tengah kebun karet milik pemerintah kolonial Belanda. Sumur ini dibangun sebagai infrastruktur air bersih bagi pekerja dan pos pengawasan. Kini, lokasi tersebut dikelola oleh PT. Tjimatis sebagai perkebunan kakao, namun sumur tua itu tetap dijaga oleh masyarakat dan digunakan sebagai sumber air alami yang tidak pernah kering, bahkan di musim kemarau.
“Dari saya kecil, sumur ini tidak pernah rusak. Airnya jernih, dan selalu ada. Sekarang sudah lebih dari 100 tahun, tapi tetap bisa dipakai,” ujar salah seorang warga, sembari menunjuk pada bangunan tua yang tertutup lumut dan dikelilingi semak belukar.
Bangunan ini mencerminkan teknik konstruksi Belanda yang memadukan bahan lokal dengan teknologi tahan cuaca: semen tanah yang dibakar, menjadikannya sangat kokoh. Tidak heran, bangunan ini mampu bertahan lebih dari satu abad, meski nyaris tak tersentuh renovasi modern.
Pemerintah Desa Cigunungherang dan pegiat sejarah lokal harusnya mengangkat pelestarian situs ini sebagai bagian dari cagar budaya lokal. Selain memiliki nilai historis tinggi, bak sumur ini juga berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata edukatif, terutama untuk anak-anak sekolah, mahasiswa arsitektur, dan pecinta sejarah lokal.
“Sumur ini bukan hanya sumber air, tetapi sumber cerita. Ia mengalirkan memori sejarah yang harus kita rawat,” kata Abah Wahyu, seorang guru SDN Cimatis dan pemerhati budaya di Cikalongkulon.
Dokumentasi:
- Lokasi: Perkebunan Kakao PT. Tjimatis, Kampung Cimatis, Desa Cigunungherang, Kecamatan Cikalongkulon, Cianjur.
- Tahun Pembangunan: November 1914
- Konstruksi: Semen bakar & batu bata, bentuk kubah melingkar.
- Fungsi: Sumber air bersih untuk pekerja kebun (zaman Belanda), masih digunakan hingga kini.