Cikarang, sebuah kota yang berada di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sering dikenal sebagai kawasan industri yang berkembang pesat di Indonesia. Deretan pabrik, kawasan bisnis megah, dan aktivitas ekonomi modern adalah gambaran umum soal Cikarang. Namun, di balik gemuruh mesin industri dan realitas urbanisasi yang begitu cepat, tercatat kekayaan kebudayaan lokal yang hidup berkelindan dengan kehidupan modern masyarakatnya. Kekayaan ini tidak hanya berupa tradisi masa lalu, tetapi juga tercermin dalam cara hidup warga, bahasa sehari-hari, teknologi tradisional yang masih digunakan dalam aktivitas tertentu, serta kesenian yang mewarnai kegiatan sosial masyarakat.
1. Mata Pencaharian: Dari Sawah ke Pabrik dan UMKM
Sebelum Cikarang berubah menjadi pusat industri, masyarakatnya banyak bekerja sebagai petani, peternak, dan nelayan daratan. Aliran Sungai Citarum dan Sungai Cikarang menyediakan sumber air bagi pertanian, sehingga hasil padi, sayuran, dan palawija menjadi komoditas utama yang menopang perekonomian desa. Ketika kawasan industri seperti Kawasan Industri Jababeka, MM2100, dan EJIP beroperasi, struktur mata pencaharian masyarakat mengalami perubahan besar. Kini sebagian besar warga bekerja sebagai karyawan pabrik sektor otomotif, elektronik, atau logistik, sementara sebagian lain mengembangkan usaha kecil menengah (UMKM) seperti warung makan, laundry, dan jasa bengkel.
Meskipun begitu, mata pencaharian tradisional seperti bertani dan beternak masih tampak di beberapa wilayah, terutama di Cikarang Selatan dan Cikarang Pusat, menunjukkan bahwa tradisi agraris masih dipertahankan sebagai bagian dari warisan budaya lokal yang terus hidup di tengah perkembangan ekonomi modern.
2. Teknologi dan Peralatan Tradisional: Jejak Masa Lalu yang Masih Ada

Sebelum era mesin dan otomasi menjalar, masyarakat Cikarang menggunakan peralatan tradisional dalam kehidupan pertanian dan perikanan sehari-hari. Alat seperti ani-ani dan sabit digunakan untuk memanen padi, cangkul serta bajak tradisional untuk mengolah tanah, serta alat tangkap ikan seperti bubu, jala, dan sero mengiringi kegiatan perikanan skala kecil. Lesung dan alu menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses memproses hasil panen untuk kebutuhan keluarga.
Dalam perkembangan selanjutnya, teknologi modern seperti traktor, mesin penggiling padi, dan alat panen otomatis mulai menggantikan sejumlah alat tradisional tersebut dalam kegiatan skala besar. Akan tetapi, penggunaan peralatan tradisional masih dipertahankan dalam konteks budaya, terutama saat kegiatan adat atau pengolahan pangan untuk konsumsi keluarga, mencerminkan kesinambungan antara masa lalu dan masa kini.
3. Bahasa Daerah: Dialek Khas yang Mengikat Komunitas

Bahasa sebagai ekspresi budaya menjadi aspek penting dalam kehidupan masyarakat Cikarang. Penduduk setempat banyak menggunakan variasi bahasa yang disebut bahasa Bekasi atau Bahasa Beka, yang merupakan campuran dari bahasa Sunda dialek Utara, logat Betawi, dan pengaruh bahasa Jawa dari komunitas pendatang. Kosakata khas seperti ane, ente, kaga, dan istilah Sunda seperti heula serta kumaha menunjukkan betapa bahasa di Cikarang merupakan hasil interaksi budaya yang kuat.Keanekaragaman bahasa ini menjadi salah satu elemen yang memperlihatkan pluralitas budaya masyarakat Cikarang di mana aspek tradisional dan modern saling berbaur, menjadi identitas yang unik dan terus berkembang dalam percakapan sehari-hari.
4. Kesenian dan Tradisi: WarnaWarni Ekspresi Budaya

Cikarang menyimpan sejumlah
bentuk kesenian tradisional yang masih dipertahankan hingga kini. Musik tanjidor, meskipun berasal dari tradisi Betawi, berkembang pula di wilayah Bekasi sebagai representasi interaksi budaya lokal. Musik ini hadir dalam berbagai acara tradisional dan perayaan daerah sebagai hiburan yang penuh semangat.
Seni topeng Betawi–Bekasi menjadi medium ekspresi cerita rakyat, legenda lokal, dan humor masyarakat dalam pertunjukan budaya. Selain itu, rudat menjadi bagian dari tradisi keagamaan yang menampilkan musik rebana dan tarian berirama saat perayaan Maulid Nabi, pernikahan, atau acara penyambutan tamu kehormatan.
Tak kalah penting, di beberapa desa Cikarang masih berkembang juga kesenian seperti barongan, reog lokal, serta pertunjukan wayang kulit dan wayang golek yang dibawa oleh pendatang dari Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kesenian ini menjadi ruang interaksi antar budaya dan dimainkan dalam perayaan tertentu sebagai bagian dari upaya pelestarian heritage lokal.
Kebudayaan dalam Kehidupan Modern
Kebudayaan Cikarang adalah bukti bahwa modernisasi tidak selalu menghilangkan jejak tradisi lokal. Di tengah kawasan industri yang terus berkembang, masyarakat masih mempertahankan nilai-nilai yang diwariskan turun-temurun. Mata pencaharian, alat tradisional, bahasa, hingga kesenian menunjukkan bahwa Cikarang bukan sekadar kota industri, melainkan ruang hidup bagi budaya yang kaya dan dinamis. Pelestarian budaya ini penting agar identitas lokal tetap terjaga dan menjadi warisan bagi generasi mendatang.
Kebudayaan di Cikarang bukan sekadar warisan masa lalu yang statis, tetapi hidup dalam ritme keseharian masyarakat yang terus berubah. Di tengah modernisasi industri, ekspresi budaya masih ditemukan dalam festival, pertunjukan tradisional, maupun kegiatan komunitas lokal yang melestarikan seni dan bahasa. Bahkan acara modern seperti festival budaya lintas negara turut hadir di Cikarang, menunjukkan betapa kreativitas masyarakat Indonesia berpadu dengan pendatang internasional dalam sebuah ruang budaya yang inklusif. Melihat kekayaan tersebut, Cikarang layak disebut sebagai contoh bagaimana sebuah kawasan industri tetap menyimpan identitas budaya yang hidup: berakar pada tradisi lokal namun terus beradaptasi dalam arus modernisasi tanpa kehilangan esensinya.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”








































































