Hingar bingar koperasi desa merah putih terasa gaungnya hampir diseluruh desa di Nusantara. Tidak dapat dipungkiri sampai saat ini desa masih menjadi tulang punggung pembangunan nasional. Menurut BPS sampai akhir tahun 2024 jumlah desa dan kelurahan sebanyak 84.048, dimana lebih dari 75 ribu terdiri dari desa yang terletak di daerah pinggiran.
Pembentukan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih dengan segala dinamikanya merupakan salah satu strategi pemerintah guna terciptanya kemandirian warga desa. Sampai saat ini desa masih identik dengan kemiskinan dan keterbelakangan, meski tiap tahunnya menurut data IDM (Indeks Desa Membangun) jumlah desa berkategori mandiri, maju dan berkembang terus bertambah, sedangkan desa berkategori tertinggal dan sangat tertinggal terus mengalami penurunan.
Diterbitkannya Inpres No. 9 Th 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih berdampak pada desa – desa guna secepatnya membentuk Kopdes termasuk organ penyelenggaranya meski terkesan di paksakan. Pada satu sisi Kopdes yang dibentuk nantinya diharapkan mampu bertahan seterusnya serta konsisten dan tidak sekedar “obong blarak” saja. Oleh karenanya seluruh organ koperasi dari mulai anggota, pengurus maupun pengawas hendaknya sedari awal memilliki niatan yang kuat guna mewujudkan koperasi yang mampu membawa keuntungan bagi segenap anggotanya yang berasal dari warga masyarakat lokal desa.
Pada sisi lain adanya Kopdes merupakan bentuk nyata ekonomi kerakyatan guna meningkatkan perkonomian seperti yang tertuang dalam “asta cita” pemerintahan Prabowo-Gibran. Adanya sinkronisasi dari berbagai lembaga/kementerian diharapkan akan mempercepat laju pertumbuhan Kopdes yang berprinsip “dari, oleh dan untuk” anggotanya.
Wujud Nyata Ekonomi Pancasila
Pancasila yang diperingati setiap awal Juni menyimpan makna filosofis yang sangat mendalam. Pancasila merupakan perwujudan dari karakter asli Bangsa Indonesia yang didalamnya terdapat nilai kebersamaan, tolong menolong, gotong royong yang telah mengakar dari jaman nenek moyang kita. Sebagai Ideologi Negara, Pancasila harus mampu di implementasikan dalam segala aspek kehidupan tidak terkecuali dalam bidang ekonomi.
Gagasan Koperasi Desa Merah Putih yang dibentuk selaras dengan pola hidup masyarakat desa yang ditandai dengan terjaganya semangat kekeluargaan dan kebersamaan. Secara eksplisit Pasal 2 UU No. 25 Th 1992 tentang Perkoperasian dimana koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan. Bagi masyarakat desa asas kekeluargaan sampai saat ini masih sangat kental dan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Didalam Kopdes terkandung jati diri Bangsa Indonesia yang tercantum dalam nilai-nilai Pancasila.
Menurut Bung Hatta, koperasi selaras dengan sistem sosial asli yang berakar dari adat istiadat Bangsa Indonesia yakni kolektivisme-religius, masyarakat yang gemar tolong menolong dan percaya pada kekuatan sendiri (self help). Pemikiran Bung Hatta tersebut sangat relevan dengan kondisi sosial masyarakat pedesaan di Indonesia, yang mana warga desa merupakan masyarakat yang bersandar pada sifat paguyuban (bersama) bukan patembayan (individu).
Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih merupakan wujud implementasi dari sistem ekonomi Pancasila, yakni sistem perekonomian yang didasarkan dan dibangun pada Ideologi Pancasila dan UUD 1945. Sudah sangat jelas jika dalam Ideologi Pancasila intisarinya didasarkan pada nilai-nilai kekeluargaan dan gotong royong, sedangkan dalam konstitusi negara pemikiran pembentukan Kopdes berdasarkan pada Pasal 33 UUD 1945. Sistem ekonomi Pancasila subyek utamanya yakni rakyat yang berdaulat hal ini sejalan dengan prinsip pokok koperasi yakni menjadikan anggota sebagai aktornya.
Kisah kejayaan Koperasi Unit Desa (KUD) yang dulu pernah ada pada masa Orde Baru nampaknya akan terulang jika Kopdes Merah Putih dijalankan penuh dengan kesungguhan dan keyakinan para anggotanya. Oleh karenanya BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) selaku penjaga marwah Ideologi Bangsa hendaknya berbangga dan terus mendorong tumbuh kembangnya Koperasi desa. Hal ini sangat penting artinya bagi Bangsa Indonesia sehingga degradasi implementasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak terjadi. Harapan kedepannya Ideologi Pancasila lebih mantap dan tetap terjaga selaras dengan pertumbuhan perekonomian warga sesuai tujuan Bangsa Indonesia.
