Bandar Lampung, (22/04) – Dalam upaya menanamkan nilai kepemimpinan sekaligus pengabdian kepada masyarakat, Calon Guru PPG Prodi Bahasa Indonesia B, Kelompok 2, menggelar kegiatan pelatihan pembuatan kerajinan tangan buket bunga bagi anak-anak di Yayasan Panti Asuhan Bussaina Lampung. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, tepatnya pada tanggal 19 dan 20 April 2025, disambut hangat oleh pengurus panti dan berlangsung dengan penuh antusiasme.
Pelatihan ini difokuskan pada pembuatan kerajinan tangan buket bunga dari bahan sederhana, seperti kertas krep dan plastik serta kawat buku, yang dirangkai menjadi bentuk menarik dan memiliki nilai estetika. Para peserta pelatihan, yakni anak-anak panti asuhan Bussaina tidak hanya diajarkan teknik dasar kerajinan, tetapi juga dilatih untuk berpikir kreatif dan teliti dalam setiap langkah proses pembuatan.
“Kami ingin kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang belajar keterampilan saja, tapi juga membangun rasa percaya diri dan kemandirian anak-anak,” ujar Rizky, salah satu peserta PPG dan ketua pelaksana kegiatan.
Anak-anak Panti Asuhan Bussaina menunjukkan semangat luar biasa sepanjang pelatihan. Mereka mengikuti setiap sesi dengan serius dan bersemangat mencoba berbagai teknik baru. Hasil kerajinan yang mereka buat pun beragam, menunjukkan kreativitas masing-masing peserta.
“Kami senang sekali dan berterima kasih. Kakak-kakak dari PPG sabar dan baik dalam mengajarkan. Sekarang saya dan teman-teman saya jadi tahu cara buat buket bunga yang cantik,” ungkap Moza (12 tahun), salah satu anak panti yang mengikuti pelatihan.
Pihak panti pun menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan ini. Menurut pengurus panti, kegiatan semacam ini sangat bermanfaat bagi anak-anak.
“Pelatihan ini memberikan pengalaman baru bagi anak-anak kami. Mereka tidak hanya mendapatkan keterampilan, tetapi juga perhatian dan motivasi dari para calon guru yang peduli,” jelas Tarmidzi, pengurus utama di Panti Asuhan Bussaina.
Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek kepemimpinan dalam rangkaian Pendidikan Profesi Guru. Para calon guru berharap, pelatihan seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi kegiatan sosial edukatif di masa mendatang.
“Semoga ini bukan akhir, tapi awal dari kolaborasi yang lebih luas antara dunia pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat,” tutup Rizky.
Dengan semangat gotong royong dan dedikasi tinggi, para calon guru ini membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya terbatas di ruang kelas, tetapi juga menyentuh langsung hati dan kehidupan masyarakat. (RH)