Museum Multatuli, yang berlokasi di Jl. Alun-Alun Timur No. 8, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, berdiri hanya beberapa langkah dari alun-alun kota. Museum ini dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat (UPT Museum Multatuli). Secara resmi, museum ini merupakan museum umum Tipe C, sesuai klasifikasi dari Kementerian Kebudayaan.
Sejarah Singkat yang Menghidupkan Ruang Pamer
Nama Multatuli diambil dari nama pena Eduard Douwes Dekker, tokoh Belanda yang dikenal karena kritik kerasnya terhadap praktik kolonialisme di Hindia Belanda. Multatuli sempat menjabat sebagai asisten residen di Lebak dan tiba pada 21 Januari 1856. Meski masa jabatannya singkat, pengalaman dan kegelisahan yang ia rasakan kemudian melahirkan karya monumental Max Havelaar, sebuah novel yang membuka mata dunia tentang penindasan kolonial.
Gagasan inilah yang menjadi dasar pendirian Museum Multatuli museum yang bertujuan menghadirkan narasi sejarah kolonialisme, perjuangan antikolonial, dan sejarah lokal Lebak secara jujur dan terbuka. Museum ini dibuka untuk umum pada 11 Februari 2018.
Tema Besar & Tujuan Utama Museum
Museum Multatuli mengusung tema antikolonialisme, dengan fokus pada refleksi sejarah kolonial di Indonesia, khususnya Lebak. Melalui kurasi narasi dan koleksi, museum ini berupaya menumbuhkan kesadaran kritis tentang masa lalu, serta menegaskan pesan tentang keadilan sosial.
Visi dan misinya meliputi:
– Mendokumentasikan sejarah dan budaya Lebak.
– Mengedukasi masyarakat melalui koleksi kolonialisme, arsip sejarah, dan budaya lokal.
– Menyediakan ruang kreatif, interaktif, serta berbasis teknologi sehingga museum menjadi tempat belajar yang hidup bukan hanya rak penyimpanan artefak.
Ruang Pamer & Koleksi Menarik
Museum Multatuli memiliki tujuh ruang pamer yang disusun tematis, mulai dari sejarah kolonialisme, perjalanan hidup Multatuli, sejarah Lebak, hingga ruang multimedia.
Beberapa koleksi penting yang ditampilkan antara lain:
– Edisi pertama novel Max Havelaar.
– Ubin dan artefak bangunan yang terkait dengan tempat tinggal Multatuli.
– Litografi dan ilustrasi wajah Multatuli.
– Peta lama wilayah Lebak dan arsip-arsip kolonial.
– Surat-surat, dokumen sejarah, dan rekaman visual yang memperkaya pemahaman pengunjung.
– Karya seni kontemporer, terutama yang muncul dari festival dan kegiatan seni lokal sebuah bentuk dialog antara sejarah dan ekspresi kreatif masa kini.
Koleksi-koleksi ini memadukan pendekatan historis dan artistik sehingga pengalaman berkunjung terasa lebih segar dan interaktif.
Jam Operasional & Harga Tiket
Museum Multatuli menerapkan jam kunjung sebagai berikut:
– Selasa–Jumat: 08.00–16.00 WIB
– Sabtu–Minggu: 09.00–15.00 WIB
– Senin & Libur Nasional:Tutup
Dengan harga yang ramah, museum ini menjadi destinasi edukatif yang mudah diakses berbagai kalangan.
Peran Museum bagi Masyarakat
Museum Multatuli tidak hanya menjadi tempat menyimpan sejarah, tetapi juga ruang pembelajaran bagi masyarakat. Museum ini berfungsi sebagai wahana edukasi bagi generasi muda, wisatawan, hingga peneliti yang ingin memahami kolonialisme, perjuangan antikolonial, serta sejarah lokal Banten.
Bagi masyarakat Lebak, museum ini merupakan simbol kebanggaan daerah—representasi dari upaya merawat identitas, menjaga warisan budaya, dan menceritakan kembali sejarah dengan jujur. Kehadiran elemen multimedia, pameran seni, hingga ruang interaktif membuat museum menarik bagi keluarga, pelajar, dan pengunjung yang ingin berpikir sekaligus berekreasi.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”









































































