Aksi demonstrasi besar di sejumlah titik ibu kota pada Jumat (29/8/2025) malam berujung ricuh. Massa tak bertanggung jawab dilaporkan merusak dan membakar sejumlah fasilitas umum, terutama halte TransJakarta (TiJe).
Hingga Sabtu (30/8/2025) pagi, dilaporkan ada tujuh halte TransJakarta yang hangus terbakar. Sebagian besar berada di kawasan pusat kota Jakarta yang menjadi titik konsentrasi massa.
Selain pembakaran, beberapa halte lain juga mengalami vandalisme dan perusakan fasilitas, yang diperkirakan akan menambah beban biaya perbaikan.
Kerusakan halte TransJakarta ini bukan hanya menimbulkan kerugian aset, tetapi juga berpotensi mengganggu mobilitas ribuan warga Jakarta yang setiap hari mengandalkan TJ sebagai moda transportasi utama.
Halte TransJakarta kerap menjadi sasaran kemaran warga saat berunjuk rasa. Pada aksi demo menentang Omnibus Law pada 2020, sebanyak 25 halte juga dirusak dengan total kerugian sekitar Rp 65 miliar.
Pada aksi demo 2019 menentang revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebanyak tiga halte juga dirusak. Perusakan ini tentu saja merugikan bukan hanya pemerintah DKI tetapi juga masyarakat.
Berapa Halte dan Penumpang TransJakarta?
TransJakarta secara resmi diluncurkan pada 15 Januari 2004. Pada awal pengoperasian, TransJakarta hanya memiliki 1 koridor (Koridor 1: Blok M – Kota).
Ekspansi terus dilakukan hingga kini menjangkau 14 koridor. Koridor dengan halte terbanyak adalah koridor 9 dengan rute Pinang Ranti – Pluit. Koridor ini memiliki 30 halte.
Uji coba fungsional Halte Bundaran Senayan tercatat kurang dari 7×24 jam pasca mengalami insiden pembakaran dan perusakan. Menurut Welfizon, hal ini menjadi simbol hasil kolaborasi yang berjalan sangat baik, sehingga semua bisa diselesaikan lebih cepat dibanding target yang kami tetapkan sebelumnya.
Para masa berasal dari berbagai wilayah mulai dari Bekasi, Bogor, Cikarang, Depok, Jakarta, dan Tanggerang. Masa aksi di dominasi oleh mahasiswa dan masyarakat umum seperti pengemudi ojol bahkan anak SMA, dan SMK ikut pula andil dalam aksi demonstrasi tersebut.

Akibat dari aksi demonstrasi tersebut yang berujung dengan pengrusakan fasilitas umum seperti, halte transjakarta, pos polisi, mobi polisi, bahkan penjarahan yang dilakukan di beberapa titik mengakibatkan perlambatan dan menurunnya aktivitas pengguna transportasi umum.
Terdapat beberapa halte transjakarta yang terbakar dan terjarah yang terjadi pada Sabtu, 30 Agustus 2025 diantaranya: Halte Bundaran Senayan, Halte Senayan Bank Jakarta, Halte Polda Metro Jaya, Halte Gerbang Pemuda, Halte Senen Sentral, dan Halte Senen Toyota Rangga.
Imbasnya dari perusakan fasilitas umum tersebut, berdampak negatif bagi masyarakat karena, mereka yang biasa nya menggunakan trasum akan terhambat yang seharusnya mereka turun atau transit di halte Bundaran Senayan kini mereka harus turun atau transit di halte terdekat dan membuat aktivitas Transjakarta terganggu dan tidak berjalan seperti biasanya.
Semoga kita dapat bercemin kembali kedepan tentang kejadian yang menimpa kita semua, dan semoga tidak ada lagi kasus-kasus yang sama selanjutnya semoga Jakarta menjadi kota yang baik dan aman sejahtera bagi masyarakat.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”
































































